Flashback
"jennie, appa ingin bicara padamu"
Aku yg hendak menaiki anak tangga langsung menoleh ke arah suara. Appa berdiri tidak jauh dari ku, wajah nya tanpa ekspresi seperti biasa tapi sorot mata nya sedikit lebih tajam. Aku tidak tau ada apa, jadi aku langsung menghampiri nya.
"kenapa appa?"
"kita ke ruang tamu"
Appa berjalan duluan dan langsung duduk di sofa, karena seperti nya appa kali ini kurang ramah, aku duduk di depannya pada sofa yang berbeda.
"jujur pada appa, apa yang terjadi antara kau dengan lisa?"
"aku berteman dengan nya appa, kalian tau bahwa slama ini jennie dekat dengannya."
"apa tidak ada hal lain yang kalian sembunyikan?"
Aku mulai gelisah dengan pertanyaan appa ku, aku berfikir bahwa dia telah mengetahui semua nya. Aku hanya bisa diam untuk menenangkan hati dan sedikit menundukkan kepala.
"tidak appa, kami hanya berteman dekat."
Appa menghela nafas nya dengan keras.
"appa tau apa yang kamu sembunyikan jennie. Sekarang appa minta jauhi lisa dan jangan pernah lagi bertemu dengan nya."Aku kaget dengan ucapan appa, hati ku seperti ditusuk dengan pisau dan badanku bergetar menahan tangis. Bagaimana bisa aku menjauh dari orang yg aku cintai.
"bagaimana bisa appa?"
"tidak ada penolakan, atau appa akan memindahkanmu ke tempat lain di luar kota."
Appa beranjak untuk meninggalkan ku yang masih terdiam karena kaget. Tapi kemudian aku memberanikan diri untuk mencegah nya.
"apa alasan mu appa? Appa tidak tau apapun, kami hanya berteman."
Aku masih mempertahankan diri. Aku tidak mau menyerah. Kulihat appa berbalik dan mendekatiku lagi.
"appa melihat kalian berciuman tadi di kamarmu. Apa itu tidak cukup membuktikan bahwa kalian diluar batas? Apa yang kau pikirkan jennie? kau anak perempuan appa satu satu nya. Jangan membuat malu dengan kelakuan mu. Kau harus tau bahwa hubungan seperti itu tidak dapat diterima. Jadi sekali lagi appa minta, jauhi lisa dan jangan pernah menemui nya lagi. Sebelum appa melakukan hal yang lebih tegas pada mu."
Aku tersentak, benar firasatku tadi saat kami dikamar, ada seseorang dibalik pintu yang memperhatikan. Tapi aku tidak berfikir jauh kesana.
"tapi aku mencintai nya appa, aku bahagia. Kenapa appa tidak memberikan kesempatan dengan jalanku sendiri? Selama ini lisa yang selalu menemaniku appa."
"cinta mu hanya proses perjalanan masa muda jennie. Semua akan berubah, appa tidak mau kau menyesal nanti nya. Jadi appa harap kau tidak menentang keputusan yang appa buat. Atau jika kau masih berkeras, appa akan menemui orang tua lisa untuk menjauhkan anak nya dari mu."
"jangan lakukan itu appa, cukup appa memperingatkan ku, jangan pernah mengancam keluarga lisa. Jennie mohon pada appa, beri jennie kesempatan untuk memilih."
Aku berlutut pada appa ku sendiri. Berharap dia mau berbelas kasih dengan hubunganku yang sudah tidak bisa kusembunyikan. Aku menunduk dan mengepalkan tanganku, mencoba menahan tangisku.
"bereskan pakaian mu, besok kita berangkat ke daegu, kita akan disana selama masa liburanmu."
Aku mengangkat kepala tidak percaya, apa yang appa katakan. Dia sama sekali tidak mau mendengarkanku. Dan apa dia lupa bahwa aku masih harus menyelesaikan kegiatan sekolah.