"huff,, lelah nya."
Aku memejamkan mata bersandar pada salah satu kursi yang ada di dalam ruangan yang tidak terlalu luas ini. Kegiatan hari ini cukup melelahkan, menguras energi dan pikiranku.
"kau sedang apa jennie?" tanya seseorang yang baru tiba entah dari mana.
"unnie?. aku sedang istrahat sebentar. Ada apa unnie datang kesini?" tanyaku yang cukup terkejut dengan kedatangannya.
"aku hanya ingin melihat hasil kerja kalian." jawab jiso sambil terus tersenyum.
"apa kau mengajak rose?" tanya ku lagi penasaran.
"tidak jennie, aku hanya sendiri dari rumah,tadi aku janjian dengan hanbin, tetapi kurasa dia belum datang." kulihat jiso melihat sekeliling, mungkin dia mencari hanbin.
"apa unnie sudah makan siang?" tanyaku lagi jujur aku merasa lapar sekarang. Aku hanya makan sedikit saat sarapan tadi dirumah.
"belum, kita tunggu hanbin sebentar kemudian kita makan bersama. "
"lebih baik kita menunggu nya di kantin saja unnie, aku sudah sangat lapar." ucapku.
"baiklah, aku akan mengirim pesan pada nya. Ayo jennie." jiso menarik tanganku dannkami jalan berdampingan menuju kantin.
Jiso sudah menyerahkan jabatan ketua osis pada lucas sesaat sebelum ujian akhir mereka. Pada saat dia menjadi ketua panitia acara busan kemarin, itu adalah yang terakhir bagi nya.
Sekarang, aku sedang sibuk dengan persiapan acara perpisahan untuk kelas 12 angkatan lisa dan jiso unnie yang akan dilakukan minggu depan. Pengumuman kelulusan sudah di umumkan beberapa hari lalu dan mereka semua lulus. Aku senang mengetahui bahwa lisa adalah peringkat pertama sebagai lulusan terbaik dan dia akan menerima hadiah saat nanti acara perpisahan. Aku sebagai kekasihnya sangat bangga, aku pikir dia tidak serius dalam study nya tapi ternyata dia orang yang cerdas.
Lisa tidak pernah menunjukkan bahwa dia pintar. Sikapnya yang cuek dan arogan membuatku berfikir lisa lebih menyukai karate nya di banding sekolah nya. Dan dugaan ku salah.
Acara perpisahan nanti akan diadakan di aula besar sebuah hotel yang ada di pusat kota seoul. Sekolah sengaja menyewa tempat yang lebih besar karena para orangtua murid akan datang menyaksikan perpisahan anak nya.
Oleh karena itu aku sangat lelah, mengkoordinir segala hal dan bolak balik antara sekolah dan gedung itu. Aku bertanggung jawab untuk mengatur persiapan acara bersama dengan panitia lainnya.
Jiso unnie masih punya tanggung jawab dengan kami, dia masih selalu memantau progress kerja kami.
Kami sampai di kantin. Karena kegiatan belajar mengajar sudah tidak ada jadi hanya ada satu pedagang yang buka dan kantin terlihat sangat sepi kecuali hanya beberapa siswa yang merupakan panitia osis seperti ku. Semua siswa sudah dalam masa liburan panjang nya.
"cuma ada satu kantin yang buka jennie." jiso unnie berkata sambil mata nya melihat sekeliling.
"kita makan yang ada aja unnie, aku lelah jika harus membeli di luar."
"baiklah aku pesan dulu, kau tunggu disini."
Aku langsung duduk di tempat yang sudah ditunjuk jiso. Beberap menit kemudian dia datang dengan nampan berisi makanan di tangannya. Kami langsung makan karena jujur saja aku sangat lapar.
"apa lisa tidak kesini jen?" jiso unnie bertanya di sela makan kami.
"dia akan menjemputku nanti sore unnie, setelah kerjaanku selesai." jawabku sambil terus mengunyah makanan.