7. Sunday

1.3K 112 2
                                    

"apa yang akan kamu beli jennie? Apa kau hanya akan menemani eomma tanpa membeli apapun?" eomma menoleh kearah ku yang sedang mendorong troli belanjaan besar yang sudah terisi setengah.

Akhir pekan ini aku sudah berjanji pada eomma untuk menemani belanja keperluan untuk satu bulan kedepan di salah satu swalayan besar di Seoul. Aku yakin ini akan menjadi lama,  karena memang eomma senang sekali menghabiskan waktu di tempat belanja.

"aku akan eomma,  apa sudah cukup yang eomma beli?" kulihat eomma langsung memeriksa kertas yang ku kira adalah catatan belanjaannya.

"seperti nya cukup,  semua sudah lengkap." kemudian dia melipat kertas itu dan menyimpan di kantong celana nya.

"baiklah,  aku akan membeli beberapa eomma." aku mulai berkeliling mencari kebutuhanku, sedangkan eomma berjalan disamping. Dia banyak bicara hari ini, aku yakin dia sedang dalam suasana hati yang senang.

Tidak sulit menemukan apa yang aku beli karena memang semua yang ada di sini lengkap. Walau sudah menghabiskan waktu 3 jam,  aku dan eomma sama sekali tidak merasa lelah.

Aku mengecek kembali belanjaan yang telah aku pilih dan kurasa sudah cukup.

"seperti nya cukup,  kita ke kasir eomma."

Kami menuju kasir yang lumayan agak jauh di depan dekat pintu masuk. Aku hanya menatap lurus disepanjang lorong hingga saat setengah perjalanan ada seseorang yang aku yakin sedang memperhatikanku dari ujung lorong rak yang berisi makanan ini. Kenapa dia menatapku seperti itu,  batinku dalam hati.

Aku melewati nya tanpa menghiraukan tatapannya yang menurutku sangat aneh.

"hei."

Aku mendengar suara nya tapi aku tidak berhenti berjalan karena menurutku aku tidak mengenalnya.

"jennie."

Aku dan eomma berhenti, menoleh kearah nya. Aku sedikit mengkerutkan keningku.

"apakah benar kau jennie?" orang ini berjalan menghampiriku dan eomma.

"maaf, apakah kita pernah bertemu?" tanyaku penasaran.

"hallo eomonni" dia membungkuk menyapa eomma dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman, kemudian menoleh kearahku lagi. "apa kau tidak mengenalku? Kita satu sekolah saat di junior high school dulu."

Aku sedikit berfikir dan masih diam. Aku mengingat siapa saja temanku dulu.

"aku chahe, seniormu." ucapnya lagi dan kemudian dia tersenyum. Aku melihat keatas mencoba untuk mengingat dan kemudian menatap nya lagi.

"chahe sunbae? Emm,, owh iya, apakah kau salah satu anggota taekwondo? Aku seperti nya sering melihatmu saat latihan."

"betul jennie."

"tapi kenapa kau mengenalku? bahkan kita belum pernah bertegur sapa sebelum nya sunbae." aku bertanya lagi karena memang aku tidak terlalu mengenalnya.

"kau anggota osis dulu,  bagaimana aku tidak mengenalimu? Bahkan aku yakin satu sekolah pasti kenal denganmu jennie." jawabnya sambil terkekeh. Memang benar, siapa pun yang menjadi anggota osis pasti akan dikenal oleh semua siswa bahkan semua guru.

"kau berbeda sunbae,  seingatku dulu rambutmu panjang. Maaf aku tidak mengenalimu tadi." dia tersenyum dengan perkataanku. Aku tidak mengenalinya karena sekarang rambut nya jauh lebih pendek, hanya sebatas bahu nya.

"tidak apa jennie,  lagipula kita hanya saling melihat saja dulu. Owh iya apa kau sudah selesai dengan belanjaanmu?" tanya nya kembali dan memperhatikan troli yang ada di depanku.

Me,  My Self and You 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang