Author pov
Suasana aula salah satu hotel di pusat kota seoul sudah ramai dan penuh sesak dengan banyak nya orang yang berdatangan.
Kursi lipat tersusun rapi membentuk barisan yang sejajar, meja panjang dihias dengan tanaman kecil dalam pot tepat di bawah panggung utama yang luas dengan hiasan yang meriah.
Ini bukan acara pesta ulang tahun atau pernikahan. Tetapi acara perpisahan kelas 12 yang akan segera dilaksanakan dalam beberapa menit lagi. Walaupun dekorasi terlihat mewah dan meriah tetap saja acara ini merupakan acara yang akan membuat rasa sedih dan haru dirasakan banyak orang.
Para panitia sudah sibuk sedari pagi bahkan sangat pagi untuk memulai nya, tetapi mereka tetap bersemangat dengan tugas yang mereka emban.
Tetapi ada hal yang membuat mereka sedikit kewalahan karena sampai acara akan dimulai salah satu panitia belum juga menampakkan wajah nya. Padahal dia memegang peran penting dalam kepanitiaan.
"lucas, apa dia belum juga hadir sampai sekarang?" tanya salah satu panitia pada ketua osis yang sedari tadi bolak balik memeriksa semua persiapan.
"aku belum melihat nya dan semua pesan ku tidak ada yang di balas. Bahkan dia tidak bisa di hubungi jinny." jawab lucas kepada orang yang bernama jinny itu.
"bagaimana ini, kita butuh dia sekarang." ucap jinny dengan wajah panik nya.
"kau tunggu saja dan bantu yang lain, aku akan membaur dengan para tamu disana siapa tau aku bertemu dengan seseorang yang bisa kutanyai."
Setelah mengatakan itu lucas ke tengah ruangan dan menelusuri sekeliling dengan mata nya. Dia berharap bisa menemukan salah seorang yang menurut nya dekat dengan panitia yang belum datang ini.
Saat dia berjalan menyusuri mereka satu persatu akhirnya lucas melihat orang yang sangat dia kenal sedang duduk manis dalam kursi yang disediakan dan bicara dengan temannya yang lain disebelah nya.
"jiso unnie." sapa lucas saat sudah berada di depan jiso.
"hey lucas,, ada apa?" tanya jiso langsung.
"bisa ikut aku sebentar? Ada yang ingin ku tanyakan padamu."
"baiklah."
Jiso beranjak dari kursi nya kemudian mengikuti lucas kesudut yang dirasa jauh dari kerumunan dan agak sepi. Dia sengaja melakukan itu.
"ada apa lucas?" tanya jiso lagi.
"apa kau punya kontak jennie yang lain? Atau kau tau dimana dia?" tanya lucas to the point.
"memang kenapa dengan nomor nya? Aku belum melihat nya sedari tadi. Aku pikir dia sibuk di belakang sana." ucap jiso sambil menunjuk ke belakang panggung yang memang semua panitia akan disana.
"nomor nya tidak bisa dihubungi dan dia belum datang hingga detik ini. Apa kau tau sesuatu?" tanya lucas lagi dengan wajah nya yang masih terlihat sangat panik.
"aku sama sekali tidak tau. Tapi aku akan menanyakannya pada seseorang. Jika aku tau kabar nya, aku akan menelfonmu." jiso menjanjikan supaya lucas lebih tenang.
"terima kasih unnie, aku akan menunggu telfonmu. Jika kau mencariku, aku di belakang panggung. "
Mereka akhirnya berpencar. Lucas kembali melakukan tugas nya, sedangkan jiso mencari seseorang yang pasti tau keberadaan jennie.
Jiso tidak melihat orang itu dalam barisan siswa sehingga dia ke barisan paling belakang tempat dimana para orang tua berkumpul dan duduk manis di tempat yang disediakan khusus untuk mereka.