"Lisa"
Aku menoleh kearah suara dibelakangku. Dan kulihat jiso berdiri disana. Aku kaget karena yang aku tau dia sudah tertidur tadi dengan dengkuran pelan dari mulutnya.
"bukankah kau sudah tidur?" tanyaku kemudian jiso duduk disamping ku.
Aku mencoba untuk membersihkan sisa air mata di pipi ku, dan ku tau jiso memperhatikan ku. Kemudian aku menatapnya dan berusaha menahan sisa isakanku. Dada ku masih terasa sesak, tapi aku harus kuat kali ini.
"suara isakanmu mengganggu tidur ku lisa. Apa yang kau pikirkan?" tanya nya padaku heran kemudian dia duduk disampingku.
"aku hanya terbawa suasana chu, aku merindukan jennie." ucapku lirih.
"kenapa kau tidak mengajaknya untuk kembali padamu lisa. Kurasa kalian masih saling mencintai walau entah mengapa jennie berubah. Aku tidak mengerti lisa, tapi aku tau bahwa kalian punya perasaan yang sama."
Aku menghela nafas dan kembali menatap bintang. Langit sangat cerah malam ini. Aku terdiam sesaat dengan jiso yang menatap langit juga.
"ada sesuatu yang menghalangi kami chu." jawabku singkat.
Jiso menoleh kearahku lagi dan aku hanya meliriknya saja. Dia pasti penasaran dengan perkataanku.
"ceritakan padaku, jangan kau simpan sendiri dan menangis seperti ini."
Aku menghela nafas, aku berfikir apakah sudah waktu nya aku bercerita. Dan kemudian aku putuskan untuk menceritakan padanya saja, mungkin ini akan sedikit mengurangi beban di hati ku. Aku sudah tidak bisa lagi menahan ini sendirian.
"kau tau bahwa aku bertemu eomma jennie setelah jennie memutuskan hubungan kami? Aku menemui nya dan bicara empat mata dengan nya chu."
"ya, kau sudah mengatakan akan menemui nya padaku dan seulgi malam itu." jawab jiso dan aku mengangguk.
"aku akan menceritakan apa yang eomma katakan padaku."
"aku akan selalu mendengarmu lisa. Cepatlah."
Jiso terlihat sangat serius dan antusias. Kemudian aku mulai menceritakan semua nya.
Flashback on
"eomma akan menceritakan sesuatu padamu, tapi bersikaplah dewasa lisa. Eomma percaya padamu."
Aku langsung menganggukkan kepala dan mulai serius menatap eomma. Dia sedikit kebingungan dengan apa yang akan dia katakan. Eomma selalu saja menarik nafas nya dengan kasar dan beberapd kali menggeser duduk nya.
"katakan saja eomma, lisa akan mendengarkan nya." akhirnya aku membuka suara karena eomma masih terlihat tidak nyaman.
"kami sekeluarga sudah mengetahui hubungan kalian lisa. Antara kamu dengan jennie dan cinta terlarang kalian."
Bagai tersambar petir di siang bolong, aku terdiam dan wajahku seperti nya mulai pucat. Apakah ini alasan jennie menghindar dariku.
Aku menundukkan kepala dan mengepalkan tanganku. Aku gelisah, entah apa yang kurasakan lagi tapi aku seperti ingin meluapkan emosi ku dan berteriak.
"eomma tidak marah dengan kalian, tapi ada hal yang harus kamu tau lisa. Eomma berharap kalian menjauh satu sama lain. Eomma hanya ingin yang terbaik untuk kalian berdua."
"tapi aku sangat mencintai jennie. Apakah ada tekanan di dalam rumah ini sehingga membuat nya berubah terhadapku eomma?"
Tanyaku lagi penasaran karena aku yakin karena mereka sudah mengetahui nya, bisa jadi jennie dalam tekanan dan memilih untuk meninggalkanku.