Lisa pov
"unnie, makan malam sudah siap."
Aku terbangun karena mendengar suara soi di balik pintu. Saat aku bergerak, tubuhku terasa berat. Aku melirik kebawah dan kulihat jennie masih terlelap dalam pelukanku. Aku tersenyum dan membelai wajah cantik nya.
"tunggu saja, aku akan turun." ucapku kemudian aku tidak mendengar suara soi lagi. Kupikir dia sudah kembali ke ruang makan. Untung saja pintu sudah aku kunci, jadi tidak akan ada yang bisa masuk kesini.
Aku masih menatap kekasihku ini, mengingat kejadian tadi membuatku bahagia, jennie sangat tau apa yang aku butuh dan aku mau. Dia menjadi sangat agresif siang ini hingga aku cukup lelah mengimbangi nya. Kami masih dalam keadaan telanjang dan hanya ditutupi selimut.
"honey" ucapku sambil terus menelusuri wajah nya dengan jariku.
"hmm" gumamnya pelan.
"bangun sayang, waktu nya makan malam." kulihat dia membuka mata nya dan mendongak ke arahku.
"aku masih lelah." ucapnya dengan suara serak itu. Sungguh aku jadi ingin melakukan lagi.
"kita makan dlu, soi sudah menunggu."
Jennie bergerak dan melepaskan pelukannya. Dia duduk disampingku dengan mata yang masih terlihat mengantuk.
"aku akan membersihkan diri sebentar, tunggu." kemudian dia mengambil baju yang berserakan di lantai dan menuju kamar mandi. Aku mengambil baju ku juga dan menunggu nya di sofa.
Kami berjalan menuju meja makan. Setelah beberapa menit membersihkan diri dikamar. Di meja makan sudah tersedia banyak makanan. Ada mommy, daddy dan soi yang sudah menunggu kami.
"kalian lama sekali." ucap daddy saat aku sudah duduk disamping nya.
"aku dan jennie tertidur dad, untung soi membangunkan." ucapku sambil mengambil makanan. Andai saja mereka tau kami tertidur karena apa. Hehee,,
"kau tau, cacing di perut daddy sudah protes." keluhnya lagi sambil mengelus perut nya yang buncit itu.
"daddy berlebihan." ucapku cuek. Dan dia terkekeh.
"makan yang banyak jennie, jangan dengarkan mereka. " kali ini mommy yang bicara. Jennie tersenyum disampingku dan mulai memakan makananya.
Kami makan dengan tenang. Hanya ada suara dentingan piring yang terbentur sendok. Kurasa kali ini mommy yang memasak karena rasa nya berbeda dengan masakan maid.
"apakah mommy memasak makanan ini?" ucapku saat makananku sudah habis.
"ya, mommy sengaja memasak semua ini spesial untuk mu." ucapnya dan melihat kearahku
"tumben, ada apa?" tanyaku penasaran.
"bukankah ini hari terakhir kau ujian lisa, mommy hanya ingin memberikan hadiah sederhana."
"terima kasih mom, kau yang terbaik." ucapku kemudian aku mencium pipi nya.
"jennie, apa kau akan menginap?" tanya daddy memotong perbincanganku dengan mommy.
"tidak dad, jennie minggu depan ujian. Jadi kemungkinan nanti jennie akan pulang."
"fokuslah, jangan hiraukan manoban ini jika dia mengganggumu." ucap daddy sambil melirik ku.
"aku tidak pernah mengganggu jennie dad." protesku dan daddy hanya terkekeh.
"aku hanya mengingatkan jennie." daddy tidak mau kalah, lelaki tua ini menyebalkan.