39. Sorry

1.4K 106 2
                                    

Lisa pov

Aku bangun pagi sekali dan berencana untuk datang kerumah jennie. Seperti nya harus aku percepat datang kesana. Aku tidak mau menunggu terlalu lama lagi, semua masalah harus selesai.

Kebetulan aku tidak ada kelas jadi aku bisa kerumah jennie pagi saat disana sepi. Aku ingin bicara empat mata dengan eomma nya. Kuharap eomma bisa memberikan jawaban yang aku mau, selama ini aku merasa sangat dekat dengan eomma.

Setelah mandi dan berganti baju. Aku langsung ke ruang makan untuk sarapan. Mungkin rumah sudah sepi karena soi pasti sudah berangkat sekolah dan daddy selalu berangkat kerja pagi sekalian mengantar soi ke sekolah nya.

Tapi betapa aku terkejut saat melihat daddy masih diruang makan. Kenapa dia belum berangkat jam segini. Aku mendekati nya dan duduk disamping nya. Daddy belum menyentuh makanannya kurasa karena piring nya masih kosong. Daddy tidak menyadari bahwa aku sudah duduk disamping nya.

"pagi dad."

Kulihat daddy menoleh kearahku karena mendengar sapaanku. Sedari tadi dia hanya sibuk dengan ponsel ditangannya itu.

"pagi lisa,  apa kau tidak ke kampus hari ini?"

Daddy menyimpan ponsel di kantong celana nya kemudian menatapku dengan senyum di wajah nya.

"tidak ada kelas hari ini dad. Kenapa kau belum berangkat ke kantor?" tanyaku penasaran.

Aku mulai mengambil roti yang aku oleskan dengan selai kacang dan coklat diatas nya. Sedangkan daddy mulai mengambil nasi goreng kimci dan meletakkan diatas piring nya.

"daddy ada pertemuan bisnis nanti sebelum makan siang. Jadi lebih baik daddy menunggu di rumah saja."

"soi berangkat dengan siapa dad? Kau tidak mengantar nya?"

"tadi daddy mengantar soi pagi sekali, kemudian balik lagi ke rumah karena dad juga belum sarapan lisa."

Setelah menjelaskan padaku. Kami langsung makan tanpa bicara lagi. Aku menghabiskan roti dan juga jus mangga yang sudah disiapkan maid.

Saat aku selesai makan, aku berencana ke kamar ku, aku akan menunggu satu jam lagi untuk berangkat ke rumah jennie.

Saat aku beranjak,  daddy mengucapkan sesuatu yang membuatku duduk kembali ke kursi disamping nya.

"lisa,  daddy ingin bicara." ucapnya serius.

"ada apa dad?" tanyaku penasaran.

"apa yang sedang kau alami akhir akhir ini?"

Aku mengkerutkan keningku, bingung dengan apa yang daddy ucapkan.

"maksud daddy?"

"kau terlihat pendiam lebih dari sebulan ini lisa. Apa kau ada masalah dengan jennie? Dia tidak pernah lagi datang kesini untuk menemanimu."

Pertanyaan daddy berhasil membuatku terdiam. Aku menghembuskan nafas ku kasar. Ternyata daddy memperhatikan perubahan sikapku, kupikir tidak ada yang peduli dengan ku di rumah ini.

"ada sedikit masalah dad,  tapi aku akan menyelesaikan nya. Jangan khawatir."

"daddy hanya tidak ingin masalah ini mengganggu study mu lisa. Kau sudah tau bagaimana harus bersikap. Dan jangan sampai kau melakukan hal konyol lagi."

Aku tau bahwa daddy pasti trauma dengan apa yang aku lakukan waktu itu. Percobaan bunuh diri ku membuat semua orang sekitar selalu merasa khawatir dan sedikit protektif padaku. Mereka masih tidak percaya bahwa aku sudah berubah lebih baik.

"kejadian itu tidak akan terulang dad, aku sudah berjanji bahwa aku tidak melakukan hal konyol itu lagi. Aku akan menyelesaikan semua masalah dengan cara baik." aku meyakinkan nya dengan tatapan serius juga. Berharap daddy tidak bertanya lebih jauh karena aku tidak akan menjelaskan apapun sebelum masalah ini jelas.

Me,  My Self and You 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang