23. Annoyed

942 87 2
                                    

Jennie pov

Ada apa dengan lisa,  kenapa dia berlebihan kali ini. Tidak biasa nya dia mengabaikan teman ku seperti itu dan itu membuatku merasa tidak enak dengan chahe unnie.  Dia orang yang baik menurutku dan aku tidak merasa dia akan berlaku tidak baik.

Aku diam karena aku merasa kesal,  kali ini lisa keterlaluan. Seandainya irene tidak datang mungkin kami akan bertengkar hebat.

Aku dan lisa masih dalam perjalanan pulang. Dan dia juga masih diam sampai sekarang tanpa mau memulai pembicaraan.

Akhirnya kami tiba dirumah lisa yang terlihat sepi karena memang ini masih hari kerja orangtuanya pasti masih ada di kantor. Aku sudah menduga bahwa dia akan membawaku kesini. Kami memasuki rumah nya dan dia langsung ke kamar nya. Aku hanya mengikuti nya dari belakang.

"jika kau hanya diam,  lebih baik aku pulang lisa." ucapku memecah keheningan. Lisa sudah duduk di tepi tempat tidur nya, sedangkan aku di sofa.

Lisa menoleh ke arahku dan masih dengan diam nya itu. Tetapi beberapa menit kemudian dia membuka mulut nya.

"apa kau tidak merasa melakukan kesalahan?" tanya nya.

"apa yang aku lakukan? Harus nya aku yang marah karena kau berlebihan." ucapku serius.

"aku hanya menjaga apa yang telah menjadi milikku jennie. Harus nya kau mengerti itu. Aku tidak berlebihan." ucapnya dengan penekanan disetiap kata nya.

"tidak semua wanita seperti kita. Kau hanya akan membuat nya curiga lisa. Dia tidak tau sejauh mana hubungan kita." aku tidak mau mengalah kali ini. Kulihat lisa beranjak dan mendekati ku.

"segala kemungkinan bisa terjadi. Dan kenapa jika dia curiga,  harusnya dia tau bahwa kau kekasihku!" ucap lisa yang sudah berdiri di depanku. Mata nya menunjukkan amarah.

"aku belum siap jika orang lain tau selain sahabat kita. Dia orang lain lisa, kita tidak tau apa yang akan terjadi jika dia tau." aku meyakinkan lisa dengan suara yang sedikit lebih rendah.

"sampai kapan jennie?! Sampai kapan kita bersembunyi dari semua teman mu?" ucapnya lagi sedikit berteriak dan dia memalingkan wajah nya.

Aku mendekati nya,  aku tau dia pasti sakit dengan perkataanku. Tapi ini adalah perjanjian kami saat kami memutuskan untuk menjadi kekasih, dan lisa menyanggupi nya.

Aku memegang tangannya dan aku mengajak nya untuk duduk di sofa. Kami duduk bersebelahan.

Aku menangkup wajah nya yang mulai kemerahan,  mata nya berkaca kaca. Dia menahan tangis nya.

"honey,  aku minta maaf." ucapku kemudian aku memeluk nya. Kurasakan isakan kecil keluar dari mulut nya dan dia mulai menangis dipelukanku.

Aku mengusap punggungnya mencoba menenangkan. Kami diam beberapa menit sampai lisa sedikit tenang dan berhenti menangis.

"k-kau tau a-aku sangat takut." ucapnya sambil terisak. Kemudian aku melepas pelukanku dan memandang wajah nya. Lisa menunduk dan membersihkan air mata nya.

"honey, aku sudah berjanji bahwa aku akan selalu bersamamu. Jangan takut." ucapku. Ku belai lembut pipi nya kemudian dia menatapku.

"aku kesal jennie."

"aku minta maaf,  aku hanya belum siap sayang. Kita sudah sepakat sebelumnya." ucapku meyakinkannya.

Dia menghela nafasnya dalam dan kemudian dia memalingkan wajah nya lagi.

"aku akan menunggumu." ucapnya singkat tanpa melihat kearahku.

Aku tidak tau harus berkata apa lagi. Aku tau bahwa aku sudah melukai nya kali ini, tapi aku bisa apa. Aku masih belum siap.

Me,  My Self and You 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang