5. Choice

1.7K 133 1
                                    

Seulgi pov

Aku berdiri di depan pintu rumah seseorang paling aku sayangi. Sudah beberapa minggu aku tidak bertemu dengannya karena kesibukan masing masing, mengetahui bahwa dia lebih dulu memasuki study nya di universitas maka aku maklum dia akan sangat sibuk dengan tugasnya. Aku menekan bell beberapa kali hingga akhirnya pintu terbuka.

"hai cantik" aku menyapa gadis cantik yang berdiri didepanku. Kenapa dia semakin cantik saja,  apa kehidupan universitas menuntutnya untuk selalu terlihat seperti ini.

"gombal,  ayo masuk." aku mengikuti nya yang menuju ruang makan karena memang aku datang untuk menerima ajakan makan malam dari nya. Dia selalu sendiri drumah dengan kesibukan kedua orang tua nya,  gadis ini sangat mandiri.

"apa yang kau masak sayang?" tanyaku dan langsung duduk disalah satu kursi. Gadisku menyiapkan makanan untuk ku dan untuk diri nya seperti biasa. Dia selalu saja melayaniku dengan baik padahal dia tau aku lebih muda dari nya.

"makanan kesukaanmu,  aku yakin kau akan makan banyak malam ini."

"apa kau ingin membuatku gemuk?"

"kau akan terlihat lucu seperti beruang jika pipi mu mengembang." ucapnya dan kemudian dia tertawa, aku hanya tersenyum dan menariknya duduk disampingku.

"kau akan merasa berat nanti jika aku seperti itu irene." aku tersenyum penuh arti dan kulihat pipi nya memerah. Apakah dia malu dengan ucapanku.

"makanlah,  jgn tersenyum seperti itu." irene memalingkan muka dan mulai memakan makanannya.

Ya,  aku dan irene sudah menjadi kekasih hampir setahun ini. Aku memintanya menjadi milikku saat dia lulus sekolah tahun lalu dan tanpa aku duga dia menerima ku. Awalnya aku tidak yakin,  karena pada fakta nya irene adalah orang yang pendiam dan sedikit cuek. Aku merasa bahwa dia tidak akan mau denganku yang hanya adik kelas bagi nya. Irene sangat dewasa pemikirannya,  dan dia adalah orang yang bijak.

Walau terlihat cuek,  sebenarnya dia orang yang sangat perhatian dan peduli. Kami jarang sekali meributkan hal yang tidak penting karena dia selalu bisa menyelesaikan masalah dengan pikiran yang tenang. Tetapi jika sedang marah,  dia akan berubah menjadi seperti singa. Dan aku tidak akan berani membantah nya sebelum sesuatu mengenai kepala ku. Dia akan sangat agresif jika terganggu.

Setelah makan kami segera ke ruang tamu,  irene mengajakku menonton serial drama korea kesukaannya. Besok adalah akhir pekan, aku rasa aku akan menginap malam ini. Irene sangat senang jika aku selalu berada di samping nya.

"aku akan menemanimu malam ini." ucapku sambil mengelus lembut kepala nya yang sedang bersandar di pundakku.

"benarkah?" dia menatapku dan tersenyum.

"ya,  besok akhir pekan bukan?"

"Ne." jawabnya singkat kemudian dia kembali fokus dengan drama yang kami tonton. "hmm,  sayang apa lebih baik besok kita mengajak lisa dan yang lain main kesini?" tanya nya padaku dan aku langsung menoleh kearah nya.

"ide bagus,  apa kau merindukan mereka?"

"aku sangat rindu bersama mereka,  sudah lama sekali kita tidak berkumpul semenjak ulang tahun ku beberapa bulan lalu."

Aku tau bahwa irene akan selalu merindukan sahabat yang menemani nya saat ini.  Tapi karena kegiatan kami yang berbeda jadi kami sudah sangat jarang sekali berkumpul, dan jujur saja aku juga rindu saat dimana kami bersama.

"aku akan telfon lisa, kau hubungi jiso dan yang lain." ucapku kemudian aku segera mengambil ponsel yang sejak tadi ada di dalam saku celana jeansku.

Me,  My Self and You 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang