Satu bulan berlalu sejak lisa datang kerumah jennie. Sejak itu pula lisa sudah tidak lagi menemui jennie atau berusaha bicara pada nya lagi. Entah apa yang dikatakan eomma jennie hingga membuat lisa seperti menyerah dengan keadaan. Lisa seperti seseorang yang baru, tidak namoak semangat ataupun senyum lagi seperti biasa. Dia seperti orang yang hilang arah.
Kini lisa sedang asik menikmati makan siang nya di kantin bersama para sahabat nya. Mereka memang biasa untuk makan bersama jika memang jadwal mereka sama. Walau begitu lisa tidak banyak bicara saat berkumpul, dia hanya diam. Lisa hanya akan bicara jika sesuatu yang penting saja tentang study nya.
"kau selalu diam akhir akhir ini lisa, apa yang terjadi?"
Jiso menyadari perubahan sahabat nya itu, karena memang lisa lebih banyak diam dan menyendiri jika tidak bersama mereka. Dan lagi, lisa tidak pernah meminta jiso untuk mengajak nya ke sekolah jika jiso menjemput rose. Ini aneh bagi jiso karena biasa nya lisa akan selalu menemui jennie apapun yang jennie lakukan. Tapi kali ini tidak.
"tidak ada apa apa chu." jawab lisa masih terus mengaduk makanannya.
"ceritalah lisa, apa kau sudah tidak menganggap kami sahabatmu? Kau sudah sangat lama mengabaikan kami lisa." seulgi bertanya kali ini, berharap lisa terbuka pada mereka.
Lisa masih diam, tidak berniat sama sekali untuk bercerita apapun pada mereka. Hingga akhir nya jiso membuka omongan lagi.
"lisa, katakan apa yang terjadi? Apa ada sesuatu setelah kau menemui eomma jennie?"
Lisa menoleh ke jiso beberapa detik kemudian dia mengalihkan pandangannya lagi.
"aku menyerah chu, sudah tidak ada lagi yang bisa ku lakukan untuk mendapatkan jennie lagi." ucap lisa lirih.
"apa kau yakin?" tanya wendy kali ini.
"aku yakin, ini memang sudah yang terbaik untuk kami berdua."
Mereka semua terdiam beberapa menit. Tidak tau apa yang harus di katakan lagi, mereka hanya sedih melihat sahabat nya itu. Sudah sebulan berlalu tapi lisa masih tetap murung.
Jiso merangkul bahu lisa yang ada di sampingnya. Dia mencoba untuk menenangkan lisa. Selama ini dia selalu saja bersikap baik pada sahabat nya itu, berharap lisa terbuka.
"kami akan selalu bersamamu lisa, jangan merasa sendirian. Jika memang itu keputusanmu, kami yakin itu yang terbaik." ucap jiso lagi.
Lisa hanya menganggukkan kepala nya. Dan akhir nya mereka menyelesaikan makan siang dengan tenang tanpa obrolan lagi. Suasana menjadi hening, lisa hanya menghabiskan minum nya saja.
Saat akan kembali ke kelas, jiso mendekati lisa untuk mengajak nya jalan bersama. Sedangkan wendy dan seulgi sudah lebih dulu kembali karena akan menemui irene dan joy.
"aku akan menjemput rose nanti sore, karena mereka akan latihan basket. Apa kau ingin ikut kesana?" tanya jiso saat mereka sedang berjalan di sepanjang lorong.
Lisa berfikir sejenak dengan tawaran jiso. Karena dia pikir untuk apa kesana, sudah tidak ada lagi yang akan di temui walau dalam hati nya dia masih sangat mencintai jennie.
"seperti nya tidak chu, untuk apa lagi?" lisa balik bertanya dan berhasil membuat jiso mengkerutkan kening nya.
"aku tau kalian masih saling mencintai lisa, sudah sebulan tapi kau masih murung saja. Apa kau tidak ingin memperjuangkan seperti awal kau mendekati nya?"
"keadaannya sudah beda chu. Aku tidak ingin memaksakan kehendak. Aku hanya mencoba untuk terbiasa tanpa nya." ucap lisa lirih, dia agak ragu dengan apa yang dikatakannya.