"apa kau sudah kehilangan argumenmu chu?" kutatap jiso dengan mata yang sedikit membesar, sungguh aku kesal dengan pengumuman yang diberikan tadi pagi.
"ini keputusan dewan guru lisa, aku tidak bisa membantah." ucapnya dengan nada yang tidak kalah keras denganku.
"tapi kau ketua osis, kau bisa memberi pendapat."
"aku hanya siswa, kau paham!"
"ayolah kalian jangan bertengkar, aku pusing mendengar kalian daritadi." ucap wendy dengan nada rendah tetapi dengan perasaan yang kesal melihat aku dan jiso bertengkar.
Kami sedang berada di kantin saat ini. Aku sengaja membawa jiso ksini tanpa mengajak jennie, karena ada hal penting yang aku ingin tanyakan pada nya. Pengumuman tadi pagi membuat mood ku buruk.
Bagaimana tidak, acara sekolah setelah kelulusan akan dilakukan bertepatan dengan reuni yang diadakan sekolah jennie. Sedangkan aku ingin sekali menemaninya disana. Aku tidak ingin dia dekat dengan siapapun apalagi ada chahe, aku jadi tidak tenang meninggalkannya.
Sungguh sial hari ini, keberuntungan belum berpihak padaku. Jika aku tidak ikut dengan acara sekolah maka tidak ada kenangan yang akan aku abadikan disekolah ini, dan itu menyebalkan.
"aku kesal." jawabku singkat.
"come on lisa, ini hanya perjalanan dua hari, kenapa kau begitu terganggu dengan jadwalnya?" tanya jiso lagi.
"apa kau tidak ingin terlalu lama meninggalkan jennie?" wendy ikut bertanya.
"tidak. masalahnya adalah bertepatan dengan acara reuni yang akan dilaksanakan di sekolah jennie dulu. Apa kau belum melihat undangannya chu?"
"aku sudah, hanya saja rose sudah mengerti. Lagipula jennie akan bersama rose apa yang kau pusingkan?"
Benar juga jennie akan bersama rose. Tapi tetap aku tidak akan suka dengan kenyataan bahwa chahe panitia.
"huufff,, aku bisa apa."
"jangan berlebihan manoban." ucap jiso lagi dengan menepuk punggungku beberapa kali. Aku tau dia berusaha menenangkan emosiku. Tapi aku masih kesal.
"apa ada sesuatu denganmu dan jennie?" wendy bertanya lagi dan aku menatapnya.
"tidak ada masalah apapun antara kami."
"kau seperti menyembunyikan sesuatu, cerita lah." jiso meyakinkan ku.
"tidak sekarang, mood ku tidak baik." kulihat jiso dan wendy hanya melongo. Ku putuskan untuk meninggalkan mereka di kantin. Aku hanya ingin ke kelas dan berdiam, aku ingin tenang.
Saat aku menuju kelas, kulihat jennie sedang duduk di depan kelas nya bersama hanbin. Ada apa lagi hanbin disana, aku tau mereka berteman tetapi kenapa hanbin rajin sekali mengunjungi kelas jennie. Kuputuskan untuk menghampiri mereka.
"jennie."
"owh hey lisa." jennie langsung menoleh kearah ku yang sudah ada di depannya. Dan kulihat hanbin sedikit tidak nyaman dengan kehadiranku, dia beberapa kali menggeser duduk nya.
"jennie, sebaiknya oppa kembali ke kelas. Aku duluan lisa." ucap hanbin kemudian dia meninggalkan kami berdua.
"kamu dari mana? Sepertinya ada sesuatu?" tanya jennie padaku.
"aku dari kantin, kenapa hanbin ada disini?" tanyaku penasaran dan dia hanya tenang. Aku duduk disampingnya.
"kau terlihat masam, ada apa heum? Habbin oppa hanya mengingatkan jadwal latihan, ada perubahan sedikit." ucapnya kemudian dia bergeser mendekatiku.