"hai jennie."
Sapaan seseorang mengalihkan pandanganku dari tengah lapangan. Kebetulan karena banyak nya junior, aku hanya melatih dan memperhatikan mereka dari pinggir lapangan. Aku tidak banyak berlatih x ini, hanya memberikan pelatihan. Aku mengalihkan pandangan ke arah sumber suara dan ku lihat seseorang yang aku kenal.
"chahe unnie?"
Orang itu mendekatiku dan tersenyum. Aku agak ke tepi lapangan untuk menghampiri nya. Tapi sebelumnya aku memberi tahu rose bahwa aku akan mengapiri orang itu. Rose menoleh dan tersenyum pada nya yang dibalas senyuman juga.
"maaf mengganggu latihanmu. Aku hanya tidak dapat menahan untuk menyapa mu."
"tidak apa. Apakah kau masih mengurus taekwondo mu? Bagaimana hasil nya unnie?" tanya ku penasaran. Dan ku lihat senyum nya makin melebar.
"aku baru menyelesaikan nya dan pihak sekolah menyetujui proposal kami untuk bergabung dsini. Mungkin dua hari lagi kami akan latihan."
"baguslah, aku senang mendengar nya. Owh ya unnie, sekali lagi maafkan kejadian tempo hari. Aku masih merasa tidak enak dengan mu."
Aku merasa bersalah karena ku, orang di depanku ini harus menerima amukan lisa yang tidak terkendali. Dan kulihat masih ada bekas memar di wajah nya walau sudah samar terlihat. Tapi dia sama sekali tidak menunjukkan amarah ataupun kekesalan di depanku.
"sudahlah, lagipula aku sudah melupakannya jennie. Aku hanya masih penasaran dengan... "
"jennie,, apa sudah selesai latihan?"
Ucapan chahe terpotong dengan sapaan lisa padaku. Tiba tiba dia datang dari belakang dan langsung mendekatiku dengan pertanyaannya. Aku yakin dia sudah memperhatikan kami daritadi. Aku sedikit terkejut karena lisa merangkul pundakku di depan chahe dan kami sangat dekat.
"owh hey, apa yang kau lakukan disini lagi?" aku menoleh pada lisa, wajahnya tidak menunjukkan keramahan sama sekali dan menatap chahe dengan tatapan mata nya yang dalam.
"hei lisa, aku hanya ada urusan dengan pihak sekolah. Owh ya jennie, aku akan pulang duluan. Sampai bertemu lagi."
Chahe berpamitan denganku dan kemudian meninggalkan kami. Sekali lagi aku menoleh kepada lisa yang terlihat kesal. Lalu aku menarik nya ke tempat yang lebih sepi.
"kenapa heum?" aku bertanya pada lisa yang masih terlihat masam.
"apa yang dia lakukan, kenapa dia selalu saja terlihat mendekati mu?" ucap lisa dengan nada bicara yang terdengar sangat kesal.
"honey, dia hanya menyapaku. Jangan selalu salah paham dengan apa yang kau lihat okey. Aku milikmu sayang, jangan mudah cemburu." aku mencoba menenangkannya dan mengelus telapak tangannya. Kulihat dia menghembuskan nafasnya sedikit keras.
"aku cemburu, apa kau tidak merasa bahwa dia slalu berusaha berada di dekatmu? Aku hanya ingin mempertahankan apa yang sudah aku miliki. Mengerti lah bahwa aku sangat tidak ingin kau dengan yang lain." ucap lisa.
Aku mengerti ke khawatirannya. Aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala ku. Kemudian aku kembali ke lapangan untuk berpamitan, aku butuh waktu dengan lisa sampai supirku datang menjemput. Waktu kami sangat berharga kali ini, aku tidak ingin melewatkannya.
"ayo kita ke mobil mu." aku menarik tangan lisa. Dan meninggalkan sekolah. Mobil lisa terparkir di depan sekolah. Aku sudah bilang pada rose bahwa aku langsung pulang, jadi dia tidak perlu mencariku lagi nanti, latihan masih tersisa 1 jam lagi dan aku hanya ingin berdua dengan lisa.
Kami masuk ke dalam mobil, lisa langsung menyalakan mesin dan ac agar kami tidak merasa panas di dalam. Aku mengambil minum yang ada di dalam tasku, aku merasa sangat haus. Saat kutawarkan pada lisa, dia juga langsung meminum air ku sampai habis. Aku hanya terkekeh melihat tingkah nya. Dia sangat lucu jika sedang marah seperti itu.