•
•
•"Lo pulang ke indo kenapa gak ngasih tau gue sih!"
Lelaki dengan mata tajam itu menoleh dengan raut datarnya.
"Susah ngomong sama kulkas!"
Mereka tertawa mendengar penuturan salah satu temannya, terkecuali dua pria yang tatapannya masih datar.
"Ya lo lagian nanya kok sama tembok, Gav" Yang di panggil Gav itu menoleh dengan raut wajah cemberut, Gavino aldwin.
Gavin cemberut, ia menunjuk dua orang yang tetap mempertahankan raut wajah datarnya "Kepada saudara Cakra Seano Davidson dan Nathaniel Gio Alfaro di mohon untuk anda dapat berbicara karena anda ini bukan robot"
Kedua kulkas itu menoleh "Berisik" Sentak nya bersamaan.
Dia Melvin Romeo, lelaki yang ada di samping Vino lantas membawa lelaki bawel itu kedalam ketiaknya "Diem makanya! Lo tuh mulut giliran begini bawel, tapi di kelas ditanya tentang pelajaran malah cosplay jadi limbat!" Ujarnya dengan gemas.
Gavin terbatuk
"Lepasin vin! Kasian anak orang entar mati" Lelaki dengan sweater berwarna coklat itu melerai kedua tom and jerry yang memang suka sekali berkelahi, Raka Alvaro.
Setelah terlepas, Gavin mengambil pasokan udara dengan rakus "Ketek lo bau asem.... Huek"
Adhian Vernando tertawa "Ya lo lagian ada ada aja... Dasar bocah"
Nathan menoleh ke arah Cakra "Dari kapan balik ke indo"
"Dua hari yang lalu"
"Oh.. "
"Gue yakin, nih dua kunyuk kalau di masukin kandang berdua juga bakalan diem dieman" Ujar Gavin dengan gemasnya.
Adhian menggelengkan kepalanya "Gabut nih, nyebat lah kita.. "
Raka mendelik "Lo gila? Mau ngerokok di sekolah?"
Ian mengangguk "Why not?" Ujarnya seraya mengeluarkan benda dengan bau tembakau itu.
"Vin, mau lo?" Gavin langsung menggeleng "Gak! Gue gak mau nanti kecanduan"
"Cih! Lemah!" Gavin masa bodoh, yang terpenting ia tidak kecanduan benda tersebut.
Asap kini mengepul diudara, bel masuk pun sudah berbunyi sedari tadi. Namun mereka masih dengan santainya menikmati udara siang yang tidak terlalu panas.
Raka teringat "Lo tadi sama si bisu kesini, ra?"
Cakra mengangguk, pandangannya pun tak teralihkan dari langit biru di siang hari.
Menghisap batang nikotin lantas Ian memandang Cakra bingung "Tumben? Biasa nya lo males banget berurusan sama masalah orang lain... apalagi ini cewek?"
Melvin meneguk minumannya hingga tandas, ia menyetujui apa yang Ian katakan "Bener... Tumben banget lo? Apalagi si Bisu itu udah jadi langganan bully di sekolah ini.. "
Gavin mengangguk yakin "Lo suka ya sama dia?!" Tanya nya heboh, mendapat gelengan dari si empu "Gue cuma kasian"
Nathan terkekeh sinis "Kasian atau... Kasian"
Cakra enggan menjawab, ia bangkit lantas meninggalkan ke lima temannya barusan.
"Mau kemana lo?" Tanya Melvin
Cakra terdiam, ia menoleh ke arah lima temannya.
Nathan tertawa meledek, ia lantas bangkit. Menepuk bahu Cakra dengan santai "Kalau mau nyari si bisu jangan di kelas, cari aja di gudang.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVALICIA
Romance. . . . . "Hujan dan Senja kini menjadi sesuatu yang berarti setelah saya mengenal kamu" -Cakra Seano davidsion Di bawah guyuran air hujan dan kilatan petir menyambar, kisah ini berakhir dengan pelukan hangat yang mengantar mereka pada keabadia...