°
°
°
"Nathan kenapa? Mukanya pucat"Nathan kecil menoleh dengan wajah pucat pasi
Tadi, ia ingin pergi menuju perpustakaan. Tapi, kepalanya mendadak pusing. Mungkin ia demam.
Ingin kembali ke kelas, tapi jarak nya cukup jauh
Jadi, nathan hanya bisa terdiam, menunggu seseorang yang akan lewat.
Cakra yang masih kelas 3 SD kini berjongkok, menatap lekat pada nathan yang hanya diam
Tangannya terangkat meraba kening sang sahabat "Badan nathan panas. Kita ke UKS ya?"
"Pusing" Lirih nathan kecil
"Nathan tidak kuat jalan ya? Kalau gitu cakra gendong"
Cakra berbalik, berjongkok memunggungi nathan yang masih saja diam
Ia ragu, pasalnya badan dia dan cakra tidak beda jauh. Apa cakra akan sanggup menggendongnya?
Merasa tidak ada pergerakan, cakra melihat ke arah nathan yang masih memandangi punggungnya "Ayo naik. Cakra kuat kok"
Cakra tersenyum meyakinkan, meski tidak dengan kondisi fisiknya.
"Ayo nathan! Cepat. Nanti nathan tambah sakit"
Cakra tersenyum simpul. Mulai menggendong nathan yang menyimpan Kepala di pundaknya
"Nathan tahan ya.. "
Langkah cakra semakin melambat, seiring dengan bibirnya yang semakin memucat
"Cakra itu suara apa?"
Jam yang dikenakannya berbunyi, cakra merasa pandangannya mulai mengabur dan jantungnya yang semakin berdetak tak normal
"Maaf, itu suara jam cakra" Lirihnya pelan
Cakra memberhentikan langkahnya, ia sudah tak kuat menahan badan nathan dengan dada yang semakin sesak
Nafas cakra tersenggal "Sebentar dulu ya?"
Cakra menyenderkan badan nathan pada kursi di Koridor, ia melihat sekekeliling
Dan beruntung ada satu guru olahraga yang kini berjalan mendekat ke arahnya
Cakra tersenyum simpul "Nathan, ada pak guru"
"Cakra? Kamu mimisan!" Nathan berseru lantang, ia panik melihat cakra yang kini mulai kehilangan kesadaran nya
"Aku tidak apa apa"
"PAK GURU TOLONG!"
"Kenapa lo terlalu baik?"
"Siapa yang terlalu baik?"
Nathan menoleh, dilihat nya cakra yang mendekat dengan wajah yang masih pucat
"Lo sakit? Muka lo pucat banget"
Cakra menggeleng, ia mendudukkan dirinya di samping nathan "Santai"
"Nih! Sebelum gue kesini, gue beli cemilan"
Cakra menyerahkan satu kresek penuh pada nathan
Mereka saat ini tengah ada di sebuah bangunan yang dulu selalu mereka jadikan tempat berkumpul
Namun sekarang, mereka jarang mengunjungi tempat ini
Mereka jadi lebih sering berkumpul di rumah melvin atau cakra
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVALICIA
Romance. . . . . "Hujan dan Senja kini menjadi sesuatu yang berarti setelah saya mengenal kamu" -Cakra Seano davidsion Di bawah guyuran air hujan dan kilatan petir menyambar, kisah ini berakhir dengan pelukan hangat yang mengantar mereka pada keabadia...