°
°
°
Kalau di lihat lihat ke lima sahabat cakra itu lucu. Nathan yang banyak diam, melvin dan Gavin yang paling cerewet, ian dan raka yang selalu bertengkarDulu, sebelum cia dekat dengan mereka berlima, mereka seperti orang sombong dan juga mereka begitu di segani di sekolah ini.
Tapi, dari semua murid di sekolah ini hanya mereka berlima yang tak pernah membully cia.
Cia tersenyum tipis ketika berjalan beriringan dengan kelimanya. Mereka berjalan menuju kelas, dan saat di Koridor sudah pasti banyak pasang mata yang memandang nya dengki.
Bisikan pun sudah cia hiraukan.
Sudah 12 hari cakra masih enggan membuka matanya, pria dengan mata tajam itu masih terbaring koma.
Dan sudah 12 hari pula cia di jadikan ratu oleh ke lima sahabat kekasih nya, mulai dari ia berangkat dan pulang sekolah. Bahkan saat ia pergi ke kantin atau perpustakaan pun salah satu dari mereka akan mengikuti.
Dan lagi, jika cia kerja salah satu dari mereka selalu menunggu di cafe hingga jam kerja cia habis.
Cia kini terduduk di samping Nathan, gadis itu membuka buku yang akan ia baca
"Makan dulu.. "
Gavin meletakan kotak bekal miliknya di hadapan cia yang tengah membaca buku. Pria itu setiap paginya selalu membawakan sarapan untuk si gadis.
Cia mengangguk, ia tersenyum tipis "Terimakasih.. "
"Gavin sudah makan?"
Gavin mengangguk pria itu terduduk di hadapan cia yang tengah memakan bekal miliknya "Udah.. "
"Dia gak usah di tanya ci, makan mah prioritas Gavin" Cibir melvin.
"Iya, dia kan rakus" Timpal Raka
Ian terkekeh melihat wajah kesal Gavin "Gak usah monyong monyong!"
"Oh iya, mau pulang kerumah dulu atau langsung kerumah sakit?" Tanya raka dengan lengan yang masih sibuk memasukkan biskuit kedalam mulutnya
"Gue mau langsung ke rumah sakit" Jawab Ian
Melvin meminum susu coklat miliknya "Gue mau kerumah dulu, mau ganti baju soalnya mau nginep juga sih"
Gavin mengangguk, ia kembali memandang cia "Berarti cia berangkat kerja sama gu-"
"Gue" Jawab Nathan cepat
Selama 12 hari bersama dengan kelima pria itu membuat cia semakin akrab, mereka selalu memastikan cia baik baik saja di luar rumah.
Mereka juga sedikit demi sedikit sudah bisa berkomunikasi dengan cia, nathan yang mengajarkan.
Ngomong ngomong, pria itu tak semenakutkan apa yang cia bayangkan.
Nathan memang pendiam, tapi dia akan cerewet di beberapa waktu.
"Makannya pelan-pelan, gak akan ada yang minta juga" Seperti saat ini, pria dengan minim ekspresi itu kini tengah mengusap wajah cia yang belepotan.
Cia terkekeh ia tersenyum manis, membuat gerakkan tangan Nathan terhenti
Lo secantik ini ternyata, gak heran cakra jatuh cinta sama lo, zivalicia
........
"Bun, makan dulu.. " Lucas masuk kedalam ruangan dengan membawa kotak bekal berisikan makanan.
Berjalan mendekat pada bunda yang masih setia menunggu cakra untuk membuka mata.
"Bunda tidak lapar, Lucas.. " Bunda berujar lirih
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVALICIA
Romance. . . . . "Hujan dan Senja kini menjadi sesuatu yang berarti setelah saya mengenal kamu" -Cakra Seano davidsion Di bawah guyuran air hujan dan kilatan petir menyambar, kisah ini berakhir dengan pelukan hangat yang mengantar mereka pada keabadia...