°
°
°
"siapa?""SIAPA YANG NYURUH LO UNTUK NGIKUTIN KITA?"
Sorot amarah kini begitu terpancar dari mata elang milik cakra, lelaki itu sedari tadi tak henti hentinya memukuli pria dengan baju serba hitam yang terus membuntutinya.
Cakra tak kenal ampun, meski pria dengan baju serba hitam itu sudah terkapar
Lengannya kini membuka masker yang di kenakan si pria, cakra bahkan baru pertama kali melihat manusia ini.
"Siapa bos lo?"
Pria itu terkekeh, terbatuk mengeluarkan gumpalan darah "Saya tidak akan memberi uhuk tau mu.. "
Cakra menggeram, lengannya kini menyeret si pria untuk bangun lantas kembali membanting pria itu ke sisi jalan "GUE BILANG SIAPA ANJING!"
Giginya bergelatuk menahan emosi, mencengkram kerah si pria dengan penuh amarah, namun itu malah semakin membuat si pria tertawa puas "Saya hanya di suruh untuk mengincar.. "
Pria itu melihat ke arah mobil, menunjuk cia yang masih diam membeku "Wanita itu.. "
Lengan cakra kembali mengepal, melayangkan pukulan bertubi tubi pada pria yang sudah di ambang kesadarannya "Kalau lo masih gak mau kasih tau.."
"Semua keluarga lo akan gue bunuh!"
Pria itu seketika terdiam, ia kelabakan, ia sebenarnya tau siapa yang tengah di hadapinya saat ini "Gue hitung sampai lima.. "
"Satu.. "
"Dua.. "
"Tiga... "
Namun si pria masih bungkam, matanya bergerak liar berusaha mencari pertolongan "Empat.. "
Cakra kini mulai mengeluarkan ponsel miliknya "Lim-"
"Saya hanya di suruh!"
Cakra menyeringai, ia kembali memasukkan ponselnya pada saku hoodie "Oke, kasih tau gue siapa orang yang udah nyuruh lo"
"Dia adalah-"
Dor!
.......
Wajah gadis itu tampak pucat, angel sedari tadi terus memanggil nama gibran. Badannya panas, ia juga tak henti henti nya merasakan mual
Ia menarik nafas dalam, berusaha menepis pikiran buruk yang akan terjadi
Matanya tertutup sekejap, berusaha untuk rileks. Kini mata itu kembali terbuka melihat benda yang ada ditangannya
Garis dua
Mata angel membulat, ia menutup mulutnya, menahan tangisnya yang akan pecah
Kini ia terduduk di pojokan kamar mandi, menggeleng ribut dengan derai air mata "Enggak!"
"Gak mungkin.. "
"INI GAK MUNGKIN!"
"GUE GAK MAU HAMIL SIALAN!"
Angel terus menyangkal, keadaan nya begitu kacau.
Gadis itu kini menangis, suaranya menggema di kamar mandi.
Ia tak menyangka jika akan seperti ini. Dan lagi, anak ini adalah anak gibran, saudara tirinya sendiri.
Ia tak bisa membayangkan akan semarah apa nanti Papanya saat tau ia mengandung anak dari Saudara tiri nya sendiri.
Ia juga tak membayangkan, se kecewa apa Ibunya melihat putri tunggal nya menjadi anak yang gagal
"Mah.. maafin Angel mah"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVALICIA
Romance. . . . . "Hujan dan Senja kini menjadi sesuatu yang berarti setelah saya mengenal kamu" -Cakra Seano davidsion Di bawah guyuran air hujan dan kilatan petir menyambar, kisah ini berakhir dengan pelukan hangat yang mengantar mereka pada keabadia...