°
°
°
Cia menatap lamat pantulan dirinya di cermin, ia tersenyum tipis mengamati wajahnya yang memakai make up tipis.Tadi, Aluna memaksanya untuk menggunakan dress putih milik ibu. Cia sudah menolak, tapi Aluna tetap memaksa.
Alhasil sekarang ia tengah bercermin melihat dirinya yang memakai dress milik sang ibu yang begitu pas di badannya
Padahal, ia hanya akan kencan biasa bersama cakra.
"Nah sekarang, kamu pakai lipcream ya? Kalau lipstik takut ketebelan"
Cia hanya pasrah, saat Aluna memakaikan benda berwarna merah muda itu di bibir mungilnya.
"Nah selesai!"
Aluna membalikan badan adiknya kembali menatap cermin "Kamu cantik banget! Pantes aja cakra jatuh cinta"
"Kakak lebih cantik"
"Kamu paling cantik" Aluna tak mau kalah.
Cia hanya mendengus, kemudian memeluk kakaknya.
Aluna hanya terkekeh mendapati sifat manja sang adik, dari kemarin cia terus memeluknya tanpa henti
Ia tak masalah, ia malah senang.
"Udah ah! Kamu itu manja banget"
Cia menggeleng, enggan untuk melepaskan pelukan yang semakin mengerat "Kamu tau gak? Kakak sayang banget sama kamu"
"Kakak selalu berharap, suatu saat nanti kakak bisa menjadi orang pertama yang melihat kamu memakai baju pengantin"
"Kakak ingin, kamu selalu memeluk kakak setiap harinya. Kakak ingin, kamu selalu ada untuk kakak"
Aluna melepaskan pelukannya, ia menatap cia dengan senyum sendu "Maaf untuk semua perbuatan kakak yang dulu. Dan terimakasih karena kamu mau memaafkan kakak dan memberikan kakak kesempatan kedua untuk bisa menebus kesalahan yang kakak lakukan dulu"
"Terimakasih untuk semua yang telah kakak berikan, aku sayang kakak dan akan selamanya sayang kakak. Kakak adalah kakak terhebat, kakak yang paling berarti dalam hidupku"
Aluna merasa di tampar oleh kenyataan, adiknya begitu baik
Bahkan setelah semua yang ia lakukan kepada adiknya dulu, cia masih bisa menyebutnya kakak terhebat
Aluna kembali memeluk adiknya, menyandarkan kepala cia pada pundak sempitnya.
"Oh iya! Besok kamu ulang tahun, mau kado apa dari kakak?"
Cia tertegun, Aluna mengingat hari ulang tahunnya?
"Aku tidak mau kado"
"Enggak! Pokoknya kamu harus minta kado sama kakak"
Cia tampak terdiam, keningnya berkerut pertanda bahwa ia sedang berpikir "Ya sudah, cia mau eskrim rasa Strawberry yang banyak!"
"Siap laksanakan tuan putri!" Aluna memberi gestur hormat, keduanya terkekeh secara bersamaan
Hingga ketukan pintu menghentikan aksi keduanya, Aluna mengantar cia sampai kedepan
Cakra menatap cia tanpa kedip "Cantik" Ucapnya tanpa sadar
Satu kata yang mampu membuat cia tersipu malu hingga telinganya memerah
"Mingkem nanti lalat masuk!"
Cakra langsung mengatup mulutnya, mendengar seruan Aluna yang lumayan keras.
"Jangan pulang terlalu larut ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVALICIA
Romansa. . . . . "Hujan dan Senja kini menjadi sesuatu yang berarti setelah saya mengenal kamu" -Cakra Seano davidsion Di bawah guyuran air hujan dan kilatan petir menyambar, kisah ini berakhir dengan pelukan hangat yang mengantar mereka pada keabadia...