34. Awal kebencian

334 49 3
                                    

°
°
°
"Nak cia, sudah biar Bunda saja.. "

"Tidak apa bun, Bunda istirahat saja" Bunda menghela nafas, ia mendudukkan dirinya di samping sang suami yang tengah meminum teh hangat.

"Kamu gak cape? Dari pagi kamu ngurus cakra terus loh, nanti kamu sakit" Tanya Papa, ia sungguh merasa tak enak.

Selama cakra di rawat, cia tak pernah absen untuk datang ke rumah sakit.

Bahkan saat ini, sesudah cakra pulang pun cia masih ingin membuat cookies karena cakra yang meminta.

Cia tentu saja tak menolak, ia senang jika cakra menyukai apa ia buat.

"Tidak pa, cia suka kok"

Cia membuka open, aroma cookies rasa coklat begitu tercium saat.

"Duh wangi banget, pasti enak nih bikinan calon mantu"

Wajah cia tersipu malu mendengar perkataan Chandra barusan, ia terkekeh kecil. Kemudian, meletakan cookies nya di piring yang sudah di sediakan bunda.

Satu piring ia letakan di meja makan dan satu piring lagi akan ia bawa ke kamar cakra.

Kekasihnya itu sedang beristirahat dengan Melvin.

"Cia ke kamar cakra dulu ya bunda?"

Bunda mengangguk "Iya, terimakasih ya?"

Cia tersenyum tulus, ia menganggukan kepalanya

Gadis itu menaiki anak tangga, membuka pintu kamar kekasihnya.

Dari luar bisa cia dengar kalau kedua orang yang ada di kamar sedang bertengkar.

"Ci, Dia gak mau makan tuh!" Adu Melvin saat cia baru saja masuk kedalam kamar

Lelaki itu tampak kesal, cia melihat kebelakang Melvin untuk memastikan apa yang dikatakan lelaki itu benar atau tidak.

Tapi, cakra sedang makan.

Cia menaruh cookies yang ia bawa di meja belajar, menghampiri cakra yang sedang memakan makan malamnya.

Melvin melotot "Apaan! Tadi lo bilang males makan!"

"Lo yang apaan! Orang gue dari tadi juga mau makan!"

"Cih! Aleman" Melvin menghentakkan kaki nya kesal, ia berjalan menuju meja belajar dan memakan cookies yang baru saja cia simpan

"Itu punya gue!" Sungut cakra dengan kesal

Cia menghela nafas "Aku buat banyak, itu juga tak mungkin kamu habiskan sendiri cakra"

Melvin memeletkkan lidahnya "Wleee.. mamam tuh ceramah"

Lelaki itu memasukkan cookies nya kedalam mulut, mengunyah dengan sengaja dan memperlihatkan wajah tengil andalannya di hadapan cakra "Duh enak banget.. "

"Yummy.. "

Cakra menyimpan piringnya di nakas samping tempat tidur, ia ingin sekali memukul wajah tengil Melvin saat ini.

"Habiskan dulu makan malam kamu, nanti baru boleh makan cookiesnya"

Cakra mendengus "Nanti di habisin sama melvin!"

Melvin semakin melebarkan senyumnya, ia berjalan mendekat ke arah cakra "Enak banget loh.. "

Menyodorkan satu cookies yang ada di lengannya "Cakra mau?"

Cakra mendengus, ia memasukan nasi terakhir kedalam mulutnya "Siniin! Itu punya gue! Cia bikinnya buat gue!"

Melvin menjauhkan dirinya, ia kembali terduduk di kursi meja belajar "Siapa cepat dia dapat"

ZIVALICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang