°
°
°
Plak!"KAMU HANYA BISA MEMBUAT PAPA MALU!"
Angel tertoreh, memegang pipinya yang berdenyut nyeri.
Ia pikir, ia bisa menyembunyikan hal ini sendiri. Namun, kesialan menimpanya tadi pagi saat papanya masuk ke kamar dan menemukan testpack yang ia simpan sembarangan di meja rias
Angel tertunduk, rasa kecewa, marah dan malu menjadi satu
"Aku juga gak tau akan jadi seperti ini pa!"
Papa memijit pelipisnya "Saya menyesal telah membesarkan anak bodoh seperti mu!"
"INI SEMUA JUGA SALAH PAPA!" Angel berteriak lantang, ia kini menunjuk ibu tiri nya yang masih memasang wajah sok khawatir
"KALAU AJA PAPA GAK NIKAH SAMA JALANG MURAHAN ITU! MUNGKIN ANGEL AKAN JADI ANAK YANG BAIK!"
Lengan papanya kembali terangkat, hendak menampar kembali pipi putri tunggalnya namun ada tangan yang menahan pergerakan "Jangan mas"
"Angel memang salah, tapi kamu jangan melakukan kekerasan seperti ini sama anak kita"
"Tapi, dia sudah keterlaluan! Dia membuat malu nama keluarga!"
Angel kembali tertunduk, lengannya mengepal erat. Ingin sekali ia menjabat wanita yang kini sok baik padanya
"Kamu bisa cari solusi yang lebih baik dari ini"
Papa angel terdiam, ia menghela nafas lelah "Baik."
"Angel, papa akan kirim kamu ke LA"
"TAPI PA-"
"TIDAK ADA TAPI TAPI! SAMPAI ANAK KAMU LAHIR KAMU AKAN MENETAP DISANA!"
Papa berlalu meninggalkan angel yang terisak kecil. Ia enggan untuk meninggalkan rumah yang di tempatinya.
Rumah ini, rumah yang begitu banyak menyimpan kenangan dengan mendiang ibunya
"Saya lebih unggul dari pada kamu anak sialan!"
Angel menatap ibu tiri nya nyalang, giginya bergelatuk menahan emosi
"Dasar wanita jalang!"
Mia terkekeh sinis mendengar penuturan anak tirinya, ia kini mencengkram perut rata Angel membuat si empu meringis kesakitan "Bahkan kau lebih hina dari seorang jalang"
Mia melepaskan cengkramannya, mendorong Angel hingga terhantuk meja "Setelah ini, tidak ada lagi yang akan bisa menghalangi saya untuk mengambil semua harta milik papamu"
"Selamat menua di LA, anak kesayang ku"
Angel menangis, ia memeluk dirinya sendiri.
Kenapa? Kenapa Tuhan memberikan cobaan seperti ini padanya?
Apa ia telah melakukan dosa besar?
........
Semilir angin pagi kini menerpa wajah keduanya. Cakra yang terduduk di kursi rusak yang ada di rooftop dan Nathan yang terduduk di pinggiran rooftop
Keduanya masih belum mengeluarkan suara. Mereka masih terdiam
Sampai Nathan melemparkan beberapa foto pada cakra "Mereka orang suruhan Gibran"
"Pengecut"
Cakra melihat beberapa foto yang di lemparkan oleh Nathan.
Disitu ia melihat beberapa kali ada orang berbaju hitam yang selalu berjaga di dekat rumah cia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVALICIA
Romance. . . . . "Hujan dan Senja kini menjadi sesuatu yang berarti setelah saya mengenal kamu" -Cakra Seano davidsion Di bawah guyuran air hujan dan kilatan petir menyambar, kisah ini berakhir dengan pelukan hangat yang mengantar mereka pada keabadia...