46. Pelukan

396 56 15
                                    

°
°
°
Buku diary itu terlempar seiring dengan air mata Aluna yang mengalir deras.

Kilatan memori dimana ia selalu menyiksa adiknya membuat gemuruh didadanya semakin menyesakan.

Aluna berdiri, gadis itu berlari tak tentu arah bahkan tanpa alas kaki

"ZIVALICIA!"

"KAMU DI MANA DEK?"

"MAAF!"

"MAAF KAN KAKAK CIA!"

Aluna terus berteriak, gadis itu tak henti hentinya terisak dengan terus berlari di gelapnya malam

Aluna tak pernah menyangka bahwa selama ini, ia bukan anak kandung ayah dan ibu

Apa ini fakta yang ibunya maksud?

Aluna merasa gagal. Ia merasa dirinya adalah manusia paling tidak tau diri. Ayah yang rela di usir dari keluarga nya hanya demi merawat dirinya yang bahkan terlahir dalam sebuah kesalahan

Sayangi cia, dia adikmu. Jangan sampai kamu menyesal setelah kehilangan nya. Dan jika suatu saat kamu mengetahui fakta tentang dirimu sendiri, maka kamu akan memeluk adikmu begitu erat

Ibu benar. Aluna kini berlari dengan membawa penyesalan

Aluna terus melihat sekeliling, ia menghapus air matanya kasar.

"Kamu di mana dek?"

Hingga pandangannya teralih, melihat seseorang yang ia cari tengah berjalan dengan gelisah di tepi jalan

Tin

Tin

Dari arah berlawanan, ada sebuah mobil melaju kencang.

Ibu yang akan lebih dulu memeluk adikmu

Tidak! Itu tidak boleh terjadi

"ZIVALICIA!"

Dengan sekuat tenaga, Aluna memeluk adiknya erat dan membawanya pada tepi jalan

Nafas Aluna memburu, ia hampir kehilangan adiknya yang selalu ia abaikan

Dekapan tak henti hentinya Aluna salurkan, ia masih terisak kencang memeluk badan cia yang bergetar hebat

"Maaf"

"Maaf kan kakak"

Cakra memutar kembali langkahnya. Memasuki mobil dan meninggalkan kakak beradik yang masih berpelukan di tepi jalan

Cakra tersenyum kecil, melihat betapa Aluna menangis kencang malam ini

Perkataan yang ia lontarkan tadi memang terkesan tidak sopan, tapi jika itu bisa menyadarkan Aluna. Kenapa tidak?

Perasaan nya menghangat, ketika melihat impian cia selama ini terwujud

Aluna memeluk gadisnya

.....

Aluna mendudukkan adik di tepi kasur, ia dengan segera bergegas ke kamar mandi dan membawa air hangat untuk membersihkan badan sang adik

"Kak cia bisa sendiri"

Aluna menggeleng, dengan telaten tangannya bergerak membersihkan badan adiknya yang penuh dengan memar

Hatinya teriris, ia merasa sesak.

Begitu banyak luka yang ia berikan pada tubuh adiknya.

"Maaf.. "

Aluna membersihkan kaki cia, ia kembali menangis "Maafkan kakak.. "

ZIVALICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang