°
°
°
"Lo malam ini gajian kan?"Cia yang baru saja masuk ke dalam rumah, kini di hadapkan dengan Aluna yang tengah terduduk di ruang tengah dengan buku majalah di tangannya.
Cia mengangguk, memang hari ini ia mendapat kan gaji bulanan dari lucas. Memang tidak besar, tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan nya sendiri.
Tidak seperti biasanya, Aluna kini menanyakan perihal uang pada cia.
Aluna bangkit, berjalan mendekat ke arah adiknya "Siniin duit lo!"
Cia memegang erat tas nya, menggeleng kecil Seolah tak mau uang nya di ambil oleh Aluna.
Aluna berdecak "GUE BILANG SINIIN ANJING! MALAM INI GUE MAU MINUM! CEPET SINIIN DUIT LO, BISU!"
Tak mendapatkan respon dari sang adik, Aluna kini merebut paksa tas adiknya yang masih terpegang erat.
"GUE BILANG SINI! LO MAU JADI DURHAKA, HAH?!"
Cia menggeleng
Bukan cia tak mau memberikan kakaknya uang, ia juga masih perlu untuk kebutuhan nya sendiri.
Bahan makanan bahkan sudah habis, Aluna jarang sekali belanja bulanan untuk isian dapur.
Uang yang kakaknya dapatkan hanya untuk keperluan nya sendiri.
Dan cia tak masalah akan hal itu.
Namun kini, Aluna malah akan mengambil uang nya untuk minum?
Aluna menggeram, merampas paksa tas milik cia hingga si pemilik terhuyung.
Mendorong tubuh adiknya dengan sekuat tenaga, hingga pegangan pada tas itu mengendur.
Dengan segera Aluna kini mengambil tas cia, mengeluarkan dompet sang adik dan membawa hampir semua uang yang cia punya.
"Nih! Gue balikin!"
"Kak.. itu untuk makan kita besok"
Cia memegang kaki Aluna yang akan beranjak, berusaha berbicara agar sang kakak mengerti
Dugh!
"MINGGIR LO ANJING!"
Cia tersungkur, kepalanya terhantuk pada pinggiran meja
Aluna tersenyum miring, memasukan uang yang ia dapat ke dalam tas milik nya "Bye cacat!"
Cia hanya mampu menghela nafas samar, sepeninggal kakaknya ia kembali melihat isi dompet.
Bibirnya kini tersenyum, meski senyum yang di paksakan "200 ribu? Tak apa, itu masih cukup untuk membeli beras"
Ia masih bersyukur, setidaknya ia dan kakaknya masih bisa makan
.........
Perpustakaan siang ini begitu sepi seperti biasanya, hanya ada satu gadis yang terduduk di meja paling pojok perpustakaan
Cakra berlari kecil ke arah cia, menghampiri gadis nya yang masih sibuk dengan buku fisika yang begitu tebal.
Cakra menutup mata cia dari belakang "Tebak, aku siapa?"
cia tersenyum, tanpa melihat pun ia sudah tau "si pria jelek"
Cakra memanyunkan bibirnya beberapa senti, kini ia terduduk di samping cia yang masih asik membaca buku "ko jelek sih?!"
Cia hanya acuh, ia ingin menjahili cakra siang ini.
Matanya masih fokus pada buku yang menampilkan materi Hukum Newton, namun dapat ia lihat dari samping bahwa lelaki nya kini sedang menatap dirinya dengan wajah yang di cabikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/295792463-288-k533967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVALICIA
Romansa. . . . . "Hujan dan Senja kini menjadi sesuatu yang berarti setelah saya mengenal kamu" -Cakra Seano davidsion Di bawah guyuran air hujan dan kilatan petir menyambar, kisah ini berakhir dengan pelukan hangat yang mengantar mereka pada keabadia...