°
°
°
"Cakra mengidap kardiomiopati, atau bisa di sebut lemah jantung"Cia masih terdiam dengan pandangan lurus ke depan, menatap cakra dengan tubuh yang di pasangi beberapa alat penyangga hidupnya.
Hati cia bagitu tersayat, kini ia dan Nathan tengah ada di ruang inap cakra. Sama sama memandang cakra yang belum mau membuka matanya.
"Apa sudah lama?"
"Hm. Dari kecil, bahkan semalam dia udah di nyatakan meninggal"
Cia menoleh dengan pandangan terkejut, air matanya semakin mengucur deras "kenapa bisa?"
"Lo gak perlu tau. Intinya, kita harus secepatnya untuk mendapatkan donor jantung, kondisi cakra semakin hari semakin melemah"
Cia sudah tak kuasa untuk menahan tangisnya, badannya terasa lemas. Mendengar fakta yang begitu mengejutkan baginya.
Cia menghapus air matanya dengan punggung tangan, lalu berjalan dengan perlahan mendekat ke arah cakra
Wajah cakra yang tertidur begitu damai, namun ada banyak memar yang terlihat dari wajah kekasihnya.
"Pembohong"
"Kamu jahat"
"Kata kamu, saat aku menangis kamu akan selalu memelukku... "
"Ayo, peluk aku cakra. Aku rindu"
Cia tertunduk, tak ada yang bisa ia lakukan selain menangis di samping kekasihnya yang masih setia memejamkan mata.
Cia tak tahu bahwa cakra menyembunyikan hal sebesar ini. Ia dulu selalu berfikir bahwa hidup cakra itu benar benar sempurna.
Dengan keluarga yang menyayangi nya dan sahabat yang selalu ada untuk cakra.
Tapi ternyata tidak, cakra bahkan sedari kecil berjuang untuk hidupnya sendiri.
Menarik nafas perlahan, lantas kembali menegakan tubuhnya.
Kini gadis itu berbalik, kembali menatap Nathan "Aku yang akan mendonorkan jantungku untuk cakra"
......
"Kata cakra, dia cuman takut kamu ngehindar setelah tau kondisi cakra yang sebenarnya"
Cia menghela nafas pelan, pandangannya kini meliar. Menatap taman rumah sakit yang di kunjungi nya.
Kini ia dan Lucas terduduk di bangku taman.
Tadi, saat cia keluar dari ruangan cakra. Ia bertemu dengan Lucas
"Aku bahkan wanita paling beruntung yang dicintai oleh lelaki baik seperti cakra"
"Jadi, untuk apa aku menghindar?"
Lucas mengangguk, meminum air mineral yang di bawanya.
Ia kini memandang bunga yang cukup banyak "Cakra cuma gak mau kamu sedih ci"
"Aku bukan lagi sedih.. "
"Tapi, aku hancur"
Wanita mana yang tak hancur mendapati kabar bahwa orang yang dia cintai sekarang tengah berjuang antara hidup dan matinya.
Jika cakra berpikir dengan tidak memberitahu kan tentang penyakit nya pada cia, tak akan membuat gadis nya itu sedih. Maka cakra salah.
Bahkan sekarang, cia lebih dari sekedar kata sedih. Dirinya hancur.
Lucas mengusak pucuk kepala kekasih adiknya. Ia tersenyum kecil "Cinta kalian begitu tulus"
"Terimakasih untuk selalu membuat cakra tersenyum, setelah dia mengenal kamu dia jadi cakra yang dulu. Yang selalu banyak bicara dan tak pernah lagi meninggikan suaranya di hadapan Bunda"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVALICIA
Romance. . . . . "Hujan dan Senja kini menjadi sesuatu yang berarti setelah saya mengenal kamu" -Cakra Seano davidsion Di bawah guyuran air hujan dan kilatan petir menyambar, kisah ini berakhir dengan pelukan hangat yang mengantar mereka pada keabadia...