17. sebuah fakta

422 50 3
                                    

°
°
°
Dear diary

15 Juni 19XX

Pernikahan ku hampir berjalan 4 tahun, namun aku belum juga di karuniai seorang anak. Aku takut, aku takut kami tak akan mendapatkan momongan.
Aku takut, suamiku berpaling dariku.

Kata orang, jika kita ingin mendapatkan momongan kita harus mengadopsi anak. Aku tak tau itu mitos atau fakta.

Tapi, mertua ku tidak akan mau jika memiliki cucu yang bukan darah daging anaknya.

Ya, panutanku saat ini adalah mertua.

Bukan lagi orangtua ku, karena aku seorang yatim piatu

"Cia... "

"Zivalicia.. "

"Hei sayang.. "

Cia terkejut, cakra menepuk bahunya.

"Kamu kenapa dari tadi ngelamun terus?"

"Ada yang ganggu pikiran kamu?"

Cia enggan menatap Cakra, gadis itu membuang pandangannya. Pikirannya masih kalut, masih mencoba menerima fakta apa yang ia dapat tadi malam.

Rasanya seperti mimpi

Cakra hanya tersenyum maklum, mungkin cia belum ingin mengatakan keresahan nya.

Mobil sport berwarna hitam memasuki area sekolah. Cakra kini membuka tas miliknya, dan mengeluarkan satu batang coklat "Aku gak tau apa yang ngeganggu pikiran kamu, tapi mungkin dengan coklat ini suasana hati kamu jadi lebih baik"

Cia menerimanya "Terimakasih"

Bergegas keluar dari mobil sebelum ada yang memergoki mereka berangkat berdua, namun cakra menahannya.

"Cakra, aku harus keluar. Jangan sampai ada orang yang lihat kita satu mobil, nanti kamu malu"

Tangan cakra bergerak, mengusap pipi cia yang memerah karena udara dingin "Ngapain malu? Kamu cantik sayang"

Cia mendengus pelan, Cakra sekarang sudah seperti om om yang sedang menggoda anak SMP.

Wajah dingin yang awal ia jumpai itu, kini menjadi wajah konyol yang sering merengek minta di peluk.

Merentangkan tangannya seolah minta untuk di peluk, mata cakra kini sudah berkaca kaca "Peluk dulu, mau ngisi energi" Dengan nada penuh rengekan

Di pikir cia charger?

Namun cia tetap menurut, mendekat ke arah cakra dan memeluk bayi besarnya.

Cakra menduselkan kepalanya pada ceruk leher cia, menyesap aroma manis dari parfum si gadis "Parfum kamu manis, aku suka"

"Jadi pengen sering meluk"

Itu pujian karena badan cia wangi? Atau hanya modus untuk minta peluk saja?

Cia terkadang heran, cakra tidak akan se manja ini jika tidak berduaan dengannya.

ZIVALICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang