°
°
°
"Selamat pagi pacar!" Cia terlonjak, ia sedang menunggu angkutan umum, namun sekarang cakra tengah berdiri di hadapnya mengenakan seragam sekolahSetelah 4 hari lamanya cakra beristirahat di rumah, kini lelaki itu sudah di perbolehkan untuk kembali bersekolah
Ia sungguh bersemangat sampai sampai bangun pun terlalu pagi
Cakra kini sudah siap "Kok kamu bengong?"
Cakra melambaikan tangannya di hadapan si gadis
"Kamu kenapa sekolah?"
"Ya kan aku masih pelajar"
"Kamu kenapa sih? Pacarnya sekolah bukannya seneng malah aneh gitu mukanya"
Cia tersenyum kecil, lantas berdiri dan menangkup wajah cakra yang tengah cemberut "Lucunya pacar aku"
Cakra terkekeh, ia tak jadi ngambek.
Mood nya kembali membaik
Cakra menepuk pelan kening kekasihnya, lantas mencubit hidung si gadis "Cantiknya pacar aku"
Mereka tertawa kecil
Cakra kini menggenggam jemari lentik kekasihnya, berjalan menuju mobil yang tak jauh terparkir dari tempat cia menunggu angkutan umum
Membukakan pintu mobil untuk gadis nya "Silahkan tuan putri"
Cia tersenyum manis, cakra lucu sekali pagi ini
Cakra melajukan mobil nya di kecepatan sedang, lagian ini juga masih terlalu pagi
Lagu yang berjudul
Happier - Olivia Rodrigo
Kini menemani perjalanan mereka menuju sekolah
"Kamu sudah sarapan?"
"Sudah, kalau belum nanti kamu marah"
"Obatnya kamu bawa? Sudah di minumkan?"
"Sudah cia, aku sudah bawa semuanya"
Cia mengangguk, ia memandang keluar jendela, melihat gedung gedung pencakar langit
Matanya kini meliar, melihat beberapa pendengara sudah mulai ramai di jalanan
Fokusnya kini teralih pada kaca spion mobil, dahi cia mengerenyit melihat mobil yang seperti nya membututi ia dan cakra?
Cia rasanya pernah melihat mobil itu, tapi di mana?
Ia berusaha mengingat
Bukannya itu mobil yang sudah 5 hari terakhir ini mengikutinya? Setelah cakra keluar dari rumah sakit, mobil itu selalu mengikuti kemana pun ia pergi
Apa orang itu mengincar cakra? Atau mengincar dirinya?
Cia menggeleng, berusaha menepis pikiran pikiran buruk
Mungkin saja, itu hanya kebetulan
Mungkin saja mereka memang searah.
Di sisi lain, cakra terus memandang gusar pada kaca spion mobil.
"Sayang, aku takut kita terlambat, aku ngebut gapapa ya?"
Cia hanya mengangguk, lagian ia juga merasa tak enak hati dari tadi.
Cakra menambah kecepatan mobil nya.
Begitu pula mobil yang mengikuti ia sedari tadi.
Cakra menggeram, memukul setir mobil pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIVALICIA
Romance. . . . . "Hujan dan Senja kini menjadi sesuatu yang berarti setelah saya mengenal kamu" -Cakra Seano davidsion Di bawah guyuran air hujan dan kilatan petir menyambar, kisah ini berakhir dengan pelukan hangat yang mengantar mereka pada keabadia...