Prolog

8.5K 658 52
                                    

Author's note.

Cerita ini tidak ada hubungannya dengan sejarah dari negara manapun. Baik itu latar tempat, penokohan, serta kejadian di dalam cerita ini hanyalah imajinasi author semata. Terima kasih atas pengertiannya ❤ btw aku saranin putar bgmnya ya biar lebih asik aja gituu~



— Kedudukan yang sia-sia ini bukanlah salahmu, kau tahu itu. Maafkan aku —

"Melahirkan seorang pewaris adalah tugas seorang Pangeran Permaisuri. Namun,  Pangeran Permaisuri Yang Jungwon telah gagal menjalankan hal tersebut. Demi kemakmuran kerajaan ini, maka Yang Jungwon, putra dari wakil sekretaris utama akan diasingkan ke desa pesisir dan posisinya sebagai Pangeran Permaisuri dari negeri Tanah Penunjang akan diturunkan!" pengumuman tersebut dilontarkan dengan  tegas oleh petugas kerajaan tepat di luar kediaman Sang Pangeran Permaisuri.

Dayang-dayang serta para Huin yang berjaga di luar sontak jatuh berlutut. Air mata mereka bercucuran disertai isak tangis karena tak rela Pangeran Permaisuri mereka angkat kaki dari Istana. Sementara itu di dalam ruangan yang minim cahaya, Jungwon menunduk, berusaha menjaga napasnya agar tetap stabil.

*Huin* pelayan laki-laki

"Yang Mulia!" erangan tak rela dari para pengikut Pangeran Permaisuri saling bersahutan menyapa telinga Jungwon. Tanpa sadar, air mata dipelupuk mata Jungwon akhirnya jatuh membasahi pipi. Napas lelaki itu tersendat-sendat.

Pintu digeser, Huin Sunoo—pelayan setia yang sudah melayaninya sejak menjadi Pangeran Pendamping bersama satu Dayang lainnya berjalan terhuyung-huyung menghampiri Jungwon.

Jungwon memaksakan senyum ramah. Dia tidak boleh terlihat lemah meskipun sedang dalam keadaan terpuruk.

"Huin Kim, Dayang Lim," panggil Jungwon dengan suara serak—nyaris tak terdengar, "Lakukan tugas kalian sebagai pengikutku untuk yang terakhir kalinya. Bantu aku melepas pakaian agung dan juga tusuk rambut perak di puncak kepalaku. Saat aku melangkah keluar dari tempat ini ... aku bukanlah bagian dari keluarga kerajaan lagi."

Tangan Huin Sunoo bergetar hebat ketika melucuti helaian paling luar sutera biru pucat dengan jahitan motif bunga matahari pada kedua lengan atas yang menyisakan sutera putih polos. Rambut Jungwon jatuh tergerai begitu tusuk rambutnya ditarik.

"Yang Mulia," Huin Sunoo tak sanggup menatap perangai Pangeran Permaisuri. Laki-laki itu menumpukan tangannya di atas lantai kayu berlapis karpet, membungkuk dalam bersama Dayang Lim yang tak henti-hentinya terisak.

"Tolong dandani aku," Jungwon meraih tangan Huin Sunoo, "Agar Baginda Raja tahu bahwa hidupku akan baik-baik saja tanpa dirinya. Aku tidak boleh terlihat lemah. Bisakah kau melakukan itu untukku?"

"Perintahmu adalah tujuan hidupku, Pangeran Permaisuri," jawab Huin Sunoo lirih.

•••

"Baginda Raja. Tidak mungkin Pangeran Permaisuri dinyatakan mandul. Beliau sudah melalui tahap kesehatan bahkan sebelum dipilih menjadi Pangeran Pendamping. Pangeran Permaisuri telah difitnah, Yang Mulia!" Ayah Jungwon memohon di bawah singgasana Park Jongseong, Sang penguasa negeri Tanah Penunjang.

Para pejabat yang ingin mengambil untung dari diturunkannya Pangeran Permaisuri tidak ada yang mau membelanya. Beberapa dari mereka justru senang karena anak-anak mereka mungkin berkesempatan menjadi Pangeran Permaisuri berikutnya.

Atmosfer di ruangan majelis rapat terasa mencekik oleh aroma persaingan yang mulai menyeruak. Mereka pasti sedang memikirkan cara  untuk menikahkan anak-anak mereka dengan Raja Jongseong. Dengan begitu, kekuasaan dan pengaruh mereka akan semakin kuat.

The Shadow ; jaywon auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang