Dari sejak Baginda Raja membentak Jung Sangwook dan membawanya pergi menuju kediamannya, Kepala Dayang terus merasa resah. Dia memiliki firasat bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Terlebih, Park Jongseong mengusir semua pengurus kediaman, memerintahkan orang-orangnya menunggu di halaman.
Atmosfer di kediaman Baginda Raja berubah menjadi mencekam. Sangat tidak nyaman. Meskipun belum ada yang mengetahui tentang apa yang sedang terjadi, tetapi jantung mereka telah lebih dulu bertedak dengan cepat.
Jung Sangwook menyerahkan sebuah surat dengan tangan bergetar. Dia lalu jatuh bersujud, "Baginda Raja, surat ini ... surat ini ditulis oleh Pangeran Heeseung."
Ketika mendengar nama adiknya disebut, Jongseong segera membuka surat itu. Pupilnya bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti huruf yang ditulis secara vertikal.
Wajah Park Jongseong menggelap. Jari-jarinya yang memegang sudut surat berubah menjadi cengkraman. Kekuatan tersebut hampir membuat surat di tangannya hancur berkeping-keping.
"KETERLALUAN! BERANINYA DIA MENGIRIM SURAT PENUH BUALAN INI PADA PENDAMPINGKU!"
Park Jongseong berdiri dan menendang meja di hadapannya. Beruntung, Jung Sangwook sempat menghindar. Jika tidak, kepalanya akan terluka dan dia mungkin akan kehilangan kecerdasannya!
Seluruh benda yang semula berada di atas meja, kini berhamburan ke lantai. Cangkir-cangkir pecah, buku-buku berjatuhan dan sebuah kertas melayang dangkal di udara sebelum jatuh dengan lembut di atas lantai, memperlihatkan deretan kalimat yang tertulis di sana.
Gunung-gunung tetap berada pada tempatnya, air sungai mengalir tanpa henti, musim salju datang secara berulang-ulang. Baik itu masa sekarang maupun masa depan, tidak peduli gunung mana yang telah kau lalui, tidak peduli sungai mana yang telah kau arungi, Pangeran Ini berharap Yang Mulia Pangeran Permaisuri selalu dalam keadaan sehat
Kedua mata Jongseong memerah. Dia berkata dengan napas memburu, "Aku sempat mendengar bahwa Pangeran Permaisuri menerima surat dari Pangeran Heeseung, tetapi aku tidak pernah memeriksanya karena berpikir bahwa dia hanya berbicara tentang masalah wabah--"
"TETAPI!" Intonasi suaranya berubah menjadi tinggi dan tajam dalam sekejap, "KAU LIHAT ITU?! KAU LIHAT APA YANG PANGERAN KEDUA TULIS?!"
Park Jongseong berkata pada Jung Sangwook. Namun, pada saat ini meskipun Jung Sangwook memiliki nyali untuk menyulut api, dia tetap saja ketakutan menghadapi Baginda Raja yang marah besar sehingga dia hanya bisa terus bersujud tanpa mengucapkan apapun.
Melihatnya bergeming, Park Jongseong tidak merasa puas. Dia berjalan cepat menghampiri Jung Sangwook, membuang topi resminya dan mencengkram puncak rambutnya untuk memaksa wajahnya berhadapan langsung dengan surat.
"KAU LIHAT ITU DENGAN JELAS!" Park Jongseong berteriak marah, "KAU ADALAH SEORANG SARJANA CERDAS! JELASKAN PUISI ITU PADAKU!"
Sebenarnya, tanpa Park Jongseong perlu bertanya, dia sebenarnya memahami asal usul surat itu, tetapi pada saat ini dia sangat ingin melampiaskan amarahnya.
Jung Sangwook gemetar sekujur tubuh. Suaranya terdengar seolah-olah tercekik ketika dia memaksakan diri mengeraskan suaranya, "P-Puisi tersebut sebenarnya merupakan karangan dari seorang ahli guqin untuk mengungkapkan kerinduannya pada kekasihnya. Namun, seiring berkembangnya zaman, puisi ini juga digunakan sebagai pengganti ucapan perpisahan."
Sedetik setelah Jung Sangwook menyelesaikan ucapannya, pintu kediaman Baginda Raja didobrak dari luar. Melihat keadaan kamar yang kacau, juga kondisi menyedihkan Jung Sangwook, Kepala Dayang dan Huin Goongmin hampir mati karena terkejut!
Lee Sunghoon berhambur masuk ingin menjauhkan Jongseong dari Jung Sangwook. Namun, Jongseong sudah lebih dulu melepaskan cengkramannya kasar. Dia lalu berdiri dan memandang surat di bawah kakinya dengan tatapan bengis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow ; jaywon au
FanfictionPosisi Pangeran Permaisuri yang ia dapatkan ternyata berlandaskan alasan busuk. Jika memilih menjadi orang bodoh, Jungwon akan bersedia melepas gelar tersebut. Namun, Jungwon tidak akan mengambil jalan itu. Dia akan berusaha mempertahankan kedudukan...