"Terima kasih karena telah memberiku kesempatan. Seumur hidup, aku tidak akan melupakan kebaikan kalian."
Na Jaemin bersujud setelah mengatakan itu. Dia bersujud begitu lama sampai membuat Pangeran Permaisuri khawatir. Jungwon menyuruhnya berdiri, tetapi lelaki bertubuh ramping itu masih menempelkan keningnya pada tanah.
Angin berembus dari segala arah, menerbangkan dedaunan kecoklatan ke arah mereka. Lahan terbuka itu tidak memiliki benteng sehingga tak ada tempat untuk bersembunyi dari udara dingin.
Jungwon hendak melangkahkan kakinya, tetapi langsung ditahan oleh Jongseong.
Park Jongseong berkata penuh ketegasan, "Gunakan kursi rodamu."
"Yang Mulia, aku ..."
Baginda Raja memotong kalimatnya, "Aku hanya mengizinkanmu lepas dari kursi roda di depan Yi Yu. Sekarang, anak itu telah pergi. Jangan lanjutkan kepura-puraan ini."
Sebelum mereka berangkat menemui Yi Yu, Pangeran Permaisuri sempat mengajukan permintaan yang hampir membuat Baginda Raja meledakkan emosinya pagi tadi.
Bagaimana Jongseong tidak murka? Pendampingnya itu, Yang Jungwon, di pertemuan terakhirnya dengan Yi Yu, dia ingin Yi Yu mengingatnya sebagai Pangeran Permaisuri yang sehat, bukan orang menyedihkan yang harus selalu bergantung pada kursi roda.
Dia ingin Yi Yu bergerak bebas ke arahnya, dia ingin anak itu melompat dan memeluknya. Jika dia menggunakan kursi roda, pergerakan anak itu akan menjadi lebih terbatas.
Mendengar alasannya itu, Jongseong tentu sangat kesal. Namun, di sisi lain dia juga gembira karena Yi Yu akan segera enyah dari jangkauan Pendampingnya. Akhirnya, setelah mempertimbangkan raut sedih Pangeran Permaisuri, Baginda Raja menyetujui dengan terpaksa.
Dia mengajukan syarat, "Kau tidak boleh protes jika aku terus menerus memeluk pinggangmu. Itu satu-satunya cara yang bisa kulakukan untuk mencegahmu terjatuh."
Jungwon sebenarnya memang bisa berjalan sebab hanya satu kakinya patah. Namun, meskipun begitu langkahnya tetap tertatih-tatih dan jauh lebih lamban.
Selanjutnya, ketika pada akhirnya dia berhasil bertemu dengan Yi Yu, Jongseong diam-diam mengutuk dalam hati begitu anak cebol bernama Yi Yu itu melompat sesuka hati untuk memeluk pendampingnya.
Jongseong refleks mengencangkan cengkramannya pada pinggang Jungwon, menahan tubuh Pendampingnya yang agak terdorong kebelakang. Jemarinya tertutupi oleh jubah lengan lebar milik Jungwon sehingga tidak ada seorangpun yang menyadarinya.
Merasakan cengkraman di pinggangnya, tubuh Jungwon seketika menegang. Saking kuatnya Jongseong mencengkram, Jungwon merasa seolah-olah jemari panas itu menempel langsung pada kulitnya; membuatnya merinding.
Jongseong diam-diam terus memeluk pinggang Pendampingnya, bahkan setelah Lee Jeno dan Yi Yu pergi, dia tidak melepaskan rangkulannya itu; malahan, dia menarik Pangeran Permaisuri ke dalam pelukannya, mencoba memberikan kenyamanan pada Pendampingnya.
Saat itu, sorot mata Jaemin yang sebelumnya diliputi kesedihan langsung berubah cerah. Jika diibaratkan, perubahannya secepat salju yang mencair begitu terkena panas matahari.
Na Jaemin berdiri dibantu oleh pelayannya setelah Jungwon memaksanya bangun berkali-kali.
Baginda Raja ingin mengetahui masalah keluarga Na dengan jelas, jadi dia mengundang Na Jaemin secara tidak resmi untuk minum di sebuah kedai. Kedai itu cukup ramai di bawah sehingga Jongseong memilih tempat di lantai atas.
Dibalik topi bambunya yang diselubungi kain tipis, Na Jaemin melotot gembira ketika Baginda Raja yang berdiri empat langkah di depannya tiba-tiba saja menggendong Pangeran Permaisuri ala pengantin baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow ; jaywon au
FanfictionPosisi Pangeran Permaisuri yang ia dapatkan ternyata berlandaskan alasan busuk. Jika memilih menjadi orang bodoh, Jungwon akan bersedia melepas gelar tersebut. Namun, Jungwon tidak akan mengambil jalan itu. Dia akan berusaha mempertahankan kedudukan...