04

2.8K 396 14
                                    

—Meskipun kau tidak meliriknya, tidak ada yang bisa menjamin jika di hari esok kau tidak akan merenggutnya—


Jika Paduka Agung menjadikan Jungwon sebagai batu loncatan untuk menggoyahkan kedudukan Raja, maka Jungwon akan membalikkan keadaan dengan memanfaatkan Paduka Agung. Bukan tanpa alasan Jungwon menyuruh huin Sunoo memperkuat rumor yang ada. Rencananya memang terlalu beresiko sebab orang-orang akan semakin berani mengincar kursi Pangeran Permaisuri. Namun, sisi menguntungkannya Paduka Agung akan menyingkirkan orang-orang yang mengancam kedudukan Pangeran Permaisuri.

Selama rencana Paduka Agung untuk mempersiapkan kudeta belum matang, Jungwon akan membuat  Jungkook memperkuat kedudukannya secara tak langsung. Jungwon yakin Paduka Agung sedang mengincar pejabat Na Jaehyun karena putranya adalah calon selir. Seorang selir dipilih dari peserta seleksi Pangeran Pendamping yang berhasil sampai tahap akhir. Namun, tidak terpilih menjadi Pangeran Pendamping. Akan tetapi, calon selir tersebut tidak bisa dinobatkan menjadi selir jika memilih untuk menikahi orang lain.

Pejabat Na Jaehyun adalah lawan yang cukup berat bagi Paduka Agung. Dia berhasil memajukan ekonomi di provinsi Bentangan Beku yang seluruh datarannya tertutupi oleh salju dengan menjadikan wilayah tersebut sebagai tempat hiburan nasional.  Tentu saja sektor utamanya adalah pariwisata. Sejauh ini, provinsi Bentangan Beku adalah yang paling maju ekonominya kedua setelah Provinsi Tonggak Barat.

Ayah Jungwon, Yang Hwan. Dia menghela napas panjang setelah mendengar penuturan putranya, "Astaga ... mengapa Yang Mulia bersikap terlalu gegabah? Apakah Anda tidak memikirkan dampak berkelanjutan atas hal tersebut?!"

Jungwon tersenyum geli, "Tidak perlu berbicara formal padaku, Ayah. Ini perintah."

"Kau adalah Pangeran Permaisuri Tanah Penunjang. Tidak sepatutnya menyalahgunakan kekuasaan apalagi hanya untuk hal sepele," tekan Hwan.

Entah sudah berapa kali pria berjenggot itu mengingatkan Jungwon yang selalu mempermasalahkan panggilan formal, padahal Hwan hanya ingin menghormati putranya sebagai Pangeran Permaisuri.

"Ayah sangat keras kepala," Jungwon cemberut, menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangan.

Beginilah Jungwon di hadapan keluarganya. Ia mengeluarkan sifat aslinya–menjadi lebih manja. Yang Hwan sempat khawatir jika anaknya akan kesulitan tumbuh di lingkungan istana yang keras. Sejak Jungwon menjadi Pangeran Pendamping, orang-orang berusaha mencari celah pada dirinya dengan memperhatikan etiket, caranya bersikap, dan bagaimana Jungwon menjaga martabatnya sebagai seorang anggota baru keluarga kerajaan.

Yang Hwan tidak bisa sering-sering mengawasinya karena dia juga memiliki pekerjaan. Hwan juga tidak ingin menambah beban Pangeran Permaisuri jika sampai orang-orang memandangnya sebagai mertua Putra Mahkota yang tidak bisa memercayakan anaknya pada keluarga kerajaan, padahal wajar jika seorang ayah khawatir.

Beruntung Yang Hwan berteman dengan Sekretaris Utama Kerajaan, Kim Namjoon namanya. Dia bekerja di Istana inti dan tak jarang melihat Pangeran Permaisuri berjalan-jalan di sekitar taman Istana. Katanya, Jungwon selalu berusaha terlihat ramah di hadapan siapapun. Ramah dalam artian senyuman yang terukir bibir—senyum terlatih seorang bangsawan. Tidak terlihat lemah. Namun, berwibawa. Yang Hwan amat bersyukur begitu tahu bahwa Jungwon beradaptasi cukup cepat di Istana walaupun seringkali merepotkan orang-orang dengan bermain petak umpet.

Yang Hwan menatap putranya sendu. Selama ini Pangeran Permaisuri pasti merasa terbebani. Dia hidup di istana dengan posisi terhormat. Akan tetapi, masih ada segelintir orang yang terang-terangan meremehkannya.

"Maafkan ayah, nak."

Jungwon mengangkat kepalanya. Kenapa tiba-tiba ayahnya meminta maaf?

The Shadow ; jaywon auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang