Malam semakin gelap. Namun, cahaya lilin di kamar tidur Baginda Raja masih menyala. Batang tubuh lilin tersebut telah memendek sampai seukuran jari kelingking. Merasa terganggu oleh cahayanya yang berkedip-kedip seolah-olah akan mati kapan saja, Jongseong menyingkirkan lilin itu dan menggantinya dengan yang baru.
Kuas bertinta menari-nari di atas kertas. Jongseong memfokuskan pikirannya untuk menulis laporan. Namun, seruan Huin Goongmin di luar kamar tidur menganggu konsenterasinya. Menahan kesal, Jongseong pun membiarkan pria tua itu masuk.
Wajah Jongseong cemberut, "Apa yang salah?"
Raut Huin Goongmin tampak serius. Melihat hal ini, Jongseong memiliki firasat bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.
"Yang Mulia, kabar duka datang dari Kediaman Lee."
Bola mata Park Jongseong sontak melebar, "Siapa yang meninggal?!"
"Kakek dari pihak ibu Panglima Lee, mendiang Tuan Suan. Dia meninggal karena dibunuh oleh orang-orang yang menginginkan nyawa Pangeran Heeseung."
Tuan Suan ...
Park Jongseong mengenali seluruh silsilah keluarga dari pihak orangtua Lee Jongsuk. Namun, Jongseong tidak mengenali satupun dari anggota keluarga di pihak istri Lee Jongsuk, seolah-olah mereka sengaja ingin menyembunyikannya rapat-rapat.
Setelah mengetahui bahwa Lee Sunghoon merupakan keturunan dari klan Jiurong, Park Jongseong tentu memahami alasan mengapa Lee Joongsuk menyembunyikan hal ini.
Tak di sangka, hari di mana Park Jongseong mengetahui identitas mertua Lee Jongsuk akan datang bersama berita kematiannya.
Tetapi hal yang terpenting adalah dia terbunuh oleh orang-orang yang ingin melenyapkan Pangeran Heeseung.
"Lanjutkan."
Huin Goongmin mengangguk, "Pengawal kerajaan yang pergi bersama Pangeran Heeseung terkena racun senjata. Mereka yang terkena racun langsung meninggal di tempat, hanya menyisakan satu pengawal dan juga tabib Hyunjin, sementara Lee Jaeyun terluka di bagian kepala."
Park Jongseong memejamkan mata.
Pikirannya langsung tertuju pada satu orang.
Tanpa membuang waktu lagi, Park Jongseong diam-diam meninggalkan istana bersama satu pengawal. Kuda hitam yang dikendarainya berlari kencang di bawah sinar bulan. Dalam sekejap, dia tiba di sebuah bangunan bertuliskan 'Kediaman Kim'
Kepala rumah tangga buru-buru menghampiri untuk menyambutnya, tetapi Park Jongseong malah menerobos masuk tanpa mempertahankan sopan santun. Sebaris pelayan maupun penjaga kediaman langsung mundur ketika melihat titik-titik emosi di wajahnya.
Park Jongseong menggeser pintu, menatap dingin pada Kim Jinseong yang duduk nyaman di atas tempat tidur. Kim Jinseong mengangkat kepalanya, balas memberikan tatapan dingin.
"Kau seorang Raja, tetapi tidak tahu cara menghormati leluhur!" Kim Jinseong menampar permukaan mejanya kesal.
"Pagi ini, mertua Jenderal Lee Jongsuk telah wafat."
Kim Jinseong mengerutkan kening, "Apa hubungannya denganku?"
Mata Jongseong melebar penuh emosi. Pria itu berseru marah, "Dia dibunuh olehmu!"
Mendapati tuduhan tak berdasar semacam ini apalagi di tengah malam ketika dirinya bersiap istirahat, bagaimana mungkin Kim Jinseong tidak semakin marah?!
Lagipula, apakah otak cucunya ini menjadi bodoh setelah bertengkar dengan Pendampingnya? Tak seorangpun di dunia ini selain Lee Jongsuk sendiri yang mengetahui identitas anggota keluarga istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow ; jaywon au
FanfictionPosisi Pangeran Permaisuri yang ia dapatkan ternyata berlandaskan alasan busuk. Jika memilih menjadi orang bodoh, Jungwon akan bersedia melepas gelar tersebut. Namun, Jungwon tidak akan mengambil jalan itu. Dia akan berusaha mempertahankan kedudukan...