03

2.7K 456 52
                                    

— Dia bukannya peduli, melainkan mencoba terlihat baik—

Rumor buruk tentang Pangeran Permaisuri sampai ke telinga Jungkook. Laki-laki dengan gelar Paduka Agung itu jelas resah. Dia duduk di atas alas empuk yang menempel langsung dengan lantai kayu sambil sesekali menggigiti kuku jarinya.

"Yang Mulia, Menteri Perpajakan ingin menemui Anda," ucap pelayan di luar kamar.

Jungkook menegakkan tubuh, "Persilakan dia masuk!"

Pintu kayu digeser dari dua arah, menampilkan sosok Jung Hoseok. Menteri Perpajakan. Dia duduk bersila di hadapan Jungkook setelah sebelumnya memberi hormat. Raut lelaki itu tampak tenang. Namun, dari helaan napasnya yang berat, Jungkook bisa langsung tahu jika Hoseok juga merasa khawatir sekaligus kesal.

"Raja terang-terangan mengabaikan suaminya," Jungkook mengepalkan tangan marah, "Dia tidak berusaha mencegah rumor ini semakin meluas. Apakah dia sama sekali tidak memiliki rasa pada Pangeran Permaisuri?"

"Bukankah tujuannya sudah jelas?" Hoseok mendengus, "Dia menginginkan seorang selir."

"Kita tidak boleh membiarkan hal itu terjadi!" Jungkook kalut. Ia sampai tak sadar telah mengeraskan suaranya, "Apalagi jika sampai Putra Na Jaehyun diangkat menjadi selir. Satu orang merepotkan lainnya akan membuat rencana kita menjadi semakin sulit."

Posisi Pangeran Permaisuri terancam. Hoseok tahu selicik apa pejabat Jaehyun. Dia mungkin sudah memikirkan rencana untuk membunuh Jungwon suatu hari nanti dan menjadikan Jaemin sebagai Pangeran Permaisuri pengganti. Apalagi klan Na merupakan klan yang tak kalah kuat dengan klan Jeon.

Hal ini akan membuat dukungan Heeseung melemah. Orang-orang Jungkook yang semula menyetujui rencana kudeta berkemungkinan besar berkhianat dan beralih mendukung Raja Jongseong. Mereka jelas tak mau rugi. Seorang pengkhianat akan mendapat hukuman berat berupa siksaan yang membuatnya mati perlahan. Keturunan-keturunan mereka nantinya akan dijauhkan dari kawasan ibu kota untuk menghindari adanya balas dendam.

Jungkook tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia sudah bersusah payah sampai ke titik ini demi menjadikan Heeseung sebagai satu-satunya matahari di Negeri Tanah Penunjang.

"Apa solusimu tuan Hoseok?" tuntut Jungkook.

Hoseok menyeruput teh sebelum menjawab, "Tidak ada pilihan selain mempererat hubungan Baginda Raja dengan Pangeran Permaisuri."

"Keputusanmu terlalu beresiko" Jungkook mengepalkan kedua tangannya yang diletalkan di atas paha "Bagaimana jika mereka berdua jatuh cinta dan memiliki seorang anak?"

Tawa menggelegar Hoseok menguar di ruangan luas itu. Jungkook memasang wajah datar. Ia tidak suka jika Hoseok menertawainya di situasi serius begini. Tidak kah dia tahu jika situasi ini begitu genting?!

"Mengapa Yang Mulia berpikir terlalu dangkal?," kata Hoseok di sela-sela tawanya, "Anda jelas lebih mengerti kondisi Pangeran Permaisuri dibanding suaminya sendiri. Pangeran Permaisuri Jungwon tidak akan bertahan jika bukan karena perlindungan Anda, Paduka Agung."

"Aku yakin tuan Jinseong, kakek Raja Jongseong juga tidak ingin cicitnya lahir dari perut Pangeran Permaisuri. Jadi Anda tidak perlu merasa khawatir. Yang Jungwon bukanlah ancaman. Lebih baik kita fokus memikirkan cara untuk memperlemah pengaruh tuan Jinseong dan pengikutnya."

•••

Jungwon terbaring lemah di alas tidur empuk. Kulitnya yang sudah putih semakin pucat. Sudah berhari-hari sejak rumor menyebar semakin kuat di istana, dan selama itu pula Jungwon menjadi tidak bersemangat. Dia tidak keluar dari kediamannya dan hanya berbaring seharian.

The Shadow ; jaywon auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang