Yi Yu akhirnya tidak memiliki pilihan selain menuruti perintah Baginda Raja untuk berhenti memanggil Jungwon 'Appa' dan menggantinya dengan 'Yang Mulia'
Ketika mendengar perintah itu, Yi Yu memasang wajah sedih. Anak itu terlihat tidak rela jika harus memanggil Jungwon 'Yang Mulia'
Jungwon merasa tidak enak hati, tetapi di sisi lain juga dia salah. Sebagai seorang Pangeran Permaisuri, tidak seharusnya dia bertindak sembarangan atas dorongan hati.
Namun, meskipun demikian, Yi Yu tidak protes atau bersikeras. Dia menuruti permintaan Jungwon dengan anggukan sedih. Dan Selama pembicaraan itu, Jaeyun dipindahkan ke teras paviliun.
Masalah ini jelas tidak boleh diketahui orang lain. Jadi Jungwon meminta Jaeyun untuk menunggu di tempat lain. Selain itu Jungwon juga memiliki sesuatu yang harus dibicarakan dengannya.
Jongseong telah menjelaskan bahwa alasan kedatangan Jiurong Jaeyun ke ibu kota adalah untuk menemui Penatua Jin Qiyan. Ketika Jungwon mendengar bahwa Jaeyun ingin membantu menyelesaikan masalah wabah cacar, hatinya merasa gembira.
Dia yakin dengan kehadiran Tangan Terampil Dari Sembilan Wilayah, meskipun itu hanya satu orang, wabah cacar yang melanda Tanah Penunjang mungkin akan menemukan titik temu.
Dan keputusan Jiurong Jaeyun yang ingin menemui ibunya adalah tindakan bijak. Anak itu tidak ingin dikirim jika tidak berguna. Dia tetap rendah hati meskipun memiliki darah Jiurong di dalam nadinya.
"Kau tidak masalah jika identitasmu diketahui ibuku?" Jungwon bertanya, "Atau kau ingin menyamar dengan menyembunyikan warna rambutmu?"
Jiurong Jaeyun menggeleng tanpa berpikir, "Jika aku melakukannya, kecantikanku yang memiliki aura seperti peri akan meredup."
Yang Jungwon ".........."
"Aku sudah melakukan perjalanan jauh dari daerah barat untuk sampai ke ibu kota lalu menempuh jarak jauh lagi untuk sampai ke Liaoling. Selama berhari-hari, tidak ada bahaya yang menimpaku, kecuali lirikan cabul dari orangtua bau tanah."
Tertegun sejenak, Yang Jungwon kemudian tersenyum kikuk, "Lalu bagaimana aku bisa meyakinkan tabib-tabib untuk membawamu ke daerah terdampak wabah? Apa kau memiliki pengalaman menyembuhkan orang lain?"
Jiurong Jaeyun menepuk tangannya bahagia. Jongseong mengernyitkan dahi mendengar suara berisik itu, "Kembali ke titik awal, yaitu pergi atas rekomendasi Penatua Jin Qiyan. Untuk pengalaman menyembuhkan, Baginda Raja adalah salah satu saksi yang menyaksikan bagaimana aku menurunkan demam Yang Mulia Pangeran Permaisuri."
"Jadi tidak ada masalah 'bukan? Aku mohon Yang Mulia! Aku tidak ingin merubah warna rambutku yang cantik! Kalau ada yang bertanya macam-macam, aku bisa mengelabui mereka! Akan kukatakan bahwa aku adalah peri yang tinggal di gunung suci~"
Urat di kening Jongseong menonjol.
Yang Jungwon berkedip linglung
Satu-satunya orang yang harusnya khawatir atas dirinya sendiri malah bertingkah bebal. Yang Jungwon memijat pangkal hidungnya lelah. Dia tidak pernah menyangka ada orang di dunia ini yang menempatkan penampilan di atas segalanya. Apalagi orang yang Jungwon maksud adalah keturunan Jiurong.
Dia merasa heran, apakah anak ini tidak mempelajari sejarah kelam yang menimpa leluhurnya? Mengapa dia terlihat santai saja seolah-olah dia tidak berasal dari ras penting? Seharusnya anak itu merasa takut jika identitasnya diketahui orang lain.
Klan Jiurong pernah memberontak. Meskipun hal itu dipicu oleh kesalahan Raja terdahulu, mereka tetap dinilai salah di mata sebagian orang.
Apa yang akan dipikirkan orang-orang ketika melihat bahwa klan Jiurong yang telah lama hilang kembali muncul? Tentu saja pembalasan dendam. Kemunculan Jiurong yang tiba-tiba di hadapan masyarakat tidak akan membawa hal baik terlepas dari apapun alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow ; jaywon au
FanfictionPosisi Pangeran Permaisuri yang ia dapatkan ternyata berlandaskan alasan busuk. Jika memilih menjadi orang bodoh, Jungwon akan bersedia melepas gelar tersebut. Namun, Jungwon tidak akan mengambil jalan itu. Dia akan berusaha mempertahankan kedudukan...