Bel masuk pun berbunyi. Semua siswa dan siswi lain pada masuk ke kelas masing-masing. Pelajaran pertama di kelas Starla adalah IPS.
"Selamat pagi, semuanya!" sapa Bu Wina.
"Pagi juga, Bu!" sapa balik mereka.
"Baiklah. Mari kita mulai belajarnya." Bu Wina pun mulai menjelaskan materi.
Tiba-tiba datang salah satu siswi kelas sebelah. Sebut saja namanya Disca. Aksi pelajaran itu pun terhenti.
"Assalamualaikum. Permisi." Bu Wina pun menoleh ke sumber suara dan melihat Disca, yang tadinya menatap ke papan tulis.
"Waalaikumsalam, iya ada apa. Disca?" tanya Bu Wina sambil tersenyum.
"Eum. Begini. Saya di suruh sama Bu Melati untuk menyuruh salah satu siswi, Ibu. Bernama Starla ke ruangannya." Starla yang sedari tadi menulis mendongak ke atas saat namanya di sebut.
"Oh. Baiklah. Starla, silahkan pergi." Bu Wina menatap ke Starla.
"Saya?" tanyanya sambil menunjuk ke diri sendiri. "Oke."
"Starla. Mungkin masalah lo sama Bianca deh lo di panggil," bisik Vanya.
"Kayaknya. Ya udah gue pergi dulu." Vanya hanya mengangguk.
Lalu Starla pun keluar dari kelas menuju ke ruangan Bu Melati bersama Disca. Starla masuk ke dalam, kecuali Disca. Siswi itu kembali ke kelas.
"Iya? Ibu manggil saya?" tanya Starla saat sudah di dalam ruangan tersebut.
"Iya. Silahkan duduk." Starla hanya menurut lalu duduk di kursi diikuti oleh Bu Melati.
"Ibu mau tanya sama kamu. Apa benar kamu nampar Bianca?" tanyanya. Starla terdiam dan mendadak wajahnya datar.
"Iya. Benar, Kenapa?" tanyanya.
"Kamu tanya kenapa?! Ya jelas salah! Untuk apa kamu nampar anak dari Kepala Sekolah ini?!" ujar Bu Melati dengan nada tinggi.
Dengan santai, Starla menjawab. "Cih. Saya cuma melakukan jalan yang benar. Dia suka bully siswi-siswi di sini. Apa pantas ya di sebut manusia? Jika bully siswi-siswi, Ibu jangan gitu ya. Jangan mentang-mentang Bianca anak Kepala Sekolah ini. Jadi Ibu seenaknya bela dia?"
"Ya setidaknya kamu jangan nampar dia."
Starla berdehem, lalu. "Dia yang duluan mau nampar saya, Bu," ujarnya datar.
Bu Melati menghela nafasnya. "Iya tau, tapi bisakah kamu tidak juga menampar dia? Bisa juga balas dengan baik-baik. Bukan malah seperti itu, kamu itu masih siswi baru di sini, ya."
"Terserah apa yang Ibu bilang. Saya tidak peduli, seenggaknya saya membela jalan benar. Sudahlah, saya permisi." Starla bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan teriakan Bu Melati.
***
Saat ini. Gadis itu berada di kantin, malas kembali ke kelas katanya. Selagi sepi, ke kantin aja ah. Pikirnya.
"Gue masih belum bisa melupakan kejadian itu." Matanya mulai berkaca-kaca.
"Maafin gue karena gak bisa jagain lo." Starla menghapus air matanya yang turun.
"Kamu ngapain di sini?" tanya seseorang.
Starla kaget saat mendengar suara itu dan melihat Sagara yang berdiri di pinggir dirinya. Jantung Starla kian berdetak kencang.
"Nggak kok, cuma pengen bolos aja." Sagara hanya mengangguk paham.
"Aku boleh ikut duduk?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA[Tamat&Lengkap]
Teen Fiction[VOTE DAN KOMEN BILA SUKA✔] (Gakmaksasih) CERITA INI SUDAH TAMAT! PART MASIH LENGKAP!!! ||Di larang PLAGIAT|| Dia Sagara Alterio Sebastian. Cowok manis, baik hati, dia juga sedikit polos, kekanak-kanakan dan nakal juga. dia juga menjadi Pemimp...