Tujuh

323 82 15
                                    

Sorry di lanjut sekarang, soalnya di real life aku sakit, ini lumayan sembuh. Tapi gak papa mwehehe.

Tetap next juga walau pembaca masih dikit:)
Komen di setiap paragraf dong:v

Vote dulu baru baca ya.

***

Setelah beberapa jam akhirnya Sagara sudah selesai di periksa, dokter yang bernama Dirga itu keluar dari ruangan Sagara dan langsung di hampiri oleh Starla.

"Gimana, Dok?" tanyanya cemas, terlihat jelas di matanya gadis itu ada kekhawatiran terhadap Sagara.

"Eum begini, luka tusukan itu sangat dalam sehingga pasien mengeluarkan banyak darah. Tapi untungnya kami bisa menolongnya dan saat ini pasien koma sementara."

Starla terdiam sesaat begitupun dengan Devon dan lainnya, setelah itu Dokter Dirga pun lantas pergi. Starla masih terdiam dengan tatapan kosong ke depan, kedua tangannya mengepal kuat, matanya memanas dan berkaca-kaca.

'Awas lo Reno!' batinnya penuh amarah, mantan kekasihnya itu harus di beri pelajaran.

"Gue balik." Tanpa menghiraukan perkataan Devon yang belum selesai ngomong, Starla langsung pergi dari sana.

"Dia kenapa?" tanya Galang menatap ke Devon, Saskara, Hudson dan Valdo. Keempat cowok itu sama-sama kompak mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tau.

"Von, mending lo telfon orang tua Sagara deh," ujar Valdo, Devon menoleh ke arah Valdo dengan tatapan datar. Setelah itu dia menghela nafasnya kasar, lalu mengambil ponselnya di saku jaketnya untuk menelfon orang tua Sagara.

Icha
[Halo?]

Devon
[Halo, Tan. Tante bisa datang ke rumah sakit gak?]

Icha
[Emang siapa yang sakit?]

Devon
[Sagara, Tan. Tante ke sini aja, rumah sakit Bhayangkara]

Icha
[O-oke iya]

Tutt! 

Pihak telfon pun terputus

Devon sekali lagi menghela nafasnya, lalu memasukkan ponselnya lagi di saku jaketnya. Eh kejadian ini siang menuju sore ya:v

"Gimana?" tanya Saskara sambil bersandar di tembok dengan wajah datar, Devon menoleh ke arah cowok itu.

"Mau ke sini," jawabnya. Saskara hanya mengangguk.

"Gue laper, pen makan." Devon langsung pergi.

"Wey, tungguin kita! Kita juga laper!" teriak Galang. Di susul oleh Valdo dan Hudson, kecuali Saskara.

"Saska, lo mau ikut?" tanya Hudson sambil menoleh ke belakang dengan memberhentikan langkahnya, Saskara hanya menggeleng.

"Oh, oke." Hudson pun melanjutkan melangkah menuju kantin rumah sakit.

"Sagara dimana?" tanya Icha yang tiba datang, Saskara kaget.

"Ada di dalam, Tan. Mau masuk?"

"Iya, Saskara."

"Oke, bentar. Saskara tanya dokter dulu." Cowok itu pun mencari dokter Dirga untuk meminta izin masuk, setelah dapat izin. Saskara kembali menghampiri Icha yang kebetulan bersama Davis.

"Gimana?" tanya Davis.

"Boleh, silahkan." Saskara membuka pintu ruangan itu dan langsung saja Icha dan Davis pun masuk.

Sebenarnya Devon itu pintar kok, pintar banget malah. Otaknya yang pintar mampu mengatur strategi dengan baik untuk melawan musuh, dan bisa mengerjakan tugas sekolah. Pantas saja, cowok itu di pilih untuk menjadi Wakil Ketua Geng Zervanos oleh Bang Bondan yang dulunya mantan angkatan Geng Zervanos, Devon juga punya sorot matanya yang tajam.

SAGARA[Tamat&Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang