Empat Puluh Dua

133 20 3
                                    

Jangan lupa kasih vote dan komen Kalau suka MAKASIH yaaa~

Aku akan terus next cerita ini sampai tamat!

Kalian ikutin aja alurnya.

Kalian mau Sad Ending Or Happy?
Jawab ya~

●Tim Sad Ending

●Tim Happy Ending

*****

Sagara pergi ke kelasnya setelah dari kantin. Saat setiba masuk ke dalam kelas, kini netranya ke arah seorang cowok yang tengah tertidur di pojok kelas di atas meja dengan kepalanya berada di tumpuan tangannya.

Sagara tau dia siapa. Diam-diam Sagara menghampiri dia dan pelan-pelan duduk di samping dirinya.

"Saskara." Iya, yang sedang tertidur itu adalah Saskara.

"Saska," sahut Sagara lagi karena tidak di respon oleh sang empu.

"Apa?" Kini, sekarang Saskara menjawab dan mendongak.

Sagara tampak memiringkan kepalanya. "Lo kembali?"

Saskara mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Kembali apanya?"

Sagara meringis. "Ya ... itu sifat asli lo," jedanya sebelum melanjutkan ucapannya. Lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Gue kangen tau! Serius sama sifat lo yang sadis! Dulu, inget banget gue. Lo berbuat salah satu anggota geng itu masuk rumah sakit gara-gara lo, Sas." Sagara merangkul pundak Saskara senang.

"Gak usah berlebihan gitu." Saskara mendelik sinis.

Sagara nyengir. "Ya gak papa kali, broo."

Saskara hanya berdehem singkat. "Gue ingin putus dari,  Kania."

Ucapan Saskara barusan membuat Sagara kaget. "Hah?"

Saskara berdecak. "Gue ingin putus dari, Kania."

Kini, Sagara mengerutkan dahinya. "Dengan alasan?"

Saskara terdiam, lalu terkekeh sinis. "Gue takut dia gak mau sama gue lagi, gara-gara sifat kejam gue ada lagi."

Sagara tampak berpikir dengan mendongak ke atas. Lalu, beberapa menit dia menjentikan jarinya. 

"Ya udah. Kamu dingin aja sifatnya, maksud dingin juga. Ngomong ngirit gitu."

"Gue juga sekarang dingin kok, Sa."

Sagara terkekeh. "Cinta banget kamu sama, Kania?"

"Tanpa gue jawab. Lo pasti tau jawabannya."

"Cinta banget?" Saskara hanya mengangguk.

"Lo sendiri ke, Starla?"

"Sama, cinta banget. Aku. Hehe." Sagara nyengir.

Saskara hanya mengangguk

*****

Bel pulang pun berbunyi

"Nanti pada ke markas gak?" tanya Valdo.

"Iyaa, mau kok ke markas," jawab Sagara.

Devon dan lainnya hanya mengangguk. Lalu beriringan keluar dari kelas.

Tetapi, dari kejauhan ada seorang gadis yang sedari tadi bersama seorang cowok di parkiran motor. Sagara dan lainnya kaget melihat itu, karena tau mereka siapa.

SAGARA[Tamat&Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang