Delapan

332 63 8
                                    

Vote dulu baru baca ya

Makasih

Komen di setiap paragraf juga, biar aku semangat buat up nya.

Oh iya, aku sengaja Sagara nyebut orang tua-nya dengan Mami Papi biar beda aja gitu:v

***

Devon mengikuti Saskara ke arah rooftop, terlihat jelas. Di mata Devon bahwa Saskara punya masalah, sesampai di sana...

"Saska." Saskara menoleh ke sumber suara dan melihat Devon  di belakangnya. Cowok itu terlihat santai dengan wajah datarnya, Saskara juga membalas panggilan Devon dengan menaikkan salah satu alisnya pertanda 'apa'

"Lo ... kenapa?" tanyanya dengan nada pelan.

Saskara berdehem, lalu. "Gak."

Devon mengangkat salah satu alisnya. "Serius?"

"Ya."

Devon menghela nafasnya, dia tidak habis pikir sama Saskara. Dingin sekali, pikirnya.

"Lo ada masalah?" tanyanya dengan wajah serius.

"Gak ada." Devon terkekeh sinis.

"Saska. Gue tau lo ada masalah, sini cerita sama gue."

Saskara hanya terdiam enggan membalas perkataan Devon, merasa di acuhkan. Devon memegang pundak cowok itu dan Saskara malah menepisnya.

"Kasar lo." Devon menatap tidak percaya ke arah Saskara.

"Emang."

"Gue serius njir. Lo ada masalah hah?"

"Urusannya sama lo apa?" tanyanya datar.

Lagi dan lagi Devon menghela nafasnya. "Gue tau lo ada masalah, Saska."

"IYA GUE ADA MASALAH! PUAS LO?!" Devon tergelonjak kaget saat Saskara berteriak seperti itu.

"Gue ... gue dari kecil gak pernah dapat kasih sayang dari seorang Ayah, lo tau? Setiap hari orang tua gue ribut terus. Gue bingung harus gimana?!" Devon terdiam sejenak.

"Saska. Gue sekarang bener-bener ngerti sama masalah lo. Gue janji akan bantu, tapi lo juga harus bersikap baik sama bokap lo itu dan jangan main kasar, gitu-gitu juga dia masih orang tua, Saskara." Saskara terdiam sesaat, tatapannya kosong dan tangannya mengepal.

"Gue gak bisa, Von. Bokap gue selalu ngelunjak. Kalau gue bicarakan baik-baik malah dia murka."

Devon mengangkat alis kanannya. "Cukup lo bicara baik-baik."

"Gue gak bisa anjing!"

Sudah habis kesabaran Devon, Devon menarik kerah baju seragam milik Saskara dan menatapnya datar dan tajam, sama seperti Devon, Saskara juga hanya menatap datar.

"Kenapa?" tanyanya santai.

"Lo-" jedanya dengan menunjuk ke wajah Saskara. "Bikin gue emosi. Harus gimana lagi cara gue bilang gitu sama lo, hm? Biar lo ngerti. Lo juga jangan kepancing emosi sama bokap. Di bicarakan baik-baik bisa 'kan hah?!"

Saskara berdecih. "Lo gak pantas jadi wakil Zervanos."

"Kenapa?"

Sebelum Saskara menjawab, Devon menjawab duluan. "Ohh ... gue tau, lo ingin jadi wakil Zervanos gitu?" tanyanya sambil tersenyum miring.

"Bukan itu maksud gue."

"Terus?"

Tanpa mereka sadari, dari tadi Valdo dan Galang mengintip mereka dari jauh celah-celah pintu rooftop.

SAGARA[Tamat&Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang