Sembilan

304 61 6
                                    

Seperti biasa

Vote dulu baru baca ya.

Komen juga yaaa biar aku semangat buat up nanti

***

Setelah sekian lama di taman. Starla dan Sagara pun kembali pulang, Starla juga pamit pulang. Sedangkan Sagara kembali ke kamar dan makan di kamar yang di mana sudah di siapkan oleh Icha.

Starla pulang dengan menaiki motornya seperti biasa dan dia sudah sampai di rumah, memasuki rumah dan langsung ke kamar.

Starla meraih sebuah kotak di dalam lemari bajunya. Mengambilnya lalu duduk di kasur, perlahan dirinya membuka kotak itu dan melihat sebuah kalung liontin berbentuk bulan sabit, kalung ini pemberian dari sahabat laki-laki Starla yang sudah meninggal akibat kejadian 2 tahun yang lalu.

"Darrel ... Velly kangen ...," lirihnya sambil mengamati kalung itu.

Iyah. Namanya Darrel, sahabatnya yang meninggal akibat korban pembunuhan yang di lakukan oleh Reno-mantan kekasih Starla, dan untuk nama 'Velly' sendiri itu nama panggilannya dari Darrel, yang di ambil dari nama Vellyne.

~Flashback On~

"Velly ... kamu cantik setiap saat," ujar Darrel.

"Apa sih? Kamu itu sudah bilang gitu udah 15× kali loh."

"Biarin. Emang kok kamu cantik."

"Iyah. Makasih ya!" Starla atau Velly  langsung memeluk Darrel, dan Darrel pun membalasnya.

"Aku sayang Kamu, Starla."

~Flashback Off~

Tes!

Lama kelamaan Starla meneteskan air matanya. Lalu tersenyum getir, setelah itu dirinya kembali memasukkan kalung itu ke kotak lagi.

"Reno ... gue gak akan pernah maafin lo! Gara-gara lo, gue harus kehilangan Darrel." Starla pun menghapus air matanya.

***

Saat ini Sagara sedang termenung di kamarnya. Dia cemberut karena tidak diizinkan keluar dari rumah lagi oleh ibunya, tadi saja dirinya mengaduh kesakitan pas sudah setiba pulang dari taman dan Icha memarahinya.

"Bosen, ish." Sagara memukul gulingnya.

Lalu dia menatap rambutnya yang menutupi matanya sedikit lalu meniupnya, dia pun terkekeh.

"Ganteng banget aku!" ujarnya sedikit teriak.

Lalu dia turun dari ranjang ke meja belajarnya untuk mengambil sebuah kunci motornya, bukan. Bukan untuk kabur dia malah kembali baring di kasur dengan semula dan menyender.

"Gantungan kunci motornya lucu," gumamnya saat melihat-lihat gantungan kunci motornya yang berbentuk Doraemon itu dan pastinya warna biru.

Ceklek!

Pintu kamar tersebut di buka oleh Icha yang tiba-tiba datang. Raut wajah Sagara jadi cemberut lagi dan kesal, Sagara melengkungkan bibirnya lucu, ah gemas.

"Nih, roti buat kamu." Icha menyodorkan sepiring yang ada roti tawar yang sudah dirinya di olesi selai.

"Gak mau."

"Loh? Kenapa? Mami ... sengaja bikin ini buat kamu." Sagara hanya terdiam, dia masih marah gara-gara tidak di izinin untuk keluar dari rumah lagi.

Melihat Sagara hanya terdiam, Icha meletakkan piring itu di nakas pinggir tempat tidur Sagara.

"Kamu kenapa, Nak? Mau apa? Apa masih marah sama Mami?" tanyanya.

"Iya." Icha tersenyum tipis lalu mengusap rambut hitam legam milik Sagara, Sagara tersentak kaget.

SAGARA[Tamat&Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang