Tiga Puluh Delapan

119 23 2
                                    

Jangan lupa kasih vote dan komen, ygy

Maaf kalau scene humor/komedi nya dikit atau nggak ada. Soalnya aku tidak bisa melawak😃🙏👍

Maaf pendek hihi

******

Sekarang ini Sagara dan Starla berada di ruang pak Yudho  untuk di interogasi masalah tadi.

"Tadi kalian habis ngapain?! Mau mesum? Ini sekolah bukan tempat mesum!" gertak Pak Yudho.

Sagara menghela nafasnya. "Pak, Bapak. Salah paham. Awalnya gini, Starla itu gak sengaja nabrak saya. Jadi ... ya gitu, lagian kita juga masih tau tempat kok mau, ciuman," jawab Sagara enteng.

"Bener tuh, Pak. Ini juga awalnya salah saya. Tali sepatu saya terlepas, dan saya gak nyadar. Ya jadi gak sengaja nabrak Sagara dan ... dan berakhir gitu," tambah Starla menjelaskan.

"Bener?" tanya Pak Yudho tidak percaya.

"Bener kok, Pak," ujar Sagara meyakinkan.

Pak Yudho tampak menghela nafasnya. "Ya sudah deh, lain kali jangan gitu lagi. Tar saya hukum."

"Iya, Pak. Paham," balas Sagara dan Starla barengan.

"Ya sudah. Kalian bisa keluar dari sini sekarang."

Sagara dan Starla hanya mengangguk saja lalu melenggang pergi keluar dari ruangan itu.

"Lo mau ke mana?" tanya Sagara sambil menahan tangan Starla yang hendak pergi.

Starla sontak langsung menoleh ke Sagara. "Kelas, emang kenapa?"

"Gak ke kantin?" tanya Sagara lagi.

"Gak," jawab Starla singkat dan langsung pergi meninggalkan Sagara yang masih terdiam di sana.

Sagara juga kembali ke kantin untuk menemui teman-temannya. Sesampai di sana, dan ke meja yang di mana ada temannya. Sagara langsung di beri pertanyaan dari Devon.

"Sa, lo habis dari mana?" tanya Devon.

Sagara menghela nafasnya. "Habis dari halaman belakang sekolah sama Starla, terus ke ruang pak Yudho."

Galang mengerutkan dahinya."Hah? Ngapain?"

Sagara gelagapan, dia ragu untuk menjawabnya, tapi. Kemudian akhirnya dia menjawab juga. "Hah? Ada masalah kecil aja."

Galang manggut-manggut saja. "Oh gitu."

"Sa, jadi?" tanya Saskara.

Sagara menoleh ke Saskara. "Hah? Yang tentang 'itu', ya? Jadi kok."

"Serius? Lo gak merasa jadi pengecut? Lagian, si Reno ada-ada aja. Yang pastinya juga dia yang kalah," sahut Valdo.

"Gue serius. Dia yang nantangin. Dan kita liat aja nanti siapa yang menang," balas Sagara.

"Starla tau?" tanya Hudson.

Kini, pandangan Sagara ke Hudson. "Belum. Gue gak akan kasih tau dia."

"Ya bagus deh. Bisa berabe nanti kalau Starla tau," ujar Devon merasa setuju akan perkataan Sagara barusan.

Tanpa mereka sadar. Dari tadi Starla menguping semuanya, dari tempat lain. Tatapan dirinya kosong.

"Sagara mau balapan sama Reno? Atau apa?" menolog Starla bingung.

"Sa ... lo salah, ini gue udah tau gara-gara nguping."

Tidak mau ketahuan. Starla segera pergi dari sana ke kelasnya dengan terus memikirkan hal itu.

*****

Bel pulang pun berbunyi

Sagara berpisah dari teman-temannya. Dia ingin segera pulang ke rumah, kangen Maminya. Katanya.

"Sagara!" teriak Starla yang tiba memberhentikan langkah Sagara di sebuah koridor sekolah..

Sagara refleks membalikkan badannya ke belakang, lalu Starla segera berlari kecil menghampiri Sagara dan kini mereka berhadapan satu sama lain.

"Ada apa?"

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo."

Sagara mengerutkan dahinya bingung. "Ngomong apa? Sok ngomong aja."

Starla tampak menghela napasnya lalu menatap lekat ke arah Sagara. "Gu-gue mau kita putus."

Sagara tampak terkejut. "Hah? Lo bercanda 'kan? Starla? Kalau iya, gak lucu sumpah."

"Gue serius, Sagara."

"Apa alasan lo mutusin gue?" tanyanya dengan tatapan datar.

Starla tampak terdiam sejenak. "Eum ... pengen aja," jawabnya kemudian dengan tersenyum kikuk.

"Gue gak suka basa basi. Cepet kasih tau alasan yang jelas lo mutusin gue karena apa? Lo udah gak cinta lagi sama gue apa gimana? Apa gue punya salah sama lo?"

"Lo gak punya salah apa-apa kok, Sa. Dan ... dan ... gue pengen putus aja." Starla masih tersenyum kikuk.

Sagara memegang tangan Starla dan menatapnya intens. "Star ... lo kalau mau putus sama gue. Jangan harap lo dapat hadiah lagi sama gue, gue orangnya baperan. Jadi--"

Belum Sagara selesai ngomong. Starla langsung memeluk kencang Sagara dan hampir Sagara terhuyung ke belakang.

"Lo kenapa sih? Gue cuma bercanda kali, gue cuma ngetes doang. Lagian mana mungkin gue pisah sama lo. Karena ... karena gue sayang banget sama lo," jelas Starla dengan terkekeh tanpa suara.

Sagara cemberut. "Dih." Lalu melepaskan pelukan itu.

"Apaan dah dih dah dih?" sewot Starla.

Sagara menunjuk Starla dengan tatapan yang sulit diartikan. "Lo nyebelin!"

Starla tertawa kecil. "Ya maaf deh, Sa."

"Star," panggil Sagara.

"Apa?"

"Lo cantik."

Starla mendadak malu. "Apaan sih?" Starla salah tingkah.

Sagara terkekeh. "Kenapa? Gak mau gitu di panggil cantik? Mau di panggil mirip Nenek Lampir?"

"Ya gitu juga kali. Udah ah, gue pergi aja." Starla langsung pergi meninggalkan Sagara..

Sagara masih terdiam di tempat. Tapi, lama kelamaan dia juga pergi dari sana menuju ke parkiran motor lalu naik motor dan langsung pergi meninggalkan sekolah ke rumahnya.

Bersambung

Segini dulu yah semoga suka


SAGARA[Tamat&Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang