Tiga Puluh Sembilan

133 20 1
                                    

Vote dan Komen ya xixi

Maaf kalau gak ada humor nya, soalnya aku gak bisa ngelawak:v

Part ini spesial scene Sagara dan Starla saja, alias SagaRla.

Maaf pendek ya

******

Sagara sudah sampai di rumahnya dan langsung pergi ke kamarnya. Lalu menjatuhkan tubuhnya ke kasur dan menatap langit-langit kamarnya.

Namun. Dirinya teringat hal sesuatu, lalu Sagara mengambil ponselnya untuk mengirim pesan ke Starla.

Starla my Lovely

Sagara: Star, jadi gak ke makam?

Sagara menatap ponselnya menunggu balasan dari Starla.
Tapi, setelah beberapa menit akhirnya Starla pun membalasnya.

Starla: Jadi, gue hampir lupa tadi. Seharusnya pas tadi langsung aja kita pulang bareng terus ke makam.

Sagara: Oke, gue tar ke rumah lo aja

Starla: Ok

[Read]

Sagara langsung mengganti baju seragam sekolahnya dengan kaos putih polos, dan dia juga memakai jaket kebanggan Geng ZERVANOS.

Sagara langsung keluar dari kamar menuju ke depan rumahnya. Ke motornya dan menyalakan mesin motornya kemudian langsung pergi ke rumah Starla.

Sesampai di sana. Sagara sudah melihat Starla di depan gerbang rumahnya, dengan menggunakan baju serba hitam dan rambut di kucir satu.

Sagara terdiam sejenak dengan terus menatap wajah cantik khas Starla. Starla yang melihat Sagara bengong langsung menyadarkannya.

"Woi! Lo kenapa?"

Sagara refleks tersadar. "Hah? Gue gak papa kok. Ya udah ayo."

"Ok."

Akhirnya Sagara dan Starla langsung pergi ke makam, makam Darrel.

Sesampai di sana. Mereka langsung menuju ke tempat makamnya Darrel, Starla terdiam sejenak dengan jantung yang terus berdetak.

"Sa ...."

"Apa?" tanyanya sambil mengangkat salah satu alisnya.

"Ini ... sahabat kecil gue, yang meninggal akibat tembakan oleh Reno."

Sagara hanya mengangguk tanpa bersuara. Lama kelamaan, Starla jongkok dan mengusap batu nisan tersebut.

"Darrel ... kangen."

Sagara hanya terdiam memperhatikan Starla dengan kedua tangannya di saku celananya.

"Star? Darrel orangnya kek gimana?"

Starla menoleh ke arah Sagara. "Baik, dia baik. Sifatnya hampir sama kek lo."

Sagara kembali terdiam lalu mengusap pundak Starla. "Yang sabar buat lo."

Starla tersenyum kecil. "Iya, makasih. Sa."

SAGARA[Tamat&Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang