Vote dan Komen ya xixi
:)
*****
Pagi telah tiba
SMA BIMA SAKTI
Pagi ini. Sekarang ada kegiatan upacara bendera di laksanakan. Tadinya Sagara dan teman-temannya ingin tidak ikutan upacara bendera ingin bolos namun ketahuan oleh Bu Wina.
Setelah setengah jam akhirnya selesai. Semua siswa maupun siswi lain pun berhamburan meninggalkan lapangan, ada yang ke kelas, kantin, atau ada duduk di pinggir lapangan.
Lain dengan Sagara dan teman-temannya. Mereka malah menuju ke warung Teteh Misa di belakang sekolah. Kalau Starla dan teman-temannya pergi ke kelas.
"Mau ke kelas gak?" tanya Valdo.
"Gak ah, males. Lagian Pak Yudho yang masuk sekarang," jawab Sagara acuh.
Valdo manggut-manggut saja lalu dia tidak sengaja melihat Galang dan Hudson sedang duduk berdekatan sambil memainkan ponselnya.
"Eh, lagi ngapain lu pada?!" gertak Valdo yang membuat Galang dan Hudson kaget.
"Ck. Ganggu aja lu! Gue bentar lagi menang nih!" balas Galang.
"Emang lagi ngapain?" tanya Sagara yang membuat Valdo menoleh ke arah dirinya.
"Hehe. Biasa lagi main game, ya 'kan? Son?" tanyanya yang di balas anggukan dari Hudson.
"Saska. Lo kenapa?" tanya Devon saat melihat Saskara yang dari tadi menggelamkan kepalanya di antara tumpuan tangan di atas meja.
Pertanyaan Devon yang membuat Sagara dan lainnya menoleh ke arah Devon dan Saskara. Iya, Saskara sekolah, udah bener-bener sembuh dia.
Saskara mendongak. "Nggak papa."
"Masih sakit? Kalau iya izin aja deh pulang, biar gue yang anterin," ujar Sagara merasa khawatir.
Saskara menggeleng lalu tersenyum tipis. "Nggak papa, Sa. Jangan khawatir gitu."
"Gimana gak khawatir? Gue gak mau lo sakit."
"Lo kayaknya peduli banget sama gue," ujar Saskara.
Sagara tersenyum lebar lalu merangkul pundak Saskara. "Iya lah! Lo udah gue anggap saudara gue!"
"Makanya gue peduli sama lo," lanjutnya.
Saskara tersenyum tipis. "Makasih."
Devon dan lainnya ikut tersenyum
"KALIAN! TERNYATA DI SINI. BUKANNYA KE KELAS!" teriak Bu Wina yang tiba-tiba.
Sagara dan lainnya sontak kaget lalu sama-sama menelan salivanya melihat Bu Wina yang sedang berdecak pinggang.
"Eh ... Bu Wina. Ngapain Bu ke sini?" tanya Galang sok ramah.
"Aduhh! Bu Wina makin cantik aja sih," celetuk Valdo ikut-ikutan.
"KALIAN IBU HUKUM! HORMAT BENDERA DI LAPANGAN!"
"Lah? Salah saya apa?" tanya Valdo.
"Udah! Gak usah banyak tanya! Sana laksanakan!"
Sagara dan teman-temannya langsung lari terbirit-birit ke lapangan mengerjakan hukuman sebelum Bu Wina makin marah dan ngamuk.
"Ck. panas banget jir!" keluh Valdo sambil mengibaskan tangannya ke wajah.
"Tau. Gini amat sih hukumannya," celetuk Hudson.
"Sa. Lo gak papa 'kan?" tanya Sagara saat melihat Saskara yang dari tadi terdiam fokus hormat.
Saskara menoleh ke arah Sagara. "Nggak, gue gak papa."
"Bener?" tanyanya memastikan.
Saskara tertawa kecil. "Bener kok."
Sagara manggut-manggut lalu kembali fokus hormat. Kecuali Galang, dia malah jongkok sambil menutupi wajahnya pake tangan.
"Lang, awas ketahuan Bu Wina!" ujar Hudson saat tersadar Galang tidak hormat.
Galang mendongak ke Hudson. "Panas," ujarnya pelan.
"Gak papa. Itung-itung biar item," balas Hudson.
Galang berdecak kesal. "Ogah!"
Hudson tertawa. "Iya deh iya si paling putih mah."
"Jangan berisik. Liat Devon tuh. Diem aja dari tadi," ujar Sagara sambil menunjuk ke arah Devon dengan dagunya.
Devon yang di tatap hanya terdiam sambil melirik sekilas ke Sagara lalu fokus hormat lagi.
Di sisi lain. Vanya yang baru saja dari toilet tidak sengaja melihat ke Sagara dan teman-temannya di lapangan.
"Eh? Mereka ngapain di sana? Di hukum?" gumamnya.
Dan Vanya tidak sengaja melihat ke arah Valdo yang bercucuran keringat. Vanya menggigit bibirnya bawahnya.
"Ganteng," gumamnya saat melihat Valdo.
"Eh, apaan sih jir," ujarnya tersadar lalu pergi begitu saja kembali ke kelasnya.
"Haus gue," ujar Valdo.
"Ya minum dodol!" balas Galang.
"Gue ke kantin ya." Tanpa menunggu persetujuan dari yang lainnya, Valdo langsung pergi dari sana ke kantin.
"Gue juga haus, gue ke kantin dulu." Hudson langsung pergi juga ke kantin.
Sagara menghela nafasnya lalu duduk di tanah, lalu mengusap keringat di area pelipisnya.
"Panas banget gila hari ini!" keluh Sagara.
Galang juga ikutan duduk, di ikuti oleh Devon dan Saskara yang ikutan duduk.
"Si Valdo dan Hudson lama amat ke kantinnya," ujar Galang sambil melempar batu kerikil ke sembarang arah.
Di sisi lain. Di kelas Starla jam kosong jadi tidak belajar. Suara gaduh di kelas itu, Starla mah bodo amat dia. Dia sekarang lagi tidur.
"Eh, gue ada pantun nih!" ujar Viko--Si tukang lawak.
"Apaan tuh? Cepetan!" balas Belva.
"Sabar." Viko pun berdehem. "Ekhem, jadi ... Ikan Hiu makan badak, I Love You mendadak!"
"Eaaa!"
"Asyikkk!"
"Ah sa ae lu bambang!"
"Wuhuu! Asyikk!"
"Jiakhhh!"
"Eh ... pantun buat siapa tuh?" tanya Belva.
"Lu," jawabnya dengan polos.
"Dih!" Belva bergidik ngeri.
Sontak seisi kelas tersebut tertawa. Tapi lama kelamaan tawa mereka mudar saat Vanya datang.
"Dari mana aja lu?" tanya Sabrina ke Vanya.
"Hehe, biasa. Ke toilet." Vanya nyengir lalu duduk di bangkunya bersama Starla.
"Star. Lu tidur?" tanyanya, Starla hanya berdehem.
Vanya manggut-manggut lalu membuka buku ingin membacanya. Dan seisi kelas tersebut makin berisik.
****
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA[Tamat&Lengkap]
Dla nastolatków[VOTE DAN KOMEN BILA SUKA✔] (Gakmaksasih) CERITA INI SUDAH TAMAT! PART MASIH LENGKAP!!! ||Di larang PLAGIAT|| Dia Sagara Alterio Sebastian. Cowok manis, baik hati, dia juga sedikit polos, kekanak-kanakan dan nakal juga. dia juga menjadi Pemimp...