Kasih vote dan komen Kalau suka, MAKASIH
*****
Saskara Adhitama.
Cowok itu sudah dinyatakan meninggal dunia saat nyawanya tidak bisa ditolong oleh pihak rumah sakit. Dan, sekarang pemakamannya.
"Sagara? Kok gak ada? Dia ke mana?" Devon bertanya kepada Valdo. Saat Sagara tidak ada di makam.
Valdo mengangkat kedua bahunya. "Gak tau gue juga."
Dan. Detik ini juga jenazah Saskara dimasukkan ke dalam lubang liang lahat tempat peristirahatan terakhirnya.
Yang dimakamkan oleh sebagian anak-anak Geng Zervanos. Maya menangis histeris dipelukan Icha-Ibunya Sagara. Termasuk Kania juga menangis dipelukan Starla sembari memegang boneka yang waktu itu dikasih oleh Saskara.
Sudah sekarang Saskara ditutupi oleh gundukan tanah. Dan di atasnya ada papan nisan bertulisan'Saskara Adhitama.'
Maya menaburkan bunga-bunga di atas gundukan tanah tersebut. Termasuk Kania juga. Dan, mulai berdoa dipimpin oleh seorang Ustadz.
"Nak ..., Mama gak nyangka kamu pergi meninggalkan Mama di sini." Maya berkata sembari mengusap papan nisan.
"Saskara Sayang. Yang tenang ya di sana." Maya tersenyum getir.
Devon, Galang, Valdo dan Hudson menundukkan kepalanya. Tidak kuat menahan air matanya, termasuk Starla, Kania. Bahkan ada Belva, Vanya, Sabrina dan Naomi di sana.
"LO LIAT INI!"
Suara tegas Sagara yang tiba-tiba datang mengagetkan semuanya yang ada di sana. Devon, semakin terkejut saat Sagara menyeret Burhan-Ayahnya Saskara.
"LIAT! PERMINTAAN OM UDAH TERPENUHI! OM INGIN SASKARA MATI 'KAN? INI! INI MAKAMNYA! SASKARA UDAH MATI, SEPERTI YANG OM INGINKAN!" Dengan nada marahnya. Sagara menunjuk-nunjuk ke makam Saskara.
"GIMANA? PUAS HAH?!" Sagara mendorong kasar tubuh Burhan.
"PUAS OM?! ANAK OM UDAH GAK ADA!" Sagara sekarang mengeluarkan air matanya.
"Nak ...." Burhan menatap nanar ke arah Makam.
"GAK USAH SOK GITU! GAK ADA GUNANYA MENYESAL! UDAH TERLAMBAT! SASKARA UDAH MATI!"
"Sa, sabar." Devon memegang pundak Sagara. Berupaya ingin menenangkan Sagara.
"Diem lo, anjing!" Sagara menepis kasar tangan Devon dari pundaknya.
"Om Burhan tau? Setiap malam, Saskara sering cerita dengan saya kalau badannya sakit akibat pukulan dari Om! Om sadar gak sih?! Dia selalu menangis! Sakit batin dan hatinya atas perlakuan Om!"
"Maafkan saya."
Sagara terkekeh sinis. "Maaf? Terlambat anjing!"
"Sa. Udah Sagara! Ini makam," ujar Devon lagi seraya memegang pundak Sagara lagi.
"PERGI LO DARI SINI! UDAH CERAI JUGA 'KAN SAMA TANTE MAYA!" Sagara mendorong tubuh Burhan.
Pasrah. Burhan pun pergi dari sana. Sagara masih menangis, lalu mengacak-acak rambutnya sendiri.
'Gara. Janji ya kita akan selalu bersama sampai tua nanti?'
'Wih. Kamu keren, udah jadi ketua geng motor sekarang'
'Sa, gue sakit.'
Sagara terduduk di atas tanah dengan perasaan sedihnya. Kata-kata Saskara yang itu selalu terngiang-ngiang di pikirannya.
"Ck, anjing!" Sagara melempar batu ke sembarang arah.
"Sa." Starla ikutan jongkok sembari memegang tangan Sagara.
"Sa, jangan gini. Kalau kamu sedih seperti ini, nanti Saskara ikutan sedih."
Sagara mendongak ke Starla. "Lo gak tau gimana perasaan gue yang sebenarnya. Gue udah anggap dia sebagai saudara gue, tapi ...."
Starla menghela napasnya. "Iya, tau kok aku."
"Sa. Lo mau pulang sekarang atau nanti?" tanya Galang.
Sagara menatap ke Galang. "Nanti. Gue masih ingin di sini."
"Ya udah."
Akhirnya semua orang di sana pergi dari area pemakaman. Terkecuali Sagara, laki-laki itu ingin masih disini sembari menatap terus ke arah gundukan tanah yang dimana didalamnya sudah ada Saskara yang tengah tidur untuk selama-selamanya.
"Saskara. Rasanya gue ingin ikut mati juga sama lo."
"Tapi, gue masih ada Starla yang ingin gue jaga."
Sagara tersenyum getir. "Lo ingat gak waktu kita masih SD. Gue pernah jailin lo, sembunyiin sepatu lo di atas pohon. Terus lo marah sama gue, haha. Gue masih ingat tau. Lo masih gak?"
'Masih.'
Sagara tersentak kaget saat mendengar suara. Tapi, tidak ada siapa-siapa selain dirinya disana. Sagara celingak-celinguk ingin mencari suara tadi.
"Perasaan tadi ada yang ngomong. Tapi Kok?"
"Ck. Udahlah mungkin perasaan gue aja kali ya." Sagara bangkit dan berdiri.
Ingin melangkah. Tapi, dirinya membalikkan badannya ke makam Saskara. Tersenyum dan berkata. "Sampai jumpa lagi, Saskara."
Da. Akhirnya pun Sagara pun pergi. Meninggalkan area pemakaman untuk pulang ke rumahnya.
******
Malamnya, atau lebih tepatnya sudah Azan Magrib.
Sekarang ini Sagara berada di markas seperti biasa. Ada Devon, Galang, Valdo dan Hudson juga kok dan anak-anak Geng Zervanos lainnya.
"Ayo? Udah siap?" tanya Sagara dengan lantang.
Semua para anggota Zervanos mengangguk mantap. Mereka ingin datang ke rumah Saskara, untuk mendoakan laki-laki itu.
"AYO!"
Dan segeralah mereka menaiki motornya masing-masing. Untuk datang ke rumah Saskara.
Sesampai di rumah Saskara. Para anggota Zervanos pun dipersilakan masuk ke dalam rumah oleh Maya. Dan sebagiannya ada di luar, karena sudah penuh oleh para Bapak-bapak.
"Sa. Gue turut berduka cita, ya." Deon-si ketua geng motor Vanostra dan anggota inti Gengnya pun hadir.
"Iya. Makasih Deon." Sagara menepuk pundak Deon.
Dan tiba saatnya sekarang mengaji Yasin. Setelah selesai, dihidangkan berbagai makanan.
"Belum satu hari aja gue udah kangen sama lo," gumam Sagara pelan sembari mengepalkan tangannya.
"Ck!" Sagara berdecak saat bayang-bayang Saskara terus dipikirannya.
Di antara angggota Geng Zervanos yang jumlahnya ada 100 kini berkurang menjadi 97 karena ketiga anggotanya sudah meninggal dunia. Yaitu: Saskara, Laskar dan Dilon.
Saskara meninggal dunia akibat kecelakan.
Laskar meninggal dunia akibat dibunuh sama geng Vandalas.
Dilon meninggal dunia akibat dibunuh sama geng Vanostra.
*****
Segini dulu yah semoga suka❤
Bentar lagi juga ending hehehe
Saskara Adhitama
Visualnya adalah Junior Roberts.See you next part....
😇
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA[Tamat&Lengkap]
Novela Juvenil[VOTE DAN KOMEN BILA SUKA✔] (Gakmaksasih) CERITA INI SUDAH TAMAT! PART MASIH LENGKAP!!! ||Di larang PLAGIAT|| Dia Sagara Alterio Sebastian. Cowok manis, baik hati, dia juga sedikit polos, kekanak-kanakan dan nakal juga. dia juga menjadi Pemimp...