01. Gadis kuat 💫

13K 871 9
                                    

Berlari dengan tergesah gesah, sesekali dia mengusap keringatnya. Kemeja hitam yang menempel ditubuhnya sudah basah sehingga sedikit menjiplak tubuhnya.

Dia harus cepat pulang, ibunya sudah menunggu. Keresek putih yang berisi obat ditangannya terus saja berayun mengikuti langkah kakinya.

July alianza (maaf lupa nama panjangnya aku, jadi untuk sementara ini aja dulu ya) gadis itu segera membuka sendalnya menerobos masuk langsung masuk kedalam kamar ibunya "ibu..." Dia bersimpuh dihadapan ibunya yang sedang berbaring lemah, wajah pucat menghiasi wajah keriput ibunya.

July mengambil air minum, dia mengupas obat yang barusan dia beli. Memberikannya pada ibunya "minum buk."

Lelah, capek, dan ingin menyerah. Dia sudah sangat lelah dengan kehidupannya yang miskin ini, kapan dia kaya? Kapan dia bebas dari belenggu kemiskinan ini? Dia ingin bahagia, dia ingin hidup berkecukupan dan bisa membawa ibunya kerumah sakit untuk dirawat.

Ibunya sudah sakit asma, asma yang sudah sangat parah. Ibunya hidup bergantung pada obat, membuat July harus banting tulang mencari uang untuk sesuap nasi dan obat ibunya.

Keadaan ini, hanya ia dan ibunya yang tahu. Sahabatnya tidak tahu, sengaja dia tidak memberi tahu keadaannya, dia tidak mau sahabatnya itu kepikiran karena dia tahu kehidupan Aya pun sama sulit seperti dirinya. Dia tahu suami Aya tidaklah sebaik yang pernah ia kira, untuk sekarang dia ikut bersyukur karena suami sahabatnya sudah berubah.

"Ibu istirahat, tidur buk jangan banyak pikiran." Buk marwa sangat bahagia memiliki anak seperti July, gadis kuat yang tidak gampang menyerah. Tidak pernah menangis meskipun hatinya hancur.

Bibir pucat itu terseyum, tangan lemasnya menyentuh pipi sang anak "anak gadis ibu yang seharusnya sekolah, anak gadis ibu yang kuat. Maafin ibu sayang, maaf karena ibu sakit sakitnya kamun jafi harus banting tulang untuk membeli obat."

"Maafin ibu." July menggeleng, menggenggam tangan ibunya "gak perlu berterima kasih sama aku ibu, ini udah kewajiban aku sebagai anak."

🌺🌺🌺

Sore hari, senja nampak sangat cantik mengiasi langit, warna jingga yang muncul membuat kota bandung tambah terlihat sangat cantik, banyak sekali burung burung yang berterbangan tinggi diatas sana.

July, gadis itu terseyum ramah pada pengunjung restouran tempat ia kerja. Meski kakinya sudah pegal karena hilir mudik mengantarkan makanan, namun dia harus tetap semangat.

Sabatnya sudah tidak bekerja membuat ia tidak punya teman, temannya hanya satu Aya. Namun sabatnya itu mengundurkan diri atas perintah sang suami.

"Selamat menikmati."

"July, anterin ini kemeja nomer 03." Mengangguk, megambil nampan itu dan mengantarkannya pada meja tujuan, terseyum dan mengucapkan selamat menikmati.

Pekerjaan ini, pekerjaan satu satunya yang ia punya. Kerja dari sore sampai malam dan pagi serat siangnya dia selalu kepasar membantu tetangganya yang berjualan dipasar, lumayan dapet uang tambahan untuk ibunya membeli obat.

Jam pulang sudah menyambut dirinya, sekarang sudah jam 22 : 00 waktunya para pekerja dilestouran ini pulang. Sebelum pulang July membasuh terlebih dahulu wajah serta tangannya, perempuan itu mengambil tas selempang yang selalu menemaninya, lalu ia sampirkan pada bahu. Menaiki motor kesayangan.

Saat memakai hlem ada tepukan dibahunya membuat ia mengurungkan niat memaki hlem,membalikan badan, menghembuskan napasnya. Lelaki ini lagi.

Terseyum meski terpaksa "bapak mas om duda ada apa nepuk bahu saya?"

Fatir Reza lahardi, lelaki itu terseyum, "mau pulang sama saya?"

July menepuk kepala motor butut nya "saya bawa kuda besi saya bapak mas om duda, jadi makasih atas penawarannya."

Reza, lelaki tampan, seorang duda anak satu. Dia terpincut pada teman istri sabatnya ini, awal mula pertemuan mereka yaitu pada saat istri sahabatnya ulang tahun, dan dimulai dari sana Reza menyukai July dan mengklaim July harus menjadi istrinya dan ibu sambung anaknya.

"Motor kamu biar supir saya yang bawa, dan kamu ikut sama saya. Ini sudah malam tidak baik gadis secantik kamu pulang sendir malem malem."

July tetap menggeleng, dia mensetater motornya "maaf ya, mas duda. Saya pake motor saja." Tanpa menunggu persetujuan July langsung menarik pedal gas motornya meninggalkan Reza yang terus menatapnya.

"Calon ibu syakila keras kepala!"

🌺🌺🌺

Sampai dirumah, July masuk dengan mengendap ngedap takut ibunya terganggu lalu terbangun, dia mendorong motornya menyimpannya diruang tamu. Tidak memiliki garasi jadilah dia menyimpan motornya didalam rumah.

Mengambil kontak motornya, July mengintip sedikit pada kamar ibunya, dia terseyum kecil saat melihat buk marwa tertidur pulas.

Karena sudah gerah, July tidak langsung kekamar, namun gadis itu langsung kemar mandi. Dia butuh air segar untuk mencuci badannya yang sudah lengket, tak membawa handuk? Ada kok! Handuknya sudah tersedia dibelakang pintu kamar mandi.

Tak sampai lima belas menit, July sudah selesai mandi. Dengan handuk melilit ditubuhnya dia berjalan kekamar sederhanyanya, mencari kaos serta celana pendek dia langsung memakainya.

Untung saja, tadi di lestouran dia sudah makan, jadi perutnya tidak merasa lapar.

Tidak secincare- ran dulu seperti gadis biasanya, July langsung membanting tubuhnya pada kasur yang sudah lepek, tidak empuk lagi.

Baru saja memejamkan mata, suara dari hapenya membuat ia membuat kembali matanya "malem malem ngechet, pacar  gak punya perasaan, siapa sih?!"

Ting

Mas duda🏅

Udah sampai rumah kamu?

Menghembuskan napasnya, ternyata notif dari mas om dudanya. Sebagai informasi Reza mendapatkan nomer July dari Aya.

Sudah mas om duda

Jangan bergadang

Langsung tidur jangan lupa mimpiin saya

Memutar bola matanya malas, tanpa mau membalas July menarik selimut nya sampai menutupi seluruh tubuhnya, dia sudah sangat mengantuk tak ada waktu untuk meladeni duda tampan itu.

.
.
.
.
.

Dirumahnya Reza sedang cengengesan, dia guling guling dikasur besar nan empuknya. Menjambak rambutnya, menendang nendang udara "ahrgggg... Jatuh cinta gue!"

"Shit! Kila bentar lagi punya momy!"

"Gila! Gila! July gue sayang sama looooooooo..."

Beginilah kalau duda sedang jatuh cinta, seperti monyet kesurupan. Tak tahu apa kalau disampingnya sang anak terbangun dari tidurnya karena pergerakannya.

"Dadyy..." Reza mengerjap, dia membalikkan badannya. Tersadat Reza mendekati Kila "Killa sayang maafin Dedy, kebagun Hmm?"

Anak itu mengerucut bibinya akan menangis, Reza membawa Killa dalam pelukannya "maafin Dady ayo bobo lagi, maaf ya?"

Mata kecil bulat itu memandang Dady nya dengan tatapan polos "momy?" Apakah anak ini medengar ucapan Reza tadi? "Apa sayang, momy?"

"Momy baru" Reza mengangguk mengerti "sabar sayang, lagi masa pendekatan. Nanti Dady bawa momy baru buat Killa. Do'akan ya? Semoga perjuangan Dady membawakan momy buat Killa berhasil" Killa, anak itu mengangguk bertepuk tangan heboh.

Reza membuka galeri, menunjukan satu Poto July pada anaknya itu "mau momy yang ini?"

"Momy?"

"Hmm, Killa mau?"

"Yeh! Mau! Momy baruuu.."

Reza mengecup kedua pipi anaknya, lelaki itu membawa anaknya masuk kedalam pelukan. Kembali mengeloni supaya anaknya itu tertidur. Dia tidak sabar menjadikan July istri dan ibu sambung untuk Killa.

"Apapun caranya, gue harus dapetin dia!"

Hallo, Mr. Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang