"Hoek... Uwok...huek.."
"S-sya--- huek...."
Setelah dua hari sakit demam juga sakit kepala, hari ketiganya Reza muntah muntah. Lelaki itu pagi pagi buta sudah muntah muntah membangunkan July yang sedang berselancar di alam mimipi.
Dengan telaten July memijat tengkuk suaminya itu, dia bantu mengelap bibir Reza yang basah tanpa jijik. Membantu mengelap bibir lelaki itu, Reza ambruk dalam pelukan July.
Lemas, letih. Tubuhnya tidak berdaya, tenaganya terkuras total akibat muntah muntah.
"Minum dulu," memberikan segelas air, July membantu Reza meminum air itu.
Sebenarnya July kasihan pada Reza, dia yang sedang mengandung tapi Reza yang ngidam dan selalu muntah muntah. July juga merasa aneh, kok dia yang hamil kenapa malah suaminya yang selalu muntah muntah? Dan dia? Kenapa biasanya saja tidak ada efek apapun.
July sekarang sedang mengandung, usianya kandungannya baru memasuki Minggu kedua. Awal awal July memang takut hamil dia belum mau mempunyai anak. July juga takut berhubungan badan dengan Reza.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, dan mendapatkan ceramahan dari ibunya. July sadar, dia memberikan mahkota yang sudah 21 tahun ia jaga pada suaminya, malam itu malam pertama July dengan ikhlas memberikan mahkota pada Reza, tanpa paksaan namun atas dasar keikhlasan.
Dan atas pergelutan malam itu menghasilkan lah buah hati, mungkin bukan hasil malam itu doang namun malam malan lainnya juga, hehe.
"Bobo lagi ya?" July mengusap peluh yang ada di kening Reza, merasa kasihan juga pada suaminya itu "mas... Maaf ya?" Menunduk sendu July meminta maaf.
Reza mengernyit, dia angkat dagu July sehingga tatapan mata keduanya terkunci "kenapa minta maaf hm?"
"Maaf, karena.... Mas, aku yang hamil kenapa kamu yang selalu muntah muntah, maaf mas..."
Ternyata karena ini, Reza terkekeh dia membawa July dalam dekapannya, mengelus rambut July sayang "tuhan adil sayang!"
"Tuhan adil, kamu yang mengandung dan membawa anak kita kemana mana selama sembilan bulan, dan aku? Aku yang bagian merasakan enggak enaknya muntah, enggak enak saat perut bergejolaknya. Tak apa! Kita bagi tugas, jangan kamu doang!"
"Aku bahagia karena bisa turut serta dalam kehamilan kamu ini, bukan Turut serta membuatnya aja tapi Turut serta juga dalam masa masa ngidam kamu, masa masa morning sickness."
"Gapapa aku bahagia menjalani nya, aku kan Reza yang bertanggung jawab! Bukan hanya mau buat dan enaknya aja tapi juga mau berkorban!" Reza menepuk dadanya bangga membuat July tertawa.
Inilah suami bertanggung jawab, bukan hanya membuat saja maunya. Tapi juga mau ikut serta dalam peroses ngidamnya dan proses gak enaknya saat muntah.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mr. Husband [Selesai]
Random[spin off 'menikah dengan CEO?' cerita sahabatnya Aya!] .... "Will you marry me?" Terdiam kaku dengan mulut menganga, ungkapan tadi membuat dirinya terkejut bukan main. Lelaki didepannya melamarnya? Sang duda melamarnya? "E-egh....." "Saya tidak men...