Tak terasa kini kehamilan July sudah masuk bulan ke kedelapan, bulan dimana masa masa hamil tuan. Masa masa semua cepat lelah dan capek. Masa masa dimana sulitnya aktivitas karena keadaaan sudah berbeda.
Badan July dua kali lipat lebih besar dari badannya dulu sebelum hamil. July insecure karena tubuhnya, dia tidak bisa mengkondisikan tubuhnya. Dia selalu nyemil dan jarang olah-raga. July merasa menyesal saat ini. Kata kenapa terus saja menghantui dirinya. Kenapa? Kenapa dia malas berolahraga? Kenapa dia selalu makan dan nyemil? Kenapa dia tidak menjaga berat badannya? Kenapa? Dan... Kenapa?
Hanya kenapa yang sedang dipertanyakan sekarang.
"Mas!" Memanggil Reza yang mau keluar dari kamar, July turun dari kasur.
"Apa?!" Judes Reza menjawab.
July terdiam, menghentikan langkahnya yang mau mendekati Reza "kamu mau kemana?"
"Keluar!"
Mengernyit, July mendekati Reza sambil mengelus perut yang sangat besarnya "kekantor? Hari ini kan tanggal merah, mas."
Aneh saja, Reza pagi pagi sudah rapih, sekarangkan tanggal merah. Dan, jika tanggal merah Reza selalu ada dirumah jarang sekali keluar rumah.
"Saya ada urusan!" Tersentak, July menatap manik mata suaminya yang... Aneh, kenapa dia menatap July bukan dengan tatapan seperti biasanya, tatapan cinta dan memuja. Tapi sekarang? Tatapan itu seolah tatapan....
Ah, sudahlah. July menggeleng menolak pemikirannya.
"Kemana?" Bertanya, July kepo saja. Dan jika Reza bukan ada urusan pekerjaan July ingin ikut, dia sudah bosan dirumah terus. Syakila sekarang tidak ada, saat kehamilannya sudah masuk tujuh bulan syakila sudah diangkut oleh nenek dan kakeknya.
"Keluar!"
"Iya keluar kemana mas? Ada kerjaan? Kalau keluarnya bukan karena kerjaan aku pengen ikut! Bosen dirumah!"
Setiap kata yang Reza keluarkan kenapa sekarang dengan ketegasan dan dingin, seperti menggunakan penekanan. Ini bukan Reza yang sebenarnya, Reza nya.... Sedikit berbeda.
Reza menghembus nafasnya, dia melihat arloji hitam yang ada ditangannya. Reza memegang bahu July "saya harus keluar, ada urusan! Kamu tunggu aja dirumah! Gak usah ikut, saya pasti lama."
Reza berbalik, memunggungi istrinya itu, sebelum keluar dia berucap "saya juga malu sekarang kalau bawa bawa kamu keluar!"
Deg!
Hati July sensitif, mendengar kata itu saja matanya sudah berkaca-kaca. July melihat punggung suaminya yang perlahan menghilang dengan lekukan tipis dibibir nya "aku tahu, sekarang aku jelek....."
.......
Termenung di balkon, July memandang halaman rumahnya dari atas. Dia tersenyum tipis dengan mengelus perutnya yang buncit.
Kenapa? Kenapa tubuhnya sangat besar sekarang? Kenapa meleber seperti ini? Baju yang dulu sekarang sudah tidak terpakai lagi karena memang berat badannya naik beberapa kali lipat.
"Mbak... "
July terlonjat kaget saat bahunya ditepuk oleh buk Minah "bik."
"Ada apa?"
"Bibi bawain susu sama Buah buahan yang usah bibi kupas buat Mbak, maaf ya Mbak bibi masuk kamar nggak izin dulu, bibi udah ketuk pintu kok tadi!" Bik Minah menjelaskan apa maksudnya dan meminta maaf karena tidak sopan masuk kedalam kamar majikan tanpa diizinkan.
July Terseyum kecil "gapapa bik!"
"Ini ya Mbak, kalau gitu bibik undur diri. Eum.. sebelumnya bibi izin ya? mau ambil baju kotor Mbak sama tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mr. Husband [Selesai]
Random[spin off 'menikah dengan CEO?' cerita sahabatnya Aya!] .... "Will you marry me?" Terdiam kaku dengan mulut menganga, ungkapan tadi membuat dirinya terkejut bukan main. Lelaki didepannya melamarnya? Sang duda melamarnya? "E-egh....." "Saya tidak men...