35. Baby twins

3.1K 361 33
                                    

.....

Dalam tidurnya July terus meringis, badannya merasa gerah juga merasakan sakit pada perutnya. Mengerjapkan matanya July bangun dari tidur siangnya. Dia dengan hati hati menyandarkan tubuhnya pada dasboard kasur. Menselonjorkan kaki bengkaknya, tangannya yang bergetar mengelus lembut perut buncitnya yang sakit.

Apakah ini waktunya?

July harus bagaimana? Suaminya masih di kantor, July takut, July butuh Reza.

Lagi, Rasa sakit July rasakan pada area perut dan pinggangnya. July meringis, dia menekan nekan pinggangnya cukup kuat untuk menghalau rasa sakit itu. Ini sangat sakit, tidak seperti biasanya.

Keringat mulai bermunculan, nafas July patah patah ngos-ngosan. July tidak kuat. Dia melihat pada jam dinding, menunjukan pukul dua sore. July meraskan basah dia area intimnya. Menggeleng, July mengambil ponselnya yang berada di nakas. Nomer suaminya yang dia cari. July berpikir ini adalah waktunya dia melahirkan sang jabang bayi.

"Mas...." Bergetar tidak kuat. July menekan nomer suaminya. Alhamdulillah tersambung. Saat teleponnya sudah di angkat tanpa menunggu lama July langsung berteriak "MAS TOLONG AKU!!" menjerit, July menangis jujur ini sangat sakit.

Di kantor Reza yang sedang meeting memberhentikan meeting nya terlebih dahulu. Dia izin keluar untuk mengangkat telepon dari istrinya.

"MAS TOLONG AKU!!"

"Sayang kamu kenapa?" Bergetar merasa khawatir. Reza merasa hatinya tidak enak dan merasakan gelisah, khawatir dengan keadaan istrinya yang dia tinggal.

"Mas.... Sakit."

"Hiks.... Sakit mas. Aku gak kuat!!" Jeritan itu terus terdengar, Reza bergetar takut. "Mas, hiks, basah mas, sakit.... Tolong aku hiks..."

"Minta bantuan pada bibi. Bentar lagi mas pulang sayang."

Reza menutup ponselnya buru buru, dia berlari meninggalkan meeting yang sedang di laksanakan. Berteriak pada sekertaris nya, menyuruh sekertaris nya saja yang melanjutkan. Keadaan July sekarang lebih utama.

"BIBIK TOLONG JULY!!!"

"BIBIK CEPETAN!!!"

.....

Sore ini, hari Senin tanggal 30 Maret July melahirkan anak kembarnya dengan cara Caesar, yang berjenis kelamin laki laki.

Tidak ada rencana, ini dadakan. HPL (Hari Perkiraan Lahir) harusnya masih lama sekitar dua Minggu lagi. Namun apalah ini sudah waktunya July melahirkan. tidak ada yang bisa di salahkan karena ini sudah takdir July melahirkan bayi kembarnya hari ini.

Operasi caesar mungkin dilakukan secara terencana atau darurat akibat kondisi tertentu. Jika dilakukan secara terencana, mungkin perlu mempersiapkan beberapa hal. Tidak ada persiapan disini, tadi, July keukeh ingin melahirkan secara normal. Lama, Reza berkonsultasi dengan dokter bertanya apakah bisa istrinya itu melahirkan secara normal, namun, gelengan Reza dapatkan. July tidak bisa melahirkan normal, bayi didalam perut takut sudah tercampur air ketuban.

Dengan segala rayuan dan pengertian Reza membujuk July supaya melahirkan secara Caesar. July mau, demi sang anak selamat, asalkan Reza menemaninya dan selalu ada di dekatnya selema operasi persalinan berlangsung. Reza mengiyakan dan operasi pun dilaksanakan.

Operasi berhasil tetapi mahluk kecil itu tidak menangis seperti bayi pada umumnya. Terpaksa dokter dan perawat memberikan stimulus agar makhluk mungil itu menangis, itu demi melancarkan pernapasan dan memastikan tidak ada cairan ketuban yang tertinggal di paru paru.

Hallo, Mr. Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang