Usahakan untuk vote dan komen, kalau bisa komen di setiap paragraf! Okey?
CLUE: SATU PART LAGI TAMAT!
....
Pagi hari yang tentram, matahari perlahan-lahan naik kepermukaan menyemburkan sinar hangatnya. Dua pasangan yang sudah berumur namun masih romantis itu kini sedang saling berpelukan di dapur --istri memasak, suami bergelendotan memeluk dari belakang. Reza dan July, keduanya sedang menyiapkan makanan untuk anak anaknya. Bukan sih, hanya July yang menyiapkan sedangkan mas Reza nya hanya mengganggu saja.
Bukan berpelukan, namun di peluk, gitu...
"Mas, coba lepas dulu aku mau cuci piring...." Menggeliat, July melepaskan lilitan tangan suaminya pada perut.
Reza menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya, dia endus leher istrinya itu, menghirup wangi yang menjadi candunya "sampai kapanpun kamu jangan ganti parfum atau sabun mandi, aku udah suka yang ini," celetuk Reza tiba tiba dengan semakin bruntal mengendus ngedus, bahkan sekarang di tambah hisapan hisapan kecil.
July gelisah, dia menggeliat lagi. Matanya bergerak takut anaknya tiba tiba datang. Takut kepergok. Kalau Reza sudah seperti ini maka besar kemungkinan akan kebablasan. Reza itu lelaki normal, bernafsu apalagi pada istrinya.
Tidak dengan perempuan lain, hanya istrinya!
"Yang...." July menggeleng dan mendorong dada suaminya "suruh anak anak kesini, kita sarapan, mereka harus sekolah." Iya, lebih baik cari jalan aman. July tersenyum dan menghempaskan tangan nya bermaksud mengusir. "Cepet, nanti terlambat!"
Gagal, Reza cemberut dengan menghentakkan kakinya, "mau nganu!!"
"Mas!!" July melotot atas ucapan vulgar suaminya itu, "kalau anak anak denger, bahaya!!"
Mencibibikan bibirnya, Reza angkat bahunya acuh dan meninggalkan July untuk memeriksa anak anaknya. Masih di dapur, July menggeleng dengan terkekeh "pasti nanti ngambek!" Tebak July yang pastinya sangat benar. Sudah hapal July dengan suaminya yang dicintai itu.
.
."A! B! cepetan! 2 menit belum beres juga Daddy gak kasih uang jajan!" Bersidekap dada di ambang pintu, Reza melihat kedua anak kembarnya yang sedang grasak-grusuk mencari barangnya. "Daddy B lupa pake celana dalam," adu B yang membenarkan letak celananya, agak nerolot dan belum memakai sabuk sekolah.
"Huaaa Abang bantu B cariin celana dalam!" B merengek mengguncang tangan abangnya.
"Abang juga lupa belum cebok habis ee!" Tidak memperdulikan rengekan adiknya, A malah berlari terbirit-birit ke arah kamar mandi, untuk cebok.
Melihat kelakuan kedua anaknya Reza hanya bisa menggelengkan kepala, "2 menit sudah lewat, uang jajan hari ini, hangus!"
A dan B menegang di tempat. B yang akan memakai celana dalam terhenti dan A yang baru saja keluar dari kamar mandi melemaskan bahunya. Capek capek buru buru tapi tidak akan mendapatkan uang jajan. Kalau kata Reza A berarti A tidak akan menjadi B. Begitupun kalau Daddy-nya itu sudah bilang tidak akan memberikan uang jajan maka tidak akan memberikan uang jajan. Meski anaknya merengek rengek dan menangis. Kejam memang, tapi dari kejamnya itu adalah suatu pembelajaran.
"Kalian itu sudah besar, seharusnya bangun pagi kalau udah shalat bukannya tidur lagi tapi siap siap buat sekolah, mandi."
"Udah besar gak pernah berubah!" A dan B menunduk takut. Ia, mereka salah lagi, ketiduran dan malah bablas sampai lupa bangun untuk sekolah.
"Maaf, Daddy...." A bersuara, meminta maaf dengan menunduk.
"B juga minta maaf Daddy...." Kata B sama meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mr. Husband [Selesai]
Random[spin off 'menikah dengan CEO?' cerita sahabatnya Aya!] .... "Will you marry me?" Terdiam kaku dengan mulut menganga, ungkapan tadi membuat dirinya terkejut bukan main. Lelaki didepannya melamarnya? Sang duda melamarnya? "E-egh....." "Saya tidak men...