Malam tadi, rasanya itu adalah malam terpanjang bagi July dan Reza. Keduanya malam tadi terjaga sampai dini hari, dikamar dan tempat berbeda keduanya terus menggerutu dengan mengusap bagian tubuhnya.July tidak bisa tidur karena mengingat kejadian saat dia tiba tiba dicium oleh Reza, perempuan itu tidak tidur semalaman karena terus mengusap ngusap jidat bekas ciuman Reza sambil bibirnya bergerak menggerutu.
Begitupun Reza, lelaki itu tidak bisa tidur. Tidur tidur jam tiga pagi, lelaki itu terus saja teringat kejadian saat dia dengan spontan mencium dahi July. Beda dengan July yang terus mengumpat dan menggerutu Reza malah senyum senyum sendiri salah tingkah dengan tangan terus mengusap bibinya bekas mencium dahi July.
Berbuat nya sendiri membuat ia salah tingkah, Reza baru ingat kenapa harus dahi kalau di bibir saja bisa?
Ah, lupa dia tadi.
Pagi hari, burung berkicau-an, hembusan angin pagi terasa dikulit, sangat dingin. Air ikut dingin membuat manusia enggan menyentuhnya. Namun mau bagaimana? Dengan terpaksa manusia harus menyentuh air demi melancarkan aktivitas di pagi hari.
Dengan mata berat dan agak perih, July bangkit dari kasur, tempat ternyaman ia. Mengusap lebar menggaruk kepalanya sehingga rambut yang asalnya acak acakan menjadi semakin acak acakan dan kusut, pagi hari yang dingin ini July harus keramas karena rambutnya sudah bau, lengket. Biasalah, sepuluh hari belum keramas.
"Anjir dingin!" July hampir terjungkal saat dia memasukan tangannya kedalam bak berisi penuh air "gak mandi aja gitu ya? Dingin, gak kuat!" Dia tersenyum, mengangguk menyetujui ucapannya sendiri.
"Cuci muka, sikat gigi, lalu wudhu. Habistu solat mandinya nanti siang, oke July cerdas!" Dengan senyum masih terpatri July mulai men-sikat gigi dilanjut cuci muka dengan menggunakan sabun mandi terakhir wudhu.
"Aamiin" mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Mengambil kembali handuknya dia sampirkan dipundak.
Rakaat rakaat salat mulai July kerjakan, terkahir mengucap salam. Mengadakan tangannya, perempuan yang sudah ditinggal ayah itu mulai berdoa, berdoa pada Tuhan yang maha esa, tempat dia berkeluh kesah dan bercerita.
Cerita tentang hidup, keseharian. Bahkan tempat dia meminta. Dia selalu meminta pada tuhan, meminta rezeki, kesehatan, kebahagiaan, bukankah Tuhan suka diminta?
"Aamiin ya Allah, ya Allah apakah benar jodoh July itu si mas om duda? Ya Allah jika memang benar maka dekatkanlah dan lancarkan lah semuanya. Jika memang bukan jauhkanlah gapapa soalnya July belum cinta sama mas om duda itu, mumpung belum dalam ya Allah, aamiin" mengusap wajahnya, dengan mulut komat Kamit dzikir July membuka mukenanya.
Pagi ini dia mulai kembali bekerja dengan buk Sarah, dia juga sekarang harus bikin sarapan untuk dia dan ibunya, apalagi ibunya harus meminum obat.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mr. Husband [Selesai]
Random[spin off 'menikah dengan CEO?' cerita sahabatnya Aya!] .... "Will you marry me?" Terdiam kaku dengan mulut menganga, ungkapan tadi membuat dirinya terkejut bukan main. Lelaki didepannya melamarnya? Sang duda melamarnya? "E-egh....." "Saya tidak men...