44. hak asuh

2K 285 18
                                    

"apa aku salah? Aku cuman mau hak asuh syakila ada di tangan aku. Aku kangen sama anak itu, aku mau dia tinggal Sama aku."

"Kemaren kemaren kemana aja? Kenapa baru sekarang huh? Denger! Kamu gak punya hak untuk syakila, syakila sudah dari kecil sama saya, bukan sama kamu."

"Maka dari itu, aku akan bawa ini ke pengadilan. Biar nanti pengacara kita yang urus. Dan liat saja nanti.... Syakila pasti jatuh di tangan aku."

"Gak mikir dulu? Belum apa apa kamu pasti sudah kalah jika aku ceritakan semua. Dari kamu yang tinggalin syakila dari bayi dan memilih pria lain. Bukan hanya itu, masih banyak."

"Dan aku pun akan bersuara kalau kamu tidak pernah memberi aku waktu untuk bertemu syakila. Kamu membuat tembok tinggi antara aku dan syakila."

"Gak ingat? Aku memperbolehkan kamu untuk ketemu putri kamu sendiri. Tapi apa jawaban kamu? Tidak! Itukan yang selalu kamu ucapkan ketika aku bertanya dan menawarkan apakah kamu mau bertemu syakila?"

"Aku akan lakukan apapun untuk mendapatkan syakila!"

"Aku gak mau kehilangan syakila sayang, aku gak mau. Dia anak gadis aku. Aku gak bisa kalau hak asuh syakila jatuh di tangan Dewi. Aku takut Dewi nggak bener ngerawat syakila...." Reza bercerita pada istrinya itu, dia memberikan keluh kesahnya pada July. Reza khawatir, Reza takut. Takut kehilangan syakila.

"Mas, denger, aku yakin kamu pasti menang. Pengadilan itu adil mas, mereka melihat dari sudut pandang yang bener." July mengusap dahi suaminya yang mengerut, Reza terlihat sangat stres "jika memang mbak Dewi menang bukan berarti kamu juga akan kehilangan syakila kan?"

"Aku gak mau syakila hidup sama Dewi, sayang, aku takut. Aku udah tau bagaimana kehidupannya Dewi. Dia..... Aku gak mau kehilangan syakila!"

"Dewi bilang, kalau aku gak mau kehilangan syakila aku harus...."

....harus apa mas?"

"Gak bisa Dewi, nyerah aja sebelum kamu mikir buat merebut syakila dari saya!"

"Kamu takut mas?" Dewi menaikan satu alisnya dengan menaikan sudut bibirnya; seperti mengejek.

"Mana ada saya takut. Kamu berlari saya berjalan pun pasti saya yang menang."

"Aku gak yakin," Dewi meneliti raut wajah Reza "asal kamu tahu, aku ibunya, aku yang melahirkan dan aku yang mengandung. Dari situ saja... Aku pasti udah menang."

"Kita lihat saya nanti Dew."

"Aku mau kasih kamu tawaran. Aku gak akan ambil syakila dan gak akan bawa ini ke pengadilan, asalkan.... Kamu rujuk sama aku dan kita rawat syakila sama sama, gimana?"

"Terus kamu jawab apa mas?"

Sebelum menjawab Reza menyembunyikan wajahnya di perut rata July, dia memeluk erat pinggang berisi istrinya itu. Helaan nafas terdengar "aku lebih memilih bawa tentang hak asuh ini kepengadilan dari pada harus rujuk sama dia."

"Kenapa kamu pilih itu?"

"Karena aku sayang kamu, sayang syakila dan sayang baby kembar."

.....

Taman kanak kanak, taman yang berada di depan sekolah TK flower. TK tempat sekolah syakila. Taman itu sangat luas untuk bermain, banyak berbagai macam mainan tidak hanya satu; ada ayunan dll. Tidak main main bagunan TK itupun sangat megah, fasilitas yang sangat memadai, TK ini adalah TK elit yang berisikan anak anak dari kolemerat dan pengusaha.

Bell pulang sebentar lagi, seseorang dengan dress warna pastel dengan motif bunga bunga kecil duduk di tempat duduk kayu yang berada di sana. Tangannya memegang tas jinjing kecil senada dengan warna dress-nya. Dewi, dia tersenyum kecil saat mendengar bell pulang berbunyi.

Hallo, Mr. Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang