06. malam beda 💫

5.5K 545 14
                                    

Malam sekarang, beda dengan malam kemarin kemarin. Malam Kemarin July masih tidur sendiri, namun, malam sekarang July tidur ada temannya. Bukan suami, tapi seorang balita yang menggemaskan berpipi seperti bakpao yang baru matang, mengembang.

Anak itu belum juga terlelap, bibirnya tersumpal oleh sebuah dot. Menyusu lewat dot itu, meski sudah tersumpal namun gumaman yang tidak dimengerti July masih terdengar, kaki mungilnya menendang nendang udara.

"Habisin susu nya sayang, terus Kila cantiknya bobo!" July sudah seperti ibu saja. Perempuan itu tidur menyamping menghadap syakila yang terlentang. Tangannya mengusap ngusap sisi paha syakila, berharap anak itu segera tidur. Karena, Jak sudah menunjukan pukul 21 : 20, sudah sangat malam kalau untuk anak kecil.

"Udahhh.." memberikan botol kosong pada July, anak itu menggeliat, menguap lebar. Seperti mengantuk.

July menyimpan botol dot kosong itu pas diatas kepada syakila, perempuan itu membawa syakila pada pelukannya. Menjadikan lengannya sebagai bantalan.

"Kila doa dulu, terus bobo!" Bukanya menurut anak itu malah menatap July dengan tatapan tidak bisa dibaca "kenapa?"

"Ndak bisa" ungkapnya.

"Kila gak bisa doanya?" Anak itu mengangguk.

July tersenyum, mengusap rambut syakila "biar momy ajarin, Kila ikuti apa kata momy, siap?"

"Siap!"

"Bismillahirrahmanirrahim.."

"Bismillahirrahmanirrahim."

Dengan telaten dan sabar, July menuntun syakila baca doa sebelum tidur sampai selesai. Meski banyak salah tidak apa Masih belajar, syakila juga belum lancar berbicara dan sedikit cadel.

"Aamiin."

"Aamiin."

Perlahan, mata bulat kecil itu mulai tertutup. Polos, dan sangat cantik. Mengecup kening syakila, July memejamkan matanya, menyusul syakila masuk kedalam alam mimpi.

....

Pagi hari, dengan masih menggunakan mukena July beranjak dari sejadah saat mendengar tangisan syakila. Perempuan itu merangkak naik keatas kasur, tidur menyamping disisi syakila, menepuk pantat anak itu supaya tertidur kembali.

Syakila tidak diam, anak itu menggeliat tidak enak. Tubuhnya sudah basah akan keringat. Bergumam tidak jelas dengan bibir mengecap ngecap.

July, mengusap keringat yang ada di pelipis anak itu. Menyibak selimutnya meniup niup sekitaran area leher sakila. Mungkin kebiasaan ada AC namun sekarang tidak aja. Jadi gini, gerah.

Mata anak itu terbuka sedikit sedikit. Mengerjapkan mata kecilnya menyesuaikan cahaya, melihat pada July yang memandangnya dengan senyuman manis.

"Udah bangun, sayang."

Mengerjap lagi, tangan mungilnya menyentuh permukaan wajah July "momy.."

"Iya, ini momy. Sayang mau apa Hem?" Tak henti tangannya membelai wajah bulat syakila. Membuat anak itu menutup mata nyaman.

"Kiaa aus momy" katanya dengan gerakan yang ingin bangun, July mengetahui itu membantu syakila bangun.

"Mau minum atau mimi?"

"Mimi!"

Membuka mukenah nya, hanya digulungkan. Biarlah nanti dia gantung nya "yaudah yuk kita kedapur buat susu untuk Kila, sekalian cuci muka."

Membawa tubuh syakila dalam gendongan untuk kedapur. Sampai didapur July langsung kekamar mandi, mencuci wajah syakila dengan perlahan "mandinya nanti aja ya kalau udah ada matahari?" Anak itu mengangguk.

Hallo, Mr. Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang