43. kenapa tente Dewi, mom?

1.9K 293 28
                                    

Seseorang dengan pakaian berkelas terus saja misuh misuh pada satpam. Dia berkacak pinggang dengan wajah songong serta sombongnya. Mendelikam mata tidak suka pada penjaga yang menjaga bagian depan itu. Dia mendengus lalu berkata "jangan halangi jalan saya untuk bertemu Reza!"

Satpam itu menggeleng "maaf, buk, apakah ibu sudah ada janji? Saya tidak bisa memasukan orang sembarang pada perusahaan bos saya."

Hanya berjaga jaga, sudah banyak orang jahat yang datang ke perusahaan ini dengan membawa senjata juga boom. Awal mula kedatangannya sebagai tamu padahal adalah musuh yang menyamar menjadi tamu. Tidak hanya satu atau dua, mereka menginginkan perusahaan Reza hancur supaya mereka tidak mempunyai saingan yang sangat berat seperti Reza. Mereka ingin merusak perusahan 'MiGas Lahardi'

"Saya sudah katakan dari tadi, saya ini sahabatnya Reza! Bos kalian!" Kembali tersulut emosi, Tarani Angelia dengan dress biru mudanya berusaha memberontak ingin masuk kedalam. Satpam tidak tinggal diam, langsung saja mencekal pergelangan tangan Tarani---Rani.

"JAUHKAN TANGAN MENJIJIKAN ITU DARI TANGAN SAYA!!" berteriak murka, Rani menggosok tangannya pada bajunya "menjijikkan!!"

Menunjuk nunjuk wajah satpam itu, Rani berkata "Hey, denger ya? Saya ini sahabat dari bos Anda! Jika dia tahu bahwa saya sahabatnya di perlakukan seperti ini, habis kamu! Dipecat!"

Pak yanto, satpam itu meneguk ludahnya. Ini satu satunya pekerjanya, bagaimana kalau dia di pecat cuman gara gara perempuan yang ada di hadapannya. Melihat wajah takut dan tak berdaya sang satpam Rani tertawa dalam hati "siap siap kabar buruk untuk kamu!"

Mengibaskan tangannya, menjinjing tas brendit di lengangnya. Dengan gaya jalan seperti model, lurus elegan dengan mata menyorot ke depan. Perempuan berkelas dan berkarir.

"Dimana Ruangan Reza?" Tanya langsung Rani pada resepsionis.

"Maaf, buk, mohon tunggu sebentar saya sedang melayani bapak ini," resepsionis itu tersenyum manis sangat ramah.

Lagi lagi hambatan datang, Rani sudah gatal ini bertemu sahabat zaman SMA nya dulu. Sahabat terbaiknya, cinta pertamanya.

"Ada yang bisa saya bantu buk?"

"Ruangan Reza, saya mau bertemu dia."

"Apakah ibu sudah punya janji? Jika ingin bertemu ibu harus punya janji terlebih dahulu. Dan sekarang tuan Reza sedang berada di luar." Berkata ramah, bertanya dengan senyum kecil menghiasi wajah ayunya. Resepsionis itu sangat sopan.

"Apakah untuk seorang sahabat harus punya janji? Denger, saya sahabat Reza!" Penuh dengan penekanan, dagu mengangkat.

Tersenyum kecil "tidak memandang siapapun, jika ingin bertemu tuan maka harus punya janji terlebih dahulu."

"Saya gak perduli, dimana ruangan Rez---

----REZA!"

Brugh

Membeku, Reza terhubung ke belakang di tubruk oleh perempuan asing yang tidak dia kenal.

Brugh

Reza mendorong tubuh perempuan yang tiba tiba memeluknya, Rani mundur beberapa langkah karena dorongan Reza.

Meski kaget karena di dorong namun tidak menyurutkan senyum manis Rani. "Ya, ampun! Reza. Kamu makin ganteng aja."

"Kamu masih kenal kan sama aku? Aku Tarani, teman kamu waktu SMA, cinta pertama kamu! Reza, kamu ingat kan? Maaf ya dulu aku ninggalin kamu karena aku ilfeel sama kamu!" Rani menggebu gebu bertanya. Sekarang dia di pandang oleh beberapa karyawan dengan tatapan berbeda-beda dan bertanya tanya.

Hallo, Mr. Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang