Suara gemericik air terdengar membuat mata seorang lelaki yang sedang terlelap terbuka perlahan, Reza, lelaki itu menggeliat lalu mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya. Karena kebiasaannya, Reza mengucek matanya beberapa kali, menguap lebar, sontak matanya terbelalak saat tidak mendapati istrinya tidak ada di sampingnya.
"Sayang!" Melompat turun dari kasur Reza berjalan mendekati asal suara gemericik air.Bodo amat dengan kolor nya yang melorot, Reza tidak memakai baju atasan hanya kolor pendek. Terdiam, Reza mengangkat kolor nya "kenapa gue gak pake Daleman ya?" Mesem mesem, Reza kembali berjalan "tadi malem kan habis jenguk Dede bayi." Terserahlah Rez, terserah!
"Mandi dia?" Gumamnya, enatah pikiran iblis atau apa, Reza malah mengintip istrinya yang sedang mandi. Memudahkan Reza karena kamar mandi yang ada di kamarnya menggunakan kaca, meski tidak bening namun buram. Tak apa, masih terlihat seluit hitamnya.
"Ajig! Pagi pagi udah ngitp, bintit gak ya?" Reza menggeleng "dia istri gue masa bikin bintit, bukan bintit tapi malah dapet pahala, hihi!" Tertawa kecil, menutup mulutnya takut terdengar oleh July, dia semakin mendekati kaca. Bibirnya membola melihat seluit hitam yang berleok leok kesana kemari.
Meneguk ludahnya, Reza meringis, kedua selangkangan nya dia dekatkan, ck, sial! punya nya terkedut kedut.
"Aaaaaaa, Ndak tahan!" Merengek sambil tangannya menghalangi kepunyaannya. Dengan keberanian yang dia punya Reza mendorong sedikit pintu kaca itu, melihat kedalam. Sungguh! Pemandangan pagi yang sangat indah!
"Masyaallah, nikmat pagi," Reza ngiler, mulutnya menganga. Menggeleng menjilat ludahnya sendiri.
"MAS!"
"ASTAGA!" Cepat cepat July mengambil handuk kimono nya. Buru buru dia memakainya "ASTAGA SAYANG, HATI HATI!" Menabrak pintu Reza mendekati July, dia menuntun July "hati hati dong! Gak usah lari gitu!" Reza malah memarahi July, dia takut July terkatuh, perempuan itu tidak hati hati malah berlari kecil saat mengambil handuk.
"Salah sendiri kenapa kamu ngintip hah?!" Melotot, July membelitkan tali kimono itu.
"Kamu dari tadi liat aku mandi kan? Ngaku!!"
Menggaruk lehernya yang tidak gatal, Reza cengengesan, mengangguk "hehehe, maaf sayang."
Mendorong Reza, July mendelik memutar bola matanya tajam "semoga bintitan, aamiin!" Mengangkat tangannya atas atas, July mengusap wajahnya. Meninggalkan Reza yang masih di dalam kamar mandi.
Reza mengerjakan, "sayang!" Berlari, Reza menggeleng terus berkata amit amit "nggak boleh doa gitu dong! Nanti aku bintitan beneran gimana? Besok mau meeting lagi ke Makassar."
"Bodo amat!"
"Sayang, kan kita suami istri, apapun yang kita lakukan itu berpahala. Jadi aku gak mungkin bintitan kan? Tapi malah pahala!"
Reza jadi takut bintitan sekarang.
"Terserah lah, terserah kamu!"
Memelas, Reza mendekati July, memeluk July dari belakang. Pantulan keduanya ada di kaca, Reza mengendus aroma tubuh July, mengecup basah bahu istrinya yang terbuka.
"Diem! Mandi sana, kamu itu kotor!"
"Nggak kok!"
Berbalik, July menabok wajah Reza dengan CD nya "MANDI BESAR SANA!"
.....
"Makan nya yang banyak, jangan sedikit sedikit gitu!" Menegur, Reza menambahkan nasi kedalam piring istrinya, Reza heran, dulu, July sangat suka makan dan makannya selalu banyak, tapi sekarang? Kalau tidak dipaksa atau tidak di ancam July mana mau makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mr. Husband [Selesai]
Random[spin off 'menikah dengan CEO?' cerita sahabatnya Aya!] .... "Will you marry me?" Terdiam kaku dengan mulut menganga, ungkapan tadi membuat dirinya terkejut bukan main. Lelaki didepannya melamarnya? Sang duda melamarnya? "E-egh....." "Saya tidak men...